1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah dan Alasan Pemilihan Judul
Permasalahan perempuan senantiasa berkembang seiring dengan perubahan masyarakat. Pemikiran-pemikiran yang bersifat mendalam sangat
diperlukan, mengingat permasalahan tersebut merupakan hal yang sangat mendasar dan menuntut keluasaan dan kedalaman peran dan fungsi
perempuan. Pada gilirannya perempuan yang berkualitaslah yang dapat menjawabnya.
Perempuan sebagai salah satu elemen penting dalam masyarakat, khalifah di muka bumi, harus turut memainkan perannya dalam mewujudkan
masyarakat yang berkeadilan. Memperjuangkan kepentingan perempuan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam rangka
mewujudkan bangsa yang sejahtera, adil dan makmur. Sadar akan permasalahan seperti diuraikan di atas sejak awal Himpunan Mahasiswa Islam
HMI melalui Korps HMI-wati telah berusaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya mahasiswi dalam berbagai aspek
yang terkait dengan masalah-masalah perempuan secara akademis. Sebagai salah satu strategi memperluas missi Himpunan Mahasiswa Islam selanjutnya
ditulis HMI
1
di segala aspek, memperkuat kualitas dan peranan Korps HMI-
1
HMI Himpunan Mahasiswa Islam didirikan oleh Lafran Pane di Yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947. Dengan tujuan awal mempertahankan negara Republik Indonesia dan
mempertinggi derajat Republik Indonesia, Lihat Modul LK 1 Latihan Kader 1, Muhammad Ridwan Dkk, Ciputat: HMI Cabang Ciputat, Revisi terbaru 2009, hal. 1
2
wati, KOHATI secara kelembagaan dan struktural adalah sebagai badan khusus dalam HMI yang prioritas tugasnya terkait dengan pemberdayaan
perempuan dalam tubuh HMI
2
, dalam kegiatannya harus selalu bersinergi dengan HMI yang dalam realitas kegiatannya penuh dengan kebijaksanaan
yang dilandasi keimanan kepada Allah SWT, serta berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga selanjutnya ditulis ADART
yang dioperasionalisasikan penjabarannya dalam Pedoman Dasar KOHATI. KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-wati, KOHATI adalah
badan khusus HMI yang bertugas membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan
keperempuanan secara akademis. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 M di Solo.
KOHATI berkedudukan di tempat kedudukan HMI, dan KOHATI adalah bidang keperempuanan di HMI setingkat. Tujuan KOHATI adalah terbinanya
muslimah berkualitas Insan Cita. Muslimah dimaksud adalah dalam posisi dan perannya sebagai mahasiswa.
3
KOHATI secara struktural sebagai sebuah badan khusus HMI yang bersifat semi otonom dan berfungsi sebagai wadah untuk membina,
mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan serta mewujudkan kader muslimah yang
2
KOHATI Korps HMI_wati didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 di Solo, Lihat Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI
XIX, Optimalisasi Peran KOHATI Untuk Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI, MUNAS KOHATI Palembang 28 Juli
– 3 Agustus 2008, Jakarta: Yayasan Bina Insan Cita, 2008, hal. 76
3
Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI XIX, Optimalisasi Peran KOHATI Untuk Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI
…………..hal. 76
3
berkualitas Insan Cita. KOHATI sebagai organisasi kaum intelektual harus mampu melakukan peran-peran yang strategis dan ideologis secara internal
eksternal terutama memberikan masukan-masukan pemikiran akademis yang menyangkut kebijakan, karena wilayah tersebut membutuhkan kajian dan
analisis yang mendalam dari kaum yang terdidik dan terpelajar. KOHATI harus mampu memberikan warna dan sumbangsih pemikiran
terhadap kebijakan yang dihasilkan oleh negara. Di samping mengawal kebijakan, KOHATI juga harus mampu mengawasi perilaku-perilaku
masyarakat agar tidak mendiskriminasikan perempuan, karena bagaimanapun kebijakan yang sudah berspektif gender tidak akan ada artinya jika dalam
praktiknya kebijakan tersebut tidak diaplikasikan peran KOHATI yaitu analisis fungsi dan peran sebagai putri, istri, ibu, dan anggota masyarakat. Hal
yang paling menjadi perioritas utama KOHATI pada saat itu adalah ikut serta dalam perkembangan dan kemajuan pendidikan bagi anak-anak perempuan.
Oleh karenanya arah atau orientasi pengaderan khusus KOHATI sejak tahun 70`an bertumpu pada analisis fungsi, sejalan dengan program
pembangunan yang bertumpu pada Panca Dharma Wanita. Dengan fungsi dan peran di atas, KOHATI harus mampu memainkan perannya terutama yang
berkaitan dengan masa depan perempuan Indonesia. Dengan mengoptimalkan fungsi dan peran tersebut di atas, maka keberadaan KOHATI dapat diakui
oleh kalangan luas terutama yang menyangkut dengan bargaining position daya tawar. Hal ini dilakukan bukan dalam rangka pragmatisasi tetapi dalam
komposisi untuk memperjuangkan misi untuk mencapai tujuan.
4
Dewasa ini daya tawar KOHATI baik secara internal dan eksternal organisasi termasuk pada kelompok-kelompok perempuan strategis pun belum
banyak mengenal KOHATI. Agar kiprah KOHATI diakui dan dirasakan oleh kalangan luas perlu dirancang strategi yang matang oleh pengambil kebijakan
tentang KOHATI. Hal itu juga terkait dengan fungsi secara internal, karena bagaimanapun untuk melahirkan kebijakan eksternal juga membutuhkan
koordinasi yang rapi di internal organisasi dan program-program yang dirancang juga harus visioner.
Seiring dengan tuntutan zaman yang menghendaki terjadinya tranformasi pemikiran yang mengharuskan kader-kader HMI khususnya HMI-
wati harus mampu menyeragamkan pemahaman terhadap lembaga KOHATI sebagai wadah perjuangan sehingga dapat meminimalisir ancaman yang dapat
menghancurkan satu kesatuan KOHATI sebagai wadah perjuangan bersama. Salah satu ancaman tersebut adalah munculnya pola woman to move woman.
Isu dan gerakan perempuan merupakan isu dan gerakan yang telah mengglobal, boleh dikatakan bahwa hari ini gerakan yang lebih terpola dan
mainstream adalah gerakan perempuan, isu dan gerakan ini telah merambah keberbagai segmen termasuk menyentuh masyarakat paling bawah. Bahkan
Organisasi Internasional seperti PBB sekalipun telah mengeluarkan kebijakan CEDAW Committee on the Elimination of Discrimination againts Women
untuk memprioritaskan perempuan dalam membangun manusia. Dalam konteks Indonesia Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan
dalam memprioritaskan wanita yang tertuang dalam Undang-Undang Anti
5
Diskriminasi yaitu Undang-Undang nomor 0071984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277
4
. Untuk itu sudah seharusnya semua kebijakan yang dikeluarkan oleh negara harus
memperhatikan dan mengakomodir kepentingan perempuan. Mengingat belum semua komponen yang terkait dapat mengambil kebijakan tersebut
belum punya mainset yang berspektif gender, maka perlu dilakukan upaya advokasi oleh pihak-pihak yang punya sense of gender.
Sebagai sebuah organisasi kader, HMI memiliki suatu wadah pembinaan HMI-wati yang sangat tepat bagi HMI untuk siap menghadapi
masa pasca mahasiswa. Namun selalu saja tidak pernah lelah membicarakan keberadaannya dari kongres ke kongres. HMI sebagai sebuah organisasi yang
sudah dewasa sudah mampu untuk mengadakan spesialisasi dalam langkahnya KOHATI sebagai salah satu badan khusus yang ada di HMI, bukanlah suatu
badan khusus yang melakukan spesialisasi gerak langkahnya dimana ia bukan tempat perkumpulan HMI-wati, tetapi perkumpulan HMI-wati dalam bidang
keperempuanan. Keanggotaan KOHATI otomatis pasif karena semua HMI- wati ada di dalamnya. Dengan keberadaan wadah KOHATI, HMI-wati
mempunyai “laboratorium khusus” tempat melakukan riset dan pendalaman
4
httpbiro-pemberdayaan-perempuan-propinsi-ntt.comindex.php?=com contentview=articleid=15Itemid=24
6
ilmu mengenai hal-hal yang tidak dapat di bangku kuliah, namun sangat bermanfaat dalam hidup bermasyarakat kelak
5
. Selain dapat kendala dalam perkaderan, HMI-wati juga menghadapi
masalah baru dalam kultur HMI. Terdapat beberapa kebiasaan dan perilaku organisasi di HMI yang sering tidak melibatkan HMI-wati dalam partisipasi
politik dan forum pengambilan kebijakan strategis. Maka dibutuhkan kepekaan dalam melihat persoalan partisipasi politik HMI-wati dalam
mengetahui kebutuhan strategis dan spesifik perempuan. KOHATI PB HMI mengikuti dan selalu terlibat dalam pengambilan
keputusan di PB HMI serta melakukan pembinaan HMI-wati sebagai tugas utamanya. Namun terdapat kendala-kendala kultural dan juga struktural
sehingga tidak semua dapat terealisasi. Oleh karena itu perlu evaluasi dan juga langkah-langkah untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang terkait dengan
HMI-wati. Kondisi tersebut kemudian diperparah dengan ketidakpahaman kader HMI baik pengurus maupun anggota HMI-wan maupun HMI-wati
mengenai kelembagaan khusus ini. Ranah kerja organisasi menjadi simpang siur, karena ternyata terkadang tidak terdapat koordinasi yang baik antara
badan khusus ini dengan induknya HMI. Dan HMI pun kemudian luput melakukan koordinasinya terhadap badan-badan khusus yang dimilikinya.
Sehingga memang masih jauh dari harapan perempuan yang untuk dapat mempersiapkan diri menjadi tiang negara. Persiapan menjadi muslimah yang
lebih matang.
5
Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI XIX, Optimalisasi Peran KOHATI Untuk Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI
……………hal. 13
7
KOHATI Cabang
Ciputat terletak di Kecamatan Ciputat, Kabupaten Banten, Provinsi Jawa Barat. Dan sekarang adalah terletak di bawah Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Bila dilihat dari letaknya, Ciputat merupakan daerah yang strategis, karena letaknya yang berada di tengah
– tengah kota. Masuk kedalam provinsi Banten, berbatasan langsung dengan
DKI Jakarta. Seperti yang dilansir dari wawancara penulis dengan Noor Jannah
Shomad, Di era kepengurusan beliau kegiatan yang pernah dilakukan KOHATI Ciputat terbagi dalam bidang ekstern dan intern. Dalam bidang
intern yaitu silaturahmi dengan alumni. Bentuknya mengadakan arisan dan keterampilan. Dan dalam bidang ekstern yaitu pengembangan masyarakat
melalui pengajian-pengajian majlis ta`lim yang diadakan setiap hari Jum`at
6
. Adapun kesuksesan yang pernah diraih KOHATI Cabang Ciputat
kepengurusan Noor Jannah Shomad adalah di bidang ekstern KOHATI Cabang Ciputat bekerja sama dengan Darma Wanita dan juga pada tingkat
kecamatan. Sedang di bidang intern yaitu mengadakan bazaar, dan mengadakan lomba bayi sehat.
Selanjutnya wawancara penulis dengan salah satu pelaku sejarah KOHATI, yakni Rahmi Fauziah, Beliau menjelaskan bahwa Ciputat di era
tahun 1970-1980 saat itu sangatlah berbeda jauh dengan masa kini, semua masih serba minim, di sekitar Ciputat saat itu hanya ada kebun karet, angkutan
6
Wawancara Langsung dengan Noor Jannah Shomad Pada hari Selasa, tanggal 01 Maret 2011.
8
umum pun saat itu belum banyak seperti saat ini, yang kalau sekarang dimana- mana serba macet. Komunikasi handphone pun belum ada
7
. Kegiatan yang pernah dilakukan KOHATI Cabang Ciputat pada masa
kepengurusan bunda Rahmi Fauziah ini adalah mengadakan up grading, basic training, seminar, arisan, merayakan hari-hari besar seperti hari Kartini,
Maulid Nabi Muhammad SAW, serta Isra’ Mi’raj. Kumpul-kumpul di Komisariat adalah hal yang selalu dilakukan, ada atau tidaknya kegiatan, tetap
berkumpul di Komisariat. Jika tidak berorganisasi, maka tidak akan ada kegiatan apa-apa. Seperti
rutinitas mengikuti acara majlis ta’lim yang dilaksanakan setiap malam Jum’at. Kegiatan intra kampus yang dilakukan oleh pihak akademik kampus
seperti Fosma sekarang Propesa, Penerimaan Mahasiswa Baru, Bimbingan, serta menyediakan akomodasi untuk acara tersebut. Semua mahasiswa IAIN
turut serta ambil bagian dari acara tersebut, terlebih para anggota HMI-wan dan HMI-wati.
Mahasiswa sebagai salah satu komponen masyarakat terpelajar sangat penting dan sangat besar pengaruhnya di dalam laju pergerakan sebuah
bangsa. Dalam konteks Indonesia modern, mahasiswa telah terbukti berada di garda depan di dalam sejumlah proses perubahan sosial dan bahkan politik.
Tradisi intelektual di kalangan mahasiswa yang kritis, terkadang anti kemapanan, dan independent tidak pernah lahir begitu saja secara langsung.
7
Wawancara Langsung dengan Bunda Rahmi Fauziah, pada Hari Jum`at, tanggal 25 Februari 2011.
9
Hal ini selalu diawali dengan pergulatan pemikiran yang intensif, kritikal, dan terbuka. Dalam konteks IAIN, dimana nilai-nilai keagamaan sering menjadi
pertimbangan yang signifikan, atmosfir intelektualisme yang dikembangkan mungkin tidak selalu sejalan dengan tradisi intelektual yang berkembang pada
kampus-kampus Universitas dan Perguruan Tinggi umum. Namun demikian, ada hal yang perlu dicatat bahwa, kelompok-
kelompok studi mahasiswa yang sering menjadi tempat penggodokan berbagai ide-ide segar mahasiswa juga berkembang pesat di beberapa lingkungan IAIN.
Terlebih dilingkungan IAIN Jakarta. Akibatnya, terdapat beberapa garis benang merah yang menghubungkan antara sesama mahasiswa tersebut. Dan,
dari sini, muncul beberapa kelompok studi yang berkembang di lingkungan IAIN Jakarta yang juga diakui keberadaannya oleh kelompok-kelompok
lainnya. Dari pengamatan penulis, di lingkungan kampus IAIN Jakarta terdapat
beberapa kelompok studi dan diskusi mahasiswa, beberapa di antaranya cukup dikenal pada skala nasional pada akhir 80-an dan awal 90-an, seperti Formaci
Forum Mahasiswa Ciputat, Piramida Circle, dan Respondeo. Kampus sebagai tempat yang dikenal menampung para intelektual tidak
bisa dipisahkan dari budaya berdiskusi, membaca, menulis, dan berorganisasi. Namun seiring berjalannya waktu budaya itu mulai langka. Menurut Prof. Dr.
Thoha Hamim, mahasiswa IAIN supel tahun 70-an. Dia berpendapat bahwa
10
mahasiswa sekarang mengalami penurunan drastis. Orientasi kuliah tak jelas dan lebih banyak mengarah pada pencapaian kepuasan sesaat
8
. Hal-hal tersebut di atas mendasari penulis untuk lebih jauh mengetahui:
PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
MAHASISWA IAIN JAKARTA. Adapun alasan dari pemilihan judul tersebut dibuat untuk lebih
mengetahui seputar peran KOHATI dan kaitannya pula dengan intelektual mahasiswi IAIN Jakarta pada masa itu. Pertanyaan itu ternyata mampu
mengubah materi menjadi energi yang menggerakkan penulis untuk menelitinya secara mendalam dan sistematis agar penulis dapat lebih
mengetahui peran KOHATI Cabang Ciputat serta pengaruhnya bagi mahasiswi IAIN Jakarta terhadap perkembangan intelektualitasnya.
B. Permasalahan Pokok