Permasalahan Pokok Tujuan Penelitian

10 mahasiswa sekarang mengalami penurunan drastis. Orientasi kuliah tak jelas dan lebih banyak mengarah pada pencapaian kepuasan sesaat 8 . Hal-hal tersebut di atas mendasari penulis untuk lebih jauh mengetahui: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN INTELEKTUAL MAHASISWA IAIN JAKARTA. Adapun alasan dari pemilihan judul tersebut dibuat untuk lebih mengetahui seputar peran KOHATI dan kaitannya pula dengan intelektual mahasiswi IAIN Jakarta pada masa itu. Pertanyaan itu ternyata mampu mengubah materi menjadi energi yang menggerakkan penulis untuk menelitinya secara mendalam dan sistematis agar penulis dapat lebih mengetahui peran KOHATI Cabang Ciputat serta pengaruhnya bagi mahasiswi IAIN Jakarta terhadap perkembangan intelektualitasnya.

B. Permasalahan Pokok

Permasalahan pokok yang dibahas dalam skripsi ini ialah peran KOHATI Cabang Ciputat pada kurun waktu antara tahun 1970-1980, serta pengaruhnya terhadap perkembangan intelektualitas mahasiswi IAIN Jakarta. Kajian ini difokuskan terhadap permasalahannya dibidang historio politik dan sosial. Untuk itu maka penulis merumuskan masalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan memandu dalam proses analisis masalah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain: 8 Redaksi Arrisalah, edisi 44 11 1. Program kerja apa sajakah yang pernah dilakukan KOHATI Cabang Ciputat di era tahun 1970-1980? 2. Siapa sajakah Ketua Umum-Ketua Umum KOHATI Cabang Ciputat periode 1970-1980? 3. Bagaimana perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta pada masa itu?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini berupaya menjelaskan peran KOHATI Cabang Ciputat pada periode 1970-1980, sebagai upaya untuk mengetahui historio organisasi mahasiswa pada saat itu. Selain itu juga pengaruhnya terhadap perkembangan intelektualitas mahasiswi IAIN Jakarta. Intelektual saat ini perkembangannya sudah sangat pesat, cepat dan tajam. Fokus kajian ilmu pengetahuan sudah menjamur dimana-mana, termasuk kajian ilmu tentang keperempuanan, khususnya di dunia politik. Organisasi-organisasi pun mulai bermunculan dengan beragam visi dan misinya serta tujuan yang hendak dicapainya. Walaupun muncul berbagai pertanyaan, apakah organisasi-organisasi tersebut sudah sesuai dengan masyarakat masa kini? Apakah organisasi itu sudah mampu menampung suara rakyat yang membutuhkan bantuannya? Lalu bagaimana dengan KOHATI Cabang Ciputat itu sendiri? Apakah perkembangannya sudah meningkat jauh sebelum perjuangan pendahulu- pendahulunya dalam membela kepentingan kaum perempuan dan umat pada umumnya? 12 Disini terlihat jelas bahwa gambaran besar keinginan KOHATI khususnya KOHATI Cabang Ciputat ingin membuktikan bahwa posisi ataupun status keberadaan badan khusus HMI yang diberi nama KOHATI adalah tidak lain untuk memperkuat posisi dari missi HMI ke dalam tubuh HMI, sebagai bagian dari tubuh HMI yang lahir dari rahim HMI itu sendiri. Bukan sebagai pesaing HMI, karena KOHATI lahir dari tubuh HMI, menginduk pada HMI. Sebagai upaya dalam mewakili tumbuhnya budaya masyarakat yang kurang banyak terhadap golongan masyarakat yang dianggap secara class-class atau komunitas perempuan. Bukankah kebaikan yang tidak terorganisir dengan baik akan dapat dikalahkan oleh keburukan yang tidak terorganisir dengan baik? Di situlah dibutuhkan pengorganisasian secara kelembagaan KOHATI. HMI sebagai organisasi tertua di Indonesia yang modern sudah harus melakukan spesifikasi dalam pelaksanaan tugasnya, yang dibentengi oleh AD ART Anggaran Dasar Rumah Tangga dan peraturan organisasi lain. Dan keberadaan KOHATI yang diwakili oleh Bidang Pemberdayaan Perempuan di HMI setidaknya telah menjalankan fungsi spesialisasinya untuk isu keperempuanan. Dan organisasi dimanapun didunia tidak dapat terhindar dari spesifikasi isu ini, kita diciptakan memang berbeda, dan kemudian untuk itulah kita saling melengkapi, bukan saling menghancurkan. Peran KOHATI Cabang Ciputat periode 1970-1980 dan pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual mahasiswi IAIN Jakarta sangat menarik untuk di tulis. Hal ini mengingat bahwa tulisan-tulisan yang berkenaan dengan 13 objek tersebut amatlah minim sekali, hal ini di karenakan terbatasnya sumber- sumber yang membahas perihal organisasi tersebut. Kalau bukan merupakan bagian kecil dalam konteks studi yang lebih luas, mayoritas para penulis dan para sarjana hanya membahas tentang induk dari KOHATI itu sendiri, yakni HMI. Sebagaimana kita tahu dan sebagian banyak orang membenarkan bahwa lebih mengenal HMI itu sendiri dibandingkan dengan KOHATI. Jika kita lakukan survey kebeberapa orang dan kita beri mereka pertanyaan hanya mengetest seputar pengetahuan mereka dengan pertanyaan: Tahukah anda KOHATI itu apa? Ya, mungkin kalau kita beri pertanyaan itu kepada mahasiswa- mahasiswi mayoritas mereka akan menjawab dengan kata ”ya” apalagi jika bertanya kepada kader HMI dan KOHATI itu sendiri. Lalu bagaimana dengan jawaban diluar perguruan tinggi? Kemungkinan besar mereka akan menjawab “tidak tahu”. Oleh karena itu disini penulis tergerak untuk membuat tulisan yang berkaitan dengan KOHATI. Agar kiranya siapapun dapat mengenal dan mengetahui dengan KOHATI itu sendiri. Peran KOHATI Cabang Ciputat khususnya periode 1970-1980 itu dipandang sangat berguna, terutama bagi mereka yang berminat meneliti tentang sejarah perkembangan KOHATI di Cabang Ciputat. Banyak dari kalangan masyarakat yang tidak mengetahui perihal tentang KOHATI dan perkembangan KOHATI itu sendiri. Mereka beranggapan bahwasanya KOHATI itu tidak penting dan tidak berkembang, padahal sebaliknya KOHATI berpengaruh besar pada periode 1970-1980. Dengan demikian penelitian ini selain dapat menjadi bahan revisi terhadap pandangan ketidaktahuan seperti yang di sebutkan di 14 atas. Peran KOHATI Cabang Ciputat pada periode 1970-1980, dapat di harapkan akan memberikan suatu informasi yang lebih mendetail mengenai peran KOHATI Cabang Ciputat periode 1970-1980, serta pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual mahasiswi IAIN Jakarta.

D. Landasan Teoritis