2.3.1 Prosedur Kontrol Infeksi
Dalam praktek kedokteran gigi, kontrol infeksi meliputi beberapa prosedur penting yaitu : evaluasi pasien, perlindungan diri, sterilisasi, pembuangan sampah
bekas praktek dan desinfeksi.
1,29,30
2.3.1.1 Evaluasi Pasien
Pasien yang datang berobat harus dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui riwayat kesehatan yang lengkap dan data hasil pemeriksaan tersebut harus diperbaiki
pada tiap kunjungan berikutnya, hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui adanya kemungkinan terjadinya infeksi silang pada praktek dokter gigi.
1,28,29
2.3.1.2 Perlindungan Diri
Terdapat beberapa perlindungan diri di praktek dokter gigi antaranya kebersihan diri, pemakaian baju praktek, proteksi misalnya penggunaan sarung
tangan, kacamata, masker, dan imunisasi. Kebersihan diri yang baik dapat mengurangi terjadinya infeksi silang di praktek dokter gigi. Secara umum seorang
dokter gigi harus menghindari memegang sesuatu yang tidak dibutuhkan pada waktu merawat pasien, hindari kontak tangan dengan mata, hidung, mulut, dan rambut serta
hindari memegang luka. Selain itu, dokter gigi juga harus menutupi luka atau lecet- lecet pada jari dengan plester karena luka tersebut dapat merupakan tempat masuknya
mikroorganisme pathogen dan mencuci tangan baik sebelum dan sesudah merawat pasien.
1,28,29
2.3.1.3 Sterilisasi Alat dan Bahan
Sterilisasi adalah proses yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme dan dilakukan dalam empat tahap yaitu pembersihan sebelum sterilisasi,
pembungkusan, proses sterilisasi dan penyimpanan yang aseptik. Disamping itu, sistem dental unit air juga harus dibersihkan dan bebas dari biofilm dan kontaminan
anorganik lainnya, juga melakukan pembersihan secara berkala. Air atau bahan irigasi yang digunakan untuk perawatan pasien harus bebas dari mikroba.
1,28,31
Dalam bidang kedokteran gigi, sterilisasi dapat dicapai melalui beberapa tahap yaitu:
a Autoclave Di antara metode sterilisasi, sterilisasi uap adalah yang paling diandalkan dan
ekonomis. Sterilisasi uap digunakan untuk barang-barang kritis dan semikritis yang tidak sensitif terhadap panas dan kelembaban. Sterilisasi uap memerlukan pemaparan
langsung dari setiap item untuk langsung menguapnya pada suhu dan tekanan dalam jangka waktu yang tertentu untuk membunuh mikroorganisme.Gambar 5
Gambar 5. Autoclave
26
b Dry Heat Strerilisasi dry heat digunakan untuk sterilisasi material yang dapat rusak oleh
sterilisasi panas yang lembab misalnya, bur dan beberapa instrumen ortodontik. Walaupun dry heat memiliki keuntungan biaya operasional yang rendah dan tidak
korosif, namum penggunaan alat ini membutuhkan waktu proses yang lama dan temperatur yang tinggi sehingga tidak cocok untuk beberapa barang dan
instrumen.Gambar 6
Gambar 6. Dry Heat.
26
c Unsaturated chemical vapor Sterilisasi unsaturated chemical vapor melibatkan pemanasan larutan kimia
alkohol primer dengan 0.23 formaldehyde pada ruangan tertutup bertekanan. Unsaturated chemical vapor mensterilisasi instrumen carbon steel misal bur dental
dan menghasilkan korosi yang lebih sedikit dibandingkan sterilisasi uap karena rendahnya tingkat air yang terdapat selama siklus. Instrumen harus dalam keadaan
kering sebelum melakukan sterilisasi.
2.3.1.4 Pembuangan Sampah Bekas Praktek