Latar Belakang Masalah Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungiawab atas karya

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi, karena itu muncul kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini Wiwoho, 2008. Banyak perusahaan kini mengembangkan apa yang disebut Corporate Social Responsibility CSR. Pada prinsipnya CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekonomi, sosial, dan lingkungan atau ekologis kepada masyarakat, lingkungan, serta para pemangku kepentingan stakeholder. Tanggung jawab tersebut meliputi mencegah dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan terhadap pihak lain dan lingkungan serta meningkatkan kualitas masyarakat termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, dan lingkungan sekitar perusahaan. Corporate Social Responsibility Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sering juga dianggap inti dari etika bisnis, yang berarti bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal artinya kepada pemegang saham atau shareholder tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan stakeholder yang jangkauannya melebihi 2 kewajiban-kewajiban di atas ekonomi dan legal. Tanggung jawab sosial dari perusahaan merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Global Compact Initiative 2002 menyebut pemahaman ini dengan 3P profit, people, planet, yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba profit, tetapi juga mensejahterakan orang people, dan menjamin keberlanjutan hidup dalam planet ini Nugroho, 2007. Akhir-akhir ini topik mengenai Corporate Social Responsibility CSR semakin banyak di bahas di dunia, baik di media cetak dan elektronik, seminar ataupun konferensi. Perusahaan di dunia juga semakin banyak yang mengklaim bahwa mereka telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Penerapan Corporate Social Responsibility CSR tidak lagi dianggap sebagai cost, melainkan sebagai investasi perusahaan Herawati, 2007. Menurut http:www.kpmg.comGlobalenIssuesAndInsightsArticlesPublicationscorporate- responsibilityPagesde-facto-business-law.aspx , persentase perusahaan yang melaporkan pada inisiatif CSR 2008-2011 meningkat dari 74 menjadi 83 di Amerika Serikat, dari 62 menjadi 79 di Kanada, dan dari 91 menjadi 100 di Inggris. Berdasarkan survei tersebut dapat dilihat persentase peningkatan perusahaan yang melaporkan pada inisiatif CSR di wilayah Amerika dan Inggris mengalami peningkatan 9, sedangkan di wilayah Kanada mengalami peningkatan 17 selama 4 tahun. 3 Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya kini sudah tidak dapat diterima lagi. Karena perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan perhatiannya kepada lingkungan sosial. Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal investor dan kreditor tetapi juga karyawan, konsumen, masyarakat dan lingkungannya Purnasiwi, 2011. Semakin ketatnya persaingan di dunia usaha juga menuntut perusahaan untuk memikirkan strategi untuk memenangkan persaingan. Perusahaan harus terus meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan efisiensi. Menurut Jalal 2007, perkembangan topik CSR di perguruan tinggi di Indonesia juga menunjukkan sebuah peningkatan. Relatif cukup banyak mahasiswa berbagai strata membuat karya tulis akhir skripsi, tesis, maupun disertasi tentang CSR. Berdasarkan data yang dihimpun oleh situs http:www.csrindonesia.com kebanyakan dari mereka berasal dari fakultas ilmu sosial serta fakultas ekonomi dari berbagai perguruan tinggi. Kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial juga semakin meningkat. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan telah melaksanakan aktivitas sosialnya untuk memastikan bahwa hak- hak mereka telah terpenuhi. Utama 2007, menyatakan bahwa perkembangan 4 CSR terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim. Owen 2005 mengatakan bahwa kasus Enron di Amerika telah menyebabkan perusahaan-perusahaan lebih memberikan perhatian yang besar terhadap pelaporan sustainabilitas dan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Isu-isu yang berkaitan dengan reputasi, manajemen risiko dan keunggulan kompetitif nampak menjadi kekuatan yang mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi sosial. Beberapa fenomena kasus lain di Indonesia terkait permasalahan yang muncul dikarenakan perusahaan dalam melaksanakan operasinya kurang memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya, khususnya perusahaan yang aktivitasnya berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam. Sebagai contoh, PT. Freeport Indonesia salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Papua, yang memulai operasinya sejak tahun 1969, sampai dengan saat ini tidak lepas dari konflik berkepanjangan dengan masyarakat lokal, baik terkait dengan tanah ulayat, pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi Wibisono, 2007. Kasus Pencemaran Teluk Buyat, yaitu pembuangan tailing ke dasar laut yang mengakibatkan tercemarnya laut sehingga berkurangnya tangkapan ikan dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat lokal akibat operasional PT. Newmon Minahasia Raya tidak hanya menjadi masalah nasional melainkan internasional 5 Fauzi, 2008. Kasus lumpur lapindo yang sampai saat ini belum juga terselesaikan serta demonstran para karyawan akibat ketidakadilan. Jika dilihat dari beberapa kasus diatas, masalah sosial dan lingkungan yang tidak diatur dengan baik oleh perusahaan ternyata memberikan dampak yang sangat besar, bahkan tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik menjadi kerugian yang berlipat. Oleh karena itu masalah pengelolaan sosial dan lingkungan untuk saat ini tidak bisa menjadi aspek yang tidak dianggap penting dalam beroperasinya perusahaan. Corporate Social Responsibility CSR merupakan aspek penting yang harus dilakukan perusahaan dalam operasionalnya. Hal tersebut bukan semata- mata memenuhi peraturan perundang-undangan sebagaimana untuk perusahaan tambang diatur dalam Undang-Undang No 22 tahun 2001, maupun untuk Perseroan Terbatas PT diatur dalam Undang-Undang No. 40 pasal 74 tahun 2007, melainkan secara logis terdapat hukum sebab akibat, dimana ketika operasional perusahaan memberikan dampak negatif, maka akan muncul respon negatif yang jauh lebih besar dari masyarakat maupun lingkungan yang dirugikan. Dalam upaya meningkatkan daya saing melalui peningkatan transparansi dan akuntabilitas, Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen sejak tahun 2005 mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award ISRA. ISRA adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang telah membuat pelaporan atas kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan dan sosial disamping aspek ekonomi untuk memelihara keberlanjutan sustainability 6 perusahaan itu sendiri, baik yang diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan tahunan annual report Purnasiwi, 2011. Banyak faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Tipe industri didefinisikan sebagai faktor potensial yang mempengaruhi praktek pengungkapan sosial perusahaan. Tipe industri adalah karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan yang berkaitan dengan bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang dimiliki dan lingkungan perusahaan. Dalam penelitian Sembiring 2005 variabel tipe industri yang dikelompokkan dalam industri high profile dan low profile memberikan hasil yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang bertipe high profile dalam melakukan aktivitasnya banyak memodifikasi lingkungan, dan menimbulkan dampak sosial yang negatif terhadap masyarakat. Berbeda dengan hasil penelitian Diba 2012 yang menyatakan bahwa tipe industri tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan sampel penelitian adalah 47 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2006 dan 2008. Ukuran perusahaan juga merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan. Menurut Hilmi dan Ali 2008 ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis 7 yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu Andreas dan Lawer 2010. Penelitian dilakukan dengan menggunakan semua perusahaan properti dan real estat yang tercatat di BEI tahun 2007. Sementara Anggraini 2006 tidak menemukan hubungan antara keduanya. Sampel yang digunakan Anggraini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2000 sampai 2004. Penelitian yang menghubungkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan profitabilitas juga telah banyak dilakukan. Diantaranya oleh Susilatri dan Indriani 2011 yang menemukan hubungan yang positif signifikan antara kedua variabel tersebut. Penelitian dilakukan pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI tahun pengamatan periode 2004-2008. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya. Para manajer tidak hanya mendapatkan dividen, tapi juga akan memperoleh power yang lebih besar dalam menentukan kebijakan perusahaan. Berbeda dengan Wijaya 2012 yang melakukan penelitian dengan menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 menemukan hasil pengaruh profitabilitas yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cahya 2010 pembahasan mengenai pengungkapan Corporate Social Responsibility juga dipengaruhi oleh leverage. Cahya menyatakan bahwa tingkat leverage yang tinggi akan mendorong 8 perusahaan melakukan pengungkapan sosialnya. Leverage merupakan salah satu ukuran kinerja keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Semakin tinggi tingkat leverage besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi dengan cara mengurangi biaya-biaya termasuk biaya pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Penelitian lain yang menghubungkan leverage dengan pengungkapan tanggungjawab sosial diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Andreas dan Lawer 2010 yang menyatakan bahwa menemukan hubungan yang tidak signifikan antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility yang masih menunjukkan hasil yang beragam, bahkan bertentangan antara hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya sehingga menarik untuk di teliti lebih lanjut sebagai usaha mendapatkan hasil yang lebih konsisten. Dengan demikian, maka dibuat suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility ”. 9 Menurut peneliti topik ini penting untuk diteliti mengingat semakin banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh operasional perusahaan yang tidak bertanggung jawab, dan masih adanya hak-hak kaum buruh yang terabaikan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran perusahaan atas pentingnya program Corporate Social Responsibility serta untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Andreas dan Lawer 2010 yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial ”. Karakteristik perusahaan tersebut diproksikan dalam ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan umur perusahaan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Populasi yang diteliti. Pada penelitian sebelumnya pengamatan dilakukan pada semua perusahaan properti dan real estat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index JII karena dianggap dalam pelaksanaan operasionalnya telah berbasis syariah. 2. Perbedaan satu variabel independen. Pada penelitian sebelumnya terdapat variabel umur perusahaan, sedangkan pada penelitian ini variabel tersebut digantikan dengan variabel tipe industri karena banyak jurnal penelitian sebelumnya yang memasukkan variabel tipe industri kedalam penelitiannya 10 yang dikaitkan dengan Corporate Social Responsibility CSR masih menunjukkan hasil yang beragam. 3. Tahun pengamatan. Pada penelitian sebelumnya pengamatan dilakukan pada tahun 2007, sedangkan pada penelitian ini pengamatan dimulai dari tahun 2008-2012. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Apakah tipe industri berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR dalam laporan tahunan perusahaan? 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR dalam laporan tahunan perusahaan? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR dalam laporan tahunan perusahaan? 4. Apakah leverage berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR dalam laporan tahunan perusahaan? 5. Apakah tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR dalam laporan tahunan perusahaan? 11

C. Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Padaperusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-2010)

1 67 129

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

2 28 21

Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap profitabilitas dana reputasi perusahaan (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia)

0 14 133

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2011 – 2015)

1 5 126

ANALISIS PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Perkebunan yang Go Public di Indonesia dan Singapura Tahun 2013-2015)

0 13 131

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Ukuran Perusahaan Pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility.

4 16 41

Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014.

0 0 6

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, TIPE PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 0 20

PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK,LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA

0 1 14

Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) - UWKS - Library

0 0 15