Kontak Langsung Perkutaneus Inhalasi aerosol atau droplet yang patogen Kontak Tidak Langsung

2.2.2.5 Dari Saluran Air Dental Unit ke Pasien

Air yang digunakan selama perawatan gigi dapat menjadi salah satu faktor dalam penularan penyakit. Kolonisasi bakteri pada saluran air di dental unit terjadi dengan pembentukan biofilm, yang melepaskan mikroorganisme planktonik dalam jumlah yang tinggi. Mikroorganisme planktonik ini dapat masuk ke dalam mulut pasien melalui air dari turbin atau melalui semprotan air dari dental unit dan air kumur. Dalam sebuah studi yang dilakukan di Jerman pada tahun 1995 telah menunjukkan bahwa terdapat jumlah yang tinggi mikrobakteri non-tuberculosis Mycobecterium gordonae, flavescens, chelonae, simiae yang dapat tertelan, terhirup atau diinokulasi ke dalam luka pada rongga mulut pasien selama perawatan gigi melalui semprotan air atau air pendigin dari dental unit. 23,27,28

2.2.3 Cara Penularan Penyakit pada Infeksi Silang

Di bidang kedokteran gigi, menurut Kohli dan Puttaiah 2007, terdapat beberapa cara penularan penyakit berdasarkan keparahannya antara lain: 27,28

2.2.3.1 Kontak Langsung

Penularan infeksi melalui kontak langsung dapat terjadi apabila tersentuh atau terpaparnya kulit yang tidak utuh terhadap lesi oral yang menginfeksi, permukaan jaringan yang terinfeksi, atau cairan yang terinfeksi dan percikan cairan yang terinfeksi. Selain itu, dapat terjadi penularan secara langsung melalui hasil cetakan yang mengandung saliva yang terinfeksi. Penularan melalui kontak langsung merupakan penularan dengan resiko yang tinggi. Gambar 1 Gambar 1.Cara penularan infeksi melalui kontak langsung. 26

2.2.3.2 Perkutaneus

Inokulasi mikroba dari darah dan saliva dapat ditularkan melalui jarum, pisau bedah atau benda tajam lainnya. Penularan melalui perkutaneus merupakan penularan dengan resiko yang tinggi. Gambar 2 Gambar 2. Cara penularan infeksi melalui Perkutaneus. 26

2.2.3.3 Inhalasi aerosol atau droplet yang patogen

Menghirup bioaerosol yang mengandung material infektif saat menggunakan handpiece dan scaler atau droplet nuclei yang berasal dari batuk dapat menyebabkan terjadinya penularan infeksi. Penularan melalui inhalasi aerosol atau droplet yang patogen merupakan penularan dengan resiko sedang.Gambar 3 Gambar 3. Cara penularan infeksi melalui inhalasi aerosol atau droplet yang patogen. 26

2.2.3.4 Kontak Tidak Langsung

Penularan melalui kontak tidak langsung dapat terjadi apabila seseorang menyentuh permukaan benda mati yang terkontaminasi pada ruangan perawatan, dental unit atau pada ruang operasi. Gambar 4 A B Gambar 4. Cara penularan infeksi melalui kontak tidak langsung. A Tersentuh meja yang terkontaminasi. B Dental unit yang terkontaminasi tanda panah. 8,26 Resiko transmisi penyakit bervariasi tergantung dari daya tahan tubuh host, virulensi, infektivitas organisme, dosis atau jumlah mikroorganisme, waktu pemaparan, dan cara transmisi. Kontrol terhadap virulensi organisme patogen atau mengurangi kerentanan pasien hampir tidak mungkin dilakukan. Petugas klinis harus mengerti tentang proses penyakit, route transmisi, metode mengontrol transmisi, dan mengimplementasikan proteksi diri selama praktek sebagai pencegahan terhadap infeksi silang. 29

2.3 Kontrol Infeksi

Dasar pemikiran untuk kontrol infeksi adalah untuk “mengkontrol” infeksi iatrogenik, nosokomial diantara pasien dan paparan potensial pada petugas kesehatan terhadap penyakit selama perawatan. Istilah kontrol infeksi tidak berarti pencegahan total terhadap infeksi iatrogenic dan nosokomial diantara pasien, paparan selama perawatan terhadap darah dan material yang berpotensi menginfeksi lainnya, namun istilah tersebut memiliki pengertian mengurangi resiko transmisi penyakit. Resiko transmisi penyakit bervariasi tergantung dari daya tahan tubuh, virulensi, infektivitas organisme, dosis atau jumlah mikroorganisme, waktu pemaparan, dan cara transmisi. Kontrol terhadap virulensi organisme patogen atau mengurangi kerentanan pasien adalah hampir tidak mungkin. Petugas klinis harus mengerti tentang proses penyakit, route transmisi, metode mengkontrol transmisi, dan mengimplementasikan kontrol infeksi selama perawatan untuk memutus rantai infeksi. Imunisasi terhadap penyakit, penggunaan peralatan pelindung, pengawasan pada teknik dan tempat kerja, desinfeksi permukaan atau peralatan, sterilisasi instrumen, dan penggunaan protokol aspetik selama perawatan harus selalu dilakukan. 29 Di bidang kedokteran gigi, protokol dan prosedur yang terlibat dalam pencegahan dan pengendalian infeksi adalah untuk mengurangi kemungkinan risiko atau infeksi silang yang terjadi di prakek dokter gigi, sehingga dapat menghasilkan lingkungan yang aman bagi dokter gigi, staf dan pasien. 22 Dokter gigi tidak mungkin yakin bahwa pasien yang datang untuk perawatan giginya adalah carrier mikroorganisme infektif atau bukan, oleh karena itu semua pasien yang datang harus dianggap merupakan carrier dari mikroorganisme patogen. Semua prosedur klinis yang dilakukan pada pasien harus menggunakan kontrol infeksi yang umum. 1