Situasi dan Kondisi KOHATI Cabang Ciputat di Era Tahun 1970-1980

38 BAB III PERKEMBANGAN KOHATI CABANG CIPUTAT PADA PERIODE 1970-1980

A. Situasi dan Kondisi KOHATI Cabang Ciputat di Era Tahun 1970-1980

KOHATI Cabang Ciputat terletak di Kecamatan Ciputat, Kabupaten Banten, Provinsi Jawa Barat. Dan sekarang adalah terletak di bawah Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Di era tahun `70 -`80an, 39 tahun yang lalu, Ciputat tak ubahnya sama dengan wilayah – wilayah lain, yang belum semodern sekarang, berkembang dan maju lebih pesat seperti sekarang ini. Bila dilihat dari letaknya, Ciputat merupakan daerah yang strategis, karena letaknya yang berada di tengah – tengah kota. Masuk kedalam provinsi Banten, berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Seperti yang dilaporkan PB HMI bahwa perkembangan KOHATI sangat cepat karena HMI sebagai induknya sudah ada di berbagai cabang, yang membawahi komisariat, rayon, di seluruh Indonesia. Pada usianya yang kedua setengah tahun, sejak didirikannya KOHATI pada tahun 1966, KOHATI berhasil membentuk 70 cabang dari 110 cabang HMI. Dari perkembangan ini, dibeberapa tempat terjadi konflik secara organisatoris disebabkan adanya penyempurnaan organ KOHATI. Konflik antara KOHATI dan HMI pada saat itu, timbul karena HMI kurang mampu mengelola organisasi dengan baik, sehingga KOHATI terdorong kearah ekslusif. Hal ini pun diakui KOHATI sendiri. Akibatnya dibeberapa cabang terjadi salah tindak dan salah pengertian antar HMI-wan dan HMI-wati mengalami ekslusifisme dan sentrifugalisme. Akibatnya HMI menganggap KOHATI ingin melepaskan diri dari HMI, sementara KOHATI sendiri seolah-olah seperti di lepaskan dari HMI. Ini semua terjadi karena kurangnya koordinasi HMI. 1 Untuk mengantisipasi persoalan –persoalan yang timbul, dilakukan perbaikan mekanisme organisasi baik mikro maupun makro. Komunikasi timbal balik antara KOHATI dengan HMI, dan komunikasi antar sesama aparat KOHATI ditingkatkan. Juga dilakukan pembinaan personil KOHATI secara kuantitatif maupun kualitatif melalui perkaderan khusus HMI-wati. Sementara itu, di forum – forum ekstern, peranan KOHATI cukup menentukan baik dalam KAWI Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia, KOWANI Koordinasi Wanita Indonesia, GOWI Gerakan Organisasi Wanita Indonesia, maupun Koordinasi Wanita Sekber Golkar. Di Tingkat Nasional KOHATI terlibat secara signifikan di organisasi- organisasi Federasi organisasi perempuan di tingkat nasional seperti : 1 Kowani Kongres Wanita Indonesia 2 KNKWI Komite Nasional kedudukan Wanita Indonesia 3 BMOIWI Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia 4 GOWI Gerakan Organisasi Wanita Indonesia 1 Agussalim Sitompul, Menyatu dengan Umat Menyatu dengan Bangsa; Pemikiran Keislaman –Keindonesiaan HMI 1947-1997, Jakarta : Logos, 2002, hal. 230-231 5 Dan lain-lain Sedangkan di tingkat Cabang, KOHATI Cabang juga banyak terlibat dengan organisasi-organisasi wanita di tingkat Provinsi atau Kabupaten atau Kecamatan. 1 BKOW Badan Koordinasi Organisasi Wanita 2 Dharma Wanita 3 PKK di tingkat Provinsi ataupun Kabupaten 4 Dan lain-lain Adalah sangat wajar apabila sebuah komunitas yang heterogen dipertanyakan masalah keterbukaan terhadap eksponen diluar komunitasnya. Terlebih lagi tidak semua HMI-wati masuk dan beraktivitas didalam wadah KOHATI. Bukan berarti berbicara KOHATI menafikan peran HMI-wati di luar struktur akan tetapi secara organisatoris, berbicara KOHATI adalah berbicara kebutuhan dan kepentingan HMI-wati. Dan peran mereka pun patut diperhitungkan tidak dapat dipungkiri, terkadang HMI-wati tidak mengerti lembaga KOHATI dan seringkali mereka menganggap badan khusus ini mengganggu aktivitas HMI-wati. Seyogyanya semua permasalahan organisasi ini diselesaikan dengan mekanisme organisasi. 2 Sekilas dinamika perkembangan KOHATI dari periode ke periode : 2 www.pbkohati.com 1. KOHATI pada periode 1970-1971, pada periode ini kegiatan KOHATI di beberapa cabang meningkat pesat, baik secara internal maupun eksternal. Namun setiap perjalanan sebuah kepengurusan tidak akan terlepas dari hambatan-hambatan, terutama pandangan terhadap hadirnya lembaga KOHATI. Gejala ini sebenarnya wajar terjadi sebagai reaksi terhadap muncul bentuk baru, hanya disayangkan sekali, salah pengertian ini tidak bisa segera diimbangi dengan mencoba mempelajari yang sebenarnya dari Korps HMI-wati. Bahkan di beberapa cabang karena ditambah dengan bermacam-macam faktor lain terjadi salah tindak dan salah pengertian antara HMI-wan dengan HMI-wati yang menimbulkan penilaian negatif itu antara lain : ekslusivisme dan sentrifugalisme, sehingga HMI menganggap KOHATI ingin melepaskan diri dari HMI. Sementara KOHATI merasakan seolah-olah dilepaskan dari HMI karena sedikitnya bimbingan dari HMI. 2. KOHATI Pada periode 1971-1974, perjalanan kepengurusan periode ini dimulai dengan program kerja yang dilaksanakan tetap mengacu kepada keputusan hasil kongres X HMI yang meliputi pembinaan HMI-wati dan pembinaan struktur, dimana pada tingkat pelaksanaannya masih dirasakan belum mencapai target yang diinginkan karena dalam laporan kerja KORNAS Koordinator Nasional KOHATI PB HMI yang terbentuk pada Kongres ke VII, di Jakarta pada tanggal 14 September 1963 3 , diakui bahwa kurangnya bimbingan dan koordinasi dari pihak kornas sendiri. 3 Modul LK Latihan Kader I anggaran dasar HMI pasal 20. Adapun aktivitas ekstern yang dilakukan juga masih terbatas pada tingkat partisipasi menghadiri dan mengikuti acara-acara undangan yang masuk. Program kerja intern KOHATI diorentasikan pada pemantapan eksistensi organisasi, dengan melakukan pengkajian terhadap fungsi, analisis tujuan, dan Pedoman Dasar KOHATI serta melakukan perumusan pedoman perkaderan khusus KOHATI. Kecenderungan HMI-wati hanya aktif menangani masalah kewanitaan disinyalir diakibatkan oleh struktur KOHATI. Kesempatan KOHATI menduduki struktur kepengurusan di berbagai organisasi membawa pengaruh terhadap perkembangan tersebut. Namun setelah dilakukan pengkajian dan pembahasan disepakati bahwa akar persoalannya terletak pada implementasi pemahaman seluruh jajaran HMI dalam melihat KOHATI, sehingga yang harus dibenahi adalah mekanisme organisasi dan orientasi perkaderannya. 3. KOHATI periode 1974-1976, dalam periode ini dibidang intern telah berhasil menerbitkan sebuah buku ya ng berjudul “Perspektif Wanita Indonesia dan KOHATI”, selain itu, juga mulai menerbitkan Buletin Media KOHATI yang muncul setiap 3 bulan sekali dan selama satu periode mampu hadir 7 kali penerbitan. Kegiatan lainnya membuat diskusi panel “Tinjauan Tentang Pemilihan Ratu-Ratu di Indonesia”. 4. KOHATI periode 1976-1978, pada periode ini pengurus merasakan bahwa secara kuantitas, personel kepengurusan belum memenuhi harapan untuk menjalankan seluruh aktivitas yang ada. Dalam pembinaan personel, up grading KOHATI yang secara formal dijadikan ujung tombak peningkatan pemahaman soal ke-KOHATI-an ini, ternyata dinilai masih belum juga berjalan secara efektif. 5. KOHATI periode 1978-1980, pada periode ini, belum lagi hasil restrukturisasi KOHATI secara nasional dari Departemen Kewanitaan menjadi lembaga semiotonom KOHATI menampakkan hasil yang optimal, konsolidasi KOHATI secara nasional agak “terganggu” dengan adanya pengunduran diri Ketua Kornas KOHATI. Untuk itu praktis tugas- tugas operasional dikerjakan hanya oleh Departemen dan pejabat Ketua Kornas KOHATI. Tentu saja implikasi selanjutnya hal ini membawa pengaruh pada soal “maju” atau “mundur”nya perkembangan KOHATI di daerah-daerah. Dalam periode ini efisiensi dan efektivitas forum ilmiah sudah semakin ditingkatkan. Sampai dengan akhir kepengurusan KORNAS KOHATI periode ini, tidak ada lagi catatan peristiwa khusus dan menonjol. Sekilas tentang prestasi struktural yang di capai oleh kader KOHATI Cabang Ciputat di tingkat KORNAS KOHATI PB HMI adalah sebagai berikut : 1. Nurhayati Djamas terpilih sebagai Ketua KORNAS KOHATI PB HMI pada tahun 1975-1977. 2. Rifqiaty AS terpilih sebagai Ketua KORNAS KOHATI PB HMI pada tahun 1977-1979 3. Ani Faiqoh terpilih sebagai Ketua KORNAS KOHATI PB HMI pada tahun 1979-1981, yang kemudian mengundurkan diri dan secara operasional KORNAS KOHATI PB HMI Periode ini dilaksanakan oleh Tati Hartimah Cabang Ciputat, Fardiah Bachmid Cabang Ciputat, dan Revrina Sukma Agusti Cabang Jakarta. 4. Tati Hartimah terpilih sebagai Ketua KORNAS KOHATI PB HMI pada tahun 1981-1983, pada Kongres PB HMI di Bandung dalam MUNAS Musyawarah Nasional KOHATI PB HMI dengan memperoleh suara 31 dari 39 Cabang peserta Kongres. Suara terbanyak kedua, dr. Ula Nuchrawati Usman memperoleh 5 suara. Kemudian ditetapkan menjadi Ketua KORNAS KOHATI PB HMI oleh Ketua Umum PB HMI periode 1981-1983 Ahmad Zacky Sirad. Adapun Jabatan-jabatan Ketua Umum KOHATI Cabang Ciputat periodisasi 1970-1980 yakni : 1. Pada tahun 19701971 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Maisaroh Yusuf. 2. Pada tahun 19711972 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Nurhayati Djamas. 3. Pada tahun 19721973 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Almh. Muslihah. 4. Pada tahun 19731974 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Rifqiaty. 5. Pada tahun 19741975 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Noor Jannah Shomad. 6. Pada tahun 19751976 KOHATI Cabang Ciputat di Pimpin oleh Almh. Ani Faiqoh. 7. Pada tahun 19761977 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Mimi Husmiaty Hasyim. 8. Pada tahun 19771979 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Dra. Tati Hartimah. 9. Pada tahun 19791980 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Attiroh Mukhtar. 10. Pada tahun 1980-1981 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Rahmi Fauziah. Seperti yang dilansir dari wawancara penulis dengan Noor Jannah Shomad, yakni beliau adalah Ketua Umum KOHATI Cabang Ciputat periode 1974-1975, yang berasal dari Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Di era kepengurusan beliau kegiatan yang pernah dilakukan KOHATI Ciputat terbagi dalam bidang ekstern dan intern. Dalam bidang intern yaitu silaturahmi dengan alumni. Bentuknya mengadakan arisan dan keterampilan. Dan dalam bidang ekstern yaitu pengembangan masyarakat melalui pengajian- pengajian majlis ta`lim yang diadakan setiap hari Jum`at 4 . Perkembangan intelektual pada masa beliau diadakannya up grading, basic training, intermediate training di KOHATI sekarang dinamakan LKK yaitu Latihan Khusus KOHATI, diskusi, seminar dan lain sebagainya. Selanjutnya tujuan KOHATI Cabang Ciputat pada masa kepengurusan beliau 4 Wawancara Langsung dengan Noor Jannah Shomad Pada hari Selasa, tanggal 01 Maret 2011. tidak ada yang khusus, sama dengan yang sekarang. Adapun kesuksesan yang pernah diraih KOHATI Cabang Ciputat kepengurusan Noor Jannah Shomad adalah di bidang ekstern KOHATI Cabang Ciputat bekerja sama dengan Darma Wanita dan juga pada tingkat kecamatan. Sedang di bidang intern yaitu mengadakan bazaar, dan mengadakan lomba bayi sehat. Pada periode ini pembinaan intelektual melalui up grading adalah yang paling menonjol. Karena terbinanya ikatan antara alumni dan anggota KOHATI Cabang Ciputat. Dari adanya silaturahmi yang terus terjalin itulah antara alumni dan anggota KOHATI Cabang Ciputat maka diadakannya arisan, keterampilan yang dilakukan di Cabang. Pada periode kepengurusan Noor Jannah Shomad, ada penerbitan bulletin. Bulletin tersebut dinamakan “Bunga Melati”. yang bermakna Harum, sesuai dengan an ggotanya yang keseluruhan adalah wanita. Bulletin “Bunga Melati” ini Terbit setiap tiga bulan sekali. Intinya tidak ada banyak perbedaan diantara kepengurusan sebelum dan sesudahnya dari tiap-tiap periode kepemimpinan Ketua Umum KOHATI. Selanjutnya wawancara penulis dengan salah satu pelaku sejarah KOHATI di era tahun 1980-1981, yakni Rahmi Fauziah, kelahiran Bandung 01 Januari 1959. Beliau menjelaskan bahwa Ciputat di era tahun 1970-1980 saat itu sangatlah berbeda jauh dengan masa kini, semua masih serba minim, di sekitar Ciputat saat itu hanya ada kebun karet, angkutan umum pun saat itu belum banyak seperti saat ini, yang kalau sekarang dimana-mana serba macet. Komunikasi handphone pun belum ada. Berjalan ditengah malam sekalipun pada masa itu tidak ada ketakutan, karena berjalan bersama dengan kawan- kawan. Selanjutnya beliau juga menerangkan bahwa beliau menjabat sebagai Ketua Umum KOHATI Ciputat pada tahun 1980-1981. Yang berasal dari Fakultas Adab dan Humaniora, jurusan Bahasa Dan Sastra Arab. Masuk Fakultas Adab pada tahun 1976-1983. Pada saat beliau menjabat sebagai Ketua Umum KOHATI saat itu tidak berjalan mulus perkembangannya, karena ada masalah pribadi yang menyangkut dirinya, bisa dibilang saat itu adalah masa kegagalan. Namun itu semua tidak menghambat kinerja kepengurusan beliau pada periode 1980-1981 5 . Kepengurusan bunda Rahmi Fauziah tidak berbeda dengan kepengurusan pada periode-periode sebelumnya. Semua kegiatan dilaksanakan, seperti mengadakan seminar, diskusi, mengadakan up grading, basic training, dan lain sebagainya. Semua kegiatan intra maupun ekstra kampus diikuti oleh kebanyakan mahasiswa IAIN Jakarta. Kegiatan yang pernah dilakukan KOHATI Cabang Ciputat pada masa kepengurusan bunda Rahmi Fauziah ini adalah mengadakan up grading, basic training, seminar, arisan, merayakan hari-hari besar seperti hari Kartini, Maulid Nabi Muhammad SAW, serta Isra’ Mi’raj. Kumpul-kumpul di Komisariat adalah hal yang selalu dilakukan, ada atau tidaknya kegiatan, tetap berkumpul di Komisariat. Jika tidak berorganisasi, maka tidak akan ada 5 Wawancara Langsung dengan Rahmi Fauziah pada hari Jum’at, tanggal 25 Februari 2011. kegiatan apa-apa. Seperti r utinitas mengikuti acara majlis ta’lim yang dilaksanakan setiap malam Jum’at. Kegiatan intra kampus yang dilakukan oleh pihak akademik kampus seperti Fosma sekarang Propesa, Penerimaan Mahasiswa Baru, Bimbingan, serta menyediakan akomodasi untuk acara tersebut. Semua mahasiswa IAIN Jakarta turut serta ambil bagian dari acara tersebut, terlebih para anggota HMI-wan dan HMI-wati. Acara berkumpul di rumah-rumah alumni pun kerap dilakukan, seperti mengadakan acara membuat kue, masak-masak, semua yang memberikan arahan itu adalah para alumni. Keterkaitan antara alumni dan KOHATI begitu dekat. Semua berbaur menjadi satu, adanya keterikatan yang begitu erat pada masa itu. Menurut beliau tujuan KOHATI pada saat itu sama saja dengan masa kini. Visi-misi tidak jauh berbeda. Pada saat itu Komisariat HMI dan KOHATI hanya ada empat Fakultas yang ada di IAIN Jakarta, yakni Fakultas Tarbiyah, Adab, Syariah dan Ushuluddin. Selanjutnya, peristiwa politik kampus yang terjadi pada tahun 1978 yang bertepatan dengan peringatan SUPERSEMAR Surat Perintah Sebelas Maret yakni pemerintah Orde Baru mengeluarkan kebijakan tentang NKK- BKK Normalisasi Kehidupan Kampus - Badan Koordinasi Kemahasiswaan yang dikenal sangat merugikan kehidupan berorganisasi para aktivis gerakan, bunda Rahmi menjelaskan pada saat itu kampus IAIN Jakarta diserang oleh kelompok tentara berseragam menggunakan bayonet, dan pentungan serta mengokong senjata. Banyak korban berjatuhan dan dilarikan ke Rumah Sakit. Sebelum peristiwa itu terjadi, 2 hari sebelumnya di kampus IAIN Jakarta sudah melakukan aksi demo besar-besaran. Bahkan Rektor IAIN Jakarta sendiri yang saat itu di pimpin oleh Prof. Dr. Harun Nasution pun terluka dan bahkan ditangkap oleh pihak tentara berseragam itu. Anggota KOHATI banyak yang membantu menolong para korban yang berjatuhan dan bahkan ada yang menjadi korban, hingga secara bergantian harus menemani korban di Rumah Sakit. Tak pelak peristiwa ini sungguh sangat memilukan. Setelah peristiwa itu terjadi, kampus IAIN Jakarta situasinya berjalan normal. Pada masa-masa saat itu, semuanya apapun yang menjadi kebutuhan masih dalam serba yang sangat sederhana dan terbatas. Masih kental dengan komunisme, komunikasi anggota, komunikasi yang lancar merupakan sarana utama dalam menjalankan roda organisasi, untuk itu KOHATI mencoba berupaya memperlancar komunikasi timbal balik, baik melalui surat menyurat. Dan acap kali setiap pertemuan, mengusahakan untuk berkomunikasi, walaupun tingkat kesempurnaannya tidak terlalu tinggi, karena pada saat itu semuanya serba terbatas. Dengan keadaan yang serba terbatas dan sangat sederhana, dimulai dari minimnya buku-buku, masalah pendanaan, perkaderan organisasi, diskusi yang sulit saat itu dikarenakan pembicara yang jarang hadir, kendaraan yang sulit didapat, dan masih banyak lagi hal-hal yang sekiranya itu semua menjadi penghambat untuk kesuksesan sebuah organisasi. Namun itu semua tidak menghalangi niat akan berkembang dan majunya organisasi KOHATI Cabang Ciputat. Perjalanan yang panjang semenjak KOHATI ada di Ciputat ini, sudah banyak yang berkembang dan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Apalagi kalau kita kaitkan dengan keadaan sekarang, masa tuntunan profesionalisasi anggota sangat menjadi permasalahan. Di wilayah sendiripun KOHATI tidak pernah ketinggalan dalam mengikuti peningkatan-peningkatan diri, hal ini tentunya berkat keadaran tersendiri, misalnya tanpa diutus secara langsung juga mengikuti training seperti basic, intermediate dan sebagainya. KOHATI dituntut untuk tumbuh menjadi putra-putri Islam yang berpendidikan tinggi, KOHATI dituntut untuk tumbuh menjadi istri-istri yang bijaksana, kekasih suami yang serba bisa, KOHATI dituntut untuk menjadi ibu-ibu yang bisa membina anak-anaknya menjadi insan akademis, pencipta, pengabdi yang bertaqwa kepada Allah SWT. KOHATI dituntut untuk menjadi wanita-wanita dinamis, kreatif, dan sadar bahwa ia adalah masyarakat yang mempunyai tanggung jawab terhadap pembangunan bangsa dan negaranya.

B. Hubungan Mahasiswi IAIN Jakarta Dengan Organisasi KOHATI