Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2011 – 2015)

(1)

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA,

LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS

PERUSAHAAN

(Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2011 – 2015)

SKRIPSI

Oleh: Eva Ahsanti NIM: 1112081000071

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA,

LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN

(Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2011 – 2015)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Eva Ahsanti NIM: 1112081000071

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Kamis Tanggal 14 Bulan April Tahun Dua Ribu Enam Belas telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama :Eva Ahsanti

2. NIM : 1112081000071

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif , maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(4)

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Eva Ahsanti NIM : 1112081000071 Jurusan` : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Eva Ahsanti

2. Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang, 20 Februari 1994 3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Jl. H Muhi VI No.23

Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

5. Telepon : 087733368894

6. E-mail : eahsanti@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. TK Muslimat NU Petarukan Tahun 1998 – 2000 2. MI Islamiyah Petarukan Tahun 2000 - 2006

3. MTs N Model Babakan Tahun 2006 - 2009

4. SMA N 2 Pemalang Tahun 2009 - 2012

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 – 2016

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Aminto

2. Ibu : Hj. Muslihah

3. Alamat : Jl. Raden Saleh, RT 01/10 Petarukan, Pemalang

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. 2012 : Seminar Motivasi dan Kewirausahaan “Burn Your Spirit! Be a Super Student”, Komus dan LDK Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. 2013 : Seminar Berani Mulai Usaha, Ikatan Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

vii

3. 2013 : Seminar Internasional “Flexibility of Hadith in Answering Contemporary Issues (Education, Economic, and Muamalah)”, Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. 2014 : Seminar Internasional “Toward ASEAN Economic Community 2015: Fair Governments Policies in Islamic Finance Sectors Among ASEAN Countries”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarat.

V. PENGALAMAN ORGANISASI

1. 2013 – 2014 : Divisi Penelitian dan Pengembangan HMJ Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. 2012 – 2014 : Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang (IMPP)

VI.PENGALAMAN KERJA

1. 2012 – 2016 : Mentor di bimbel Nur Insan Villa Pamulang II 2. 2015 : Tutor di Rumah Belajar (RB)


(8)

viii

ANALYSIS THE EFFECT OFWORKING CAPITALMANAGEMENT, LIQUIDITY, LEVERAGE, ACTIVITIY AND FIRM SIZEON

PROFITABILITY Eva Ahsanti

Abstract

This study aimed to analyze the effect of working capital management, liquidity, leverage, activity and firm size on profitability, either partially or simultaneously and analyze how much influence the companies listed in Jakarta Islamic Index (JII). The data used is secondary data obtained from published financial reports for five years, in the period 2011 to 2015. The results of this study using panel data regression analysis with Random Effect Model, which shows that in partial variable of Cash Turnover and Debt to Asset Ratio significant influence negative on Return on Assets. While Working Capital Turnover, Current Ratio and Total Assets Turnover positive significant effect. But Firm Size variable has no significant effect. There are significant independen variables simultaneously on dependen variable. The coefficient of determination obtained is 0.6002 which means the ability of independent variables in explaining the dependent variable of 60.02%, while the remaining 39.98% is explained by other variables not included in the model equations of this study.

Keywords: working capital management, liquidity, leverage, activity, firm size and profitability.


(9)

ix

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN Eva Ahsanti

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, baik secara parsial maupun secara simultan serta menganalisis seberapa besar pengaruhnya pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan selama lima tahun, periode tahun 2011 sampai 2015. Hasil penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan Model Random Effect, yang menunjukkan bahwa secara parsial variabel Cash Turnover dan Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap Return On Asset. Sedangkan Working Capital Turnover, Current Ratio dan Total Assets Turnover berpengaruh signifikan positif. Namun variabel ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil koefisien determinasi diperoleh sebesar 0.6002, artinya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 60.02%, sedangkan sisanya 39.98% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model persamaan penelitian.

Kata kunci: manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas, ukuran perusahaan dan profitabilitas.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman yang penuh kemajuan pada berbagai aspek yang dapat kita rasakan saat ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.Terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua, Ayahanda tecinta H. Aminto dan Ibunda tersayang Hj. Muslihah yang telah memberikan curahan kasih sayang yang tiada hentinya serta selalu memotivasi untuk terus semangat dan maju sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajarannya.

3. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajarannya.

4. Dr. Hj. Pudji Astuti, SE., MM., selaku Dosen Pembimbing I, yang senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

5. Taridi Kasbi Ridho MBA., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Dosen-dosen manajemen, terima kasih atas ilmu dan bimbingannya.

7. Kakak-kakakku yang terkeren Jamal Hidayat dan Manarul Hidayat yang selalu bersedia mendengarkan keluh kesah serta memotivasi penulis untuk tetap maju.


(11)

xi

8. Fathu Rezky Gustisyaf yang selalu meluangkan waktu untuk menemani dan berjuang, selalu memberikan pelajaran dan pengalaman yang sangat berarti serta membuat penulis semakin termotivasi hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

9. Dan kepada semua teman-teman dan pihak-pihak lain yang telah membantu, mendukung, dan mendo’akan dalam penyusunan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga dengan segala kebaikan dan bantuan dari semua pihak yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan adanya keterbatas dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca serta penliti selanjutnya.

Jakarta, Maret 2016


(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Landasan Teori ... 12

1. Modal Kerja ... 12

a. Definisi Modal Kerja... 12

b. Manajemen Modal Kerja... 14

c. Kebijakan Modal Kerja ... 17

2. Likuiditas ... 19

a. Current Ratio ... 19

b. Cash Ratio ... 20

c. Quick Ratio... 20

3. Leverage ... 21

a. Debt to Asset Ratio ... 22

b. Debt to Equity Ratio ... 23


(13)

xiii

a. Inventory Turnover Ratio ... 23

b. Account Receivable Turnover ... 24

c. Total Asset Turnover ... 25

5. Profitabilitas ... 25

a. Profit Margin On Sales ... 26

b. Return On total Asset ... 27

c. Return On Equity... 28

6. Ukuran Perusahaan (Firm Size) ... 28

7. Implikasi antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen ... 29

B. Penelitian Terdahulu ... 33

C. Kerangka Berpikir ... 41

D. Hipotesis ... 43

1. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Parsial (t) ... 43

2. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Simultan (F) ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 46

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 46

B. Metode Penentuan Sampel ... 47

1. Populasi ... 47

2. Sampel ... 47

C. Metode Pengumpulan Data ... 49

D. Metode Analisis Data ... 50

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 50

2. Penaksiran Model Data Panel ... 50

a. Uji Chow ... 51

b. Uji Hausman ... 53

3. Uji Asumsi Klasik ... 53

a. Uji Normalitas ... 54

b. Uji Multikolinearitas ... 55

c. Uji Heteroskedastisitas ... 56

d. Uji Autokorelasi ... 57

4. Uji Signifikansi ... 58

a. Uji Parsial (t) ... 58

b. Uji Simultan (F) ... 60

c. Uji R2 ... 61

E. Definsi Operasional Variabel ... 62

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 64

1. Sejarah dan Perkembangan JII ... 64

2. Sejarah Perusahaan Manufaktur ... 65

3. Sejarah Perusahaan Jasa ... 65

4. Sejarah Perusahaan Pengolah SDA ... 66

B. Pengujian dan Pembahasan ... 67


(14)

xiv

a.Perkembangan Cash Turnover ... 67

b.Perkembangan Working Capital Turnover ... 68

c.Perkembangan Current Ratio ... 68

d.Perkembangan Debt to Asset Ratio ... 69

e.Perkembangan Total Asset Turnover ... 70

f.Perkembangan Firm Size... 70

g.Perkembangan Return On Asset ... 71

2. Uji Penaksiran Regresi Data Panel ... 72

a. Uji Chow ... 72

b. Uji Hausman ... 74

3. Pengujian Asumsi Klasik ... 76

a. Uji Normalitas ... 77

b. Uji Multikolinearitas ... 78

c. Uji Heteroskedastisitas ... 79

d. Uji Autokorelasi ... 81

4. Uji Signifikansi ... 82

a. Uji Parsial (t) ... 82

b. Uji Simultan (F) ... 86

c. Uji R2 ... 88

5. Hasil dan Interpretasi ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Impilkasi dan Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(15)

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Rata-rata Variabel Penelitian ... 7

2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu ... 39

3.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian ... 48

3.2 Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel ... 49

3.3 Kriteria Pengujian Autokorelasi Uji DW ... 58

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 63

4.1 Daftar Perusahaan Manufaktur ... 65

4.2 Daftar Perusahaan Jasa ... 66

4.3 Daftar Perusahaan Pengolah SDA ... 66

4.4 Hasil Common Effect Model ... 72

4.5 Hasil Fixed Effect Model ... 73

4.6 Hasil Uji Chow ... 74

4.7 Hasil Random Effect Model... 75

4.8 Hasil Uji Hausman ... 76

4.9 Uji Multikolinearitas ... 79

4.10 Uji Heteroskedastisitas ... 80


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... 54

3.1 Bentuk Histogram Normalitas... 69

4.1 Grafik Perkembangan Cash Turnover ... 85

4.2 Grafik Perkembangan Working Capital Turnover ... 87

4.3 Grafik Perkembangan Current Ratio ... 88

4.4 Grafik Perkembangan Debt to Asset Ratio... 89

4.5 Grafik Perkembangan Total Asset Turnover ... 90

4.6 Grafik Perkembangan Firm Size ... 91

4.7 Grafik Perkembangan Return On Assets ... 92

4.8 Histogram Residual ... 109


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Daftar Perusahaan

Lampiran 2: Data Penelitian (Data Mentah)

Lampiran 3: Output Eviews Common Effect Model Lampiran 4: Output Eviews Fixed Effect Model Lampiran 5: Output Eviews Random Effect Model Lampiran 6: Output Eviews Uji Chow

Lampiran 7: Output Eviews Uji Hausman Lampiran 8: Tabel dL-dU

Lampiran 9: Tabel Chi Square (χ²) Lampiran 10: Tabel F


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi dan perdagangan bebas di kawasan ASEAN sudah berlaku dari tahun 2003. Globalisasi ekonomi adalah suatu proses semakin terintregasinya perekonomian suatu negara dengan perekonomian dunia. Dalam era globalisasi negara-negara maju ingin tetap mempertahankan keunggulan kompetitifnya terhadap negara berkembang yang menjadi pasar mereka.Indonesia dihadapkan pada persaingan perdagangan regional yang semakin ketat. Dengan demikian globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan merupakan suatu tantangan yang dampaknya akan terasa di seluruh kehidupan manusia dalam cara bekerja, cara berbisnis, pola pikir dan gaya hidup serta lahirnya era countries without borders (Sumarsono, 2007: 7).

Perusahaan dituntut untuk lebih maju dari para pesaingnya agar dapat mencapai tujuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya serta memperbesar skala usahanya.Agar perusahaan bertambah besar, maka perusahaan harus berkembang untuk dapat mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubah-ubah. Dengan demikian, perusahaan harus lebih memperhatikan dalam pengelolaan dana yang tersedia untuk menjalankan akitivitas operasional perusahaan. Dana yang diinvestasikan untuk menjalankan aktivitas operasional sehari-hari inilah yang dinamakan modal kerja, dimana dana yang telah dikeluarkan diharapkan dapat


(19)

2 kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualannya (Sawir, 2008).

Menurut Raheman, et al. (2010: 414), modal kerja merupakan salah satu aspek dalam manajemen keuangan yang paling mempengaruhi keberlangsungan operasi perusahaan. Manajemen modal kerja yang tepat dapat menghindarkan perusahaan dari kebangkrutan dan menentukan baik buruknya kinerja perusahaan.

Keberhasilan dalam pengelolaan modal kerja mencerminkan pengawasan maksimal terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar yang dapat meningkatkan profitabilitas.Investasi pada modal kerja bermanfaat maksimal apabila jumlah kas, piutang, dan persediaan optimal. Optimalisasi kas, piutang dan persediaan berpengaruh pada kebutuhan dana untuk pembiayaan modal kerja dan berhubungan langsung dengan pertumbuhan penjualan (Sawir, 2008).

Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan perusahaan mengalami ketidakmampuan dalam mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo (in-solvency) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang memuaskan. Eljelly (2004:48) menyatakan bahwa jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan over-likuid sehingga menimbulkan dana


(20)

3 menganggur yang akan mengakibatkan in-efisiensi perusahaan dan membuang kesempatan memperoleh keuntungan.

Investor juga akan tertarik dengan kondisi keuangan perusahaan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau profitabilitas. Salah satu kebijakan keuangan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan adalah masalah pengelolaan modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam mengelola modal kerja dapat mengakibatkan kegiatan usaha menjadi terhambat bahkan terhenti sama sekali. Selain itu, para investor biasanya memfokuskan pada analisis profitabilitas sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut harus selalu menjaga kondisi profitabilitasnya agar dapat stabil sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut (Wibowo dan Wartini, 2012:50).

Menurut Brigham dan Houston (2009:107), profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio ini akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, aktivitas, dan hutang pada hasil operasi. Profitabilitas akan menunjukkan perimbangan pendapatan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada berbagai tingkat operasi, sehingga rasio ini akan mencerminkan efektifitas dan keberhasilan manajemen secara keseluruhan.

Alasan utama mengapa modal kerja penting dibahas dalam usaha meningkatkan profitabilitas yaitu modal kerja merupakan bagian dari


(21)

4 pembelanjaan jangka pendek perusahaan, yang sejalan dengan tujuan jangka pendek perusahaan. Modal kerja merupakan bidang aktivitas yang berkesinambungan sekaligus menjadi pendukung utama operasional perusahaan. Kemudian berdasarkan fungsi kerja, modal kerja bersifat fleksibel, relatif bervariasi, dan berputar cepat. Fleksibel artinya modal kerja mudah untuk ditambahkan atau dikurangkan jumlahnya. Bersifat variatif dikarenakan modal kerja berasal dari sumber yang beragam, sedangkan modal kerja dapat berputar cepat karena dalam perputaran modal kerja umumnya kurang dari satu tahun atau dalam jangka waktu pendek (Syamsuddin, 2007).

Wiagustini (2010: 148) menyatakan kas merupakan bentuk aktivayang paling cair (likuid) yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan. Selain kas, komponen lainnya adalah piutang, yang timbulkarena adanya penjualan kredit, semakin besar penjulan kredit maka semakinbesar pula investasi dalam piutang dan akibatnya risiko atau biaya yang akandikeluarkan akan semakin besar pula. Komponen modalkerja yang lain dalam penelitian ini adalah persediaan, juga merupakan elemenutama dari modal kerja, karena jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan, jenis persediaan yang ada dalam perusahaan akan tergantung dari jenis perusahaan.

Dalam pengelolaan modal kerja suatu perusahaan dapat diukur dengan perputaran kas (cash turnover) dan perputaran modal kerja (working capital turnover). Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan.Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan.


(22)

5 Sedangkan menurut Sugiyono (2009:73) perputaran modal kerja mengukur efektivitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan.

Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. (Brigham dan Houston, 2009:95). Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Bagi perusahaan, tingkat likuiditas merupakan masalah penting karena mewakili kepentingan perusahaan dalam berhubungan dengan pihak internal maupun pihak external perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas, maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya akan semakin baik, sehingga mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan baik di mata kreditur maupun investor.

Hutang atau leverage juga termasuk faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya tingkat profitabilitas perusahaan dalam setiap periode. Sartono (2010:257) mengemukakan bahwa suatu perusahaan menggunakan hutang dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut lebih besar dari pada biaya aset dan sumber dananya karena dapat menurunkan pajak perusahaan. Namun, dalam teori Pecking Order menjelaskan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil.

Rasio aktivitas digunakan oleh manajer untuk mengetahui sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan (Sartono, 2010:114). Jika sebuah perusahaan


(23)

6 memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga akan berdampak pada keutungan perusahaan. Sebaliknya, jika aktiva terlalu rendah, penjualan yang menguntungkan juga akan hilang (Brigham dan Houston, 2009:97).

Munawir (2007:19) mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan yang memilikiukuran lebih besar memiliki dorongan yang kuat untuk menyajikan tingkat profitabilitas yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang dengan lebih kritis oleh para investor. Sedangkan menurut Farooq, Siham dan Samir (2012) mengatakan bahwa investor yang akan menginvestasikan dananya pada perusahaan besar belum tentu akan menghasilkan keuntungan yang tinggi dan perusahaan yang kecil belum tentu akan menghasilkan keuntungan yang kecil, sehingga tingkat risiko yang diterima investor tidak ditentukan dengan menilai besar kecilnya suatu perusahaan.

Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi manajemen modal kerja terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, hanya beberapa faktor yang akan dibahas pada penelitian ini, antara lain: perputaran kas (cash turnover), perputaran modal kerja (working capital turnover), likuiditas yang diukur dengan rasio lancar (current ratio), leverage diukur dengan rasio hutang terhadap total aset (debt to total aset), aktivitas diukur dengan perputaran total aset (Total Asset Turnover) dan ukuran perusahaan (Firm Size). Perkembangan data penelitian tersebut dapat dilihat sebagai berikut:


(24)

7 Tabel 1.1

Rata-rata Variabel Penelitian pada Perusahaan yang Terdaftar di JII

Variabel Rata-rata

2011 2012 2013 2014 2015

Cash Turnover(x) 5.90 6.73 7.48 8.03 7.37

Working Capital Turnover(x) 8.23 10.57 13.07 13.43 5.14

Current Ratio(x) 2.92 2.66 2.23 2.06 2.14

Debt to Asset Ratio(%) 36.36 36.66 38.02 38.53 40.00

Total Asset Turnover(x) 1.06 1.00 0.94 0.89 0.81

Firm Size(ln) 9.89 10.04 10.15 10.22 10.81

Return On Assets(%) 19.91 16.26 12.41 11.18 8.80

(Sumber: data diolah)

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata manajemen modal kerja yang diukur dengan Cash Turnover (CT) dan Working Capital Turnover (WCT) mengalami kenaikan tiap tahunnya, namun pada tahun 2015 mengalami penurunan. Selain itu, Debt to Asset Ratio (DAR) dan Firm Size juga mengalami kenaikan tiap tahun yang menunjukkan fenomena yang berbanding terbalik dengan Return On Assets (ROA) dan membentuk hubungan yang negatif, dimana pada saat rata-rata manajemen modal kerja, leverage dan ukuran perusahaan meningkat, tingkat rata-rata ROA perusahaan menurun. Sedangkan Current Ratio

(CR) dan Total Asset Turnover (TAT) mengalami penurunan tiap tahunnya yang menunjukkan fenomena yang searah dan membentuk hubungan positif dengan ROA, dimana pada saat rata-rata rasio likuiditas dan aktivitas menurun, rata-rata ROA menurun juga.Sehingga perlu diuji pengaruh dari keenam variabel independen tersebut yaitu CT, WCT. CR, DAR, TAT dan Firm Size dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas (ROA) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2011-2015.

Manajemen modal kerja merupakan salah satu faktor fundamental yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan.Agus Wibowo dan Wartini (2012)


(25)

8 menganalisis efisiensi modal kerja yang diukur dengan WCT. Studinya menemukan bahwa manajemen modal kerja berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas. Sedangkan Julkarnain (2013) dalam penelitiannya tentang manajamen modal kerja yang diukur dengan WCT, CT dan Account Receivable Turnover (A/RT) menemukan bahwa CT berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, namun WCT dan A/RT tidak memiliki pengaruh.

Richard et al. (2013) menganalisis terkait manajemen modal kerja pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Ghana. Dalam penelitiannya, variabel independen menggunakan Account Receivable Days (ARD), Cash Conversion Cycle (CCC), Current Ratio (CR), size (Ln Sales), Current Asset Turnover (CAT)., sedangkan profitabilitas (ROE) sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa ARD berpengaruh negatif, sedangkan CCC, CR, Size, CAT tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.

Penelitian mengenai hubungan antara manajemen modal kerja terhadap profitabilitas juga dilakukan oleh Ikpefan dan Owalabi (2014) yang menggunakan variabel independen diukur dengan Quick Ratio (QR), Current Ratio (CR), Receivable Collection (TRC) dan Trade Payables Payment Period (TPP), sedangkan variabel dependen diukur dengan ROE. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa hanya TPP yang berpengarug signifikan negatif terhadap ROE.

Hubungan manajemen modal kerja dengan profitabilitas juga diteliti oleh Sujeewa (2015) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Colombo. Variabel independen yang digunakan adalah Debtors Conversion Period (DCP), Inventory Conversion Period (ICP), Cash Conversion Cycle (CCC),


(26)

9 Creditor Conversion Period (CCP), Size, Sales Growth, dan Debt to Equity Ratio (DER). Variabel dependen yang digunakan yaitu ROA.Dari studi tersebut mengemukakan bahwa DCP, ICP, dan CCC berpengaruh signifikan negatif dan CCP berpengaruh signifikan positif terhadap ROA.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diketahui bahwa perusahaan harus berhati-hati dalam menangani masalah pengelolaan penggunaan modal kerja. Penelitian-penelitian sebelumnya lebih banyak dilakukan hanya terhadap kelompok perusahaan manufaktur, sementara penelitian yang menganalisis modal kerja pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Syariah masih relatif sedikityang terdiri dari beberapa sektor dan jenis perusahaan, tidak hanya perusahaan manufaktur, namun perusahaan jasa dan perusahaan pengolah sumber daya alam.Maka penulis tertarik untuk memilih objek penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Adapun penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan. (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2011-2015)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:


(27)

10 1. Bagaimana pengaruh secara parsial antara manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan?

2. Bagaimana pengaruh secara simultan antara manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan?

3. Berapa besar pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh secara parsial antara manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

2. Menganalisis pengaruh secara simultanl antara manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di JII.

3. Menganalisis berapa besarnya pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di JII.


(28)

11 Sedangkan manfaat yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam informasi maupun bentuk bukti empiris khususnya kepada pihak manajemen perusahaan terkait pengaruh manajemen modal kerja terhadap tingkat profitabilitas sehingga perusahaan diharapkan mampu mengelola modal kerja dengan lebih efektif dan efisien.

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat memberikan manfaat kepada investor dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman secara akademis dan juga sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya baik menggunakan metode penelitian yang sama ataupun


(29)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Modal Kerja

a. Definisi Modal Kerja

Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasional perushaan.Perusahaan harus mengelola modal kerja dengan baik agar seluruh kegiatan operasinya berjalan dengan lancar. Gitman mengungkapkan dalam bukunya Principles of Managerial Finance (2006) menyebutkan bahwa “Working Capital is a current assets, which represent the portion of investment that circulates from one form to another in the ordinary conduct of business” yang dapat diartikan bahwa modal kerja adalah harta lancar, yang mewakili bagian dari investasi yang terus berputar dari satu bentuk ke dalam bentuk lainnya dalam konteks bisnis.

Menurut Brigham dan Houston, (2009: 489), modal kerja merupakan investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan. Keown, et al. (2010) mengemukakan bahwa modal kerja adalah invesatasi total perusahaan pada aset lancar atau aktiva yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam jangaka waktu pendek. Sedangkan Subramanyam dan Wild (2010) mendefinisikan modal kerja adalah aset lancar setelah dikurangi kewajiban lancar.


(30)

13 Menurut Ambarwati (2010:114-115), pengertian modal kerja dapat dikemukakan adanya beberapa konsep yaitu konsep kuantitaif (gross working capital), konsep kualitatif (net working capital) dan konsep fungsional. Konsep kuantitatif berdasasrkan pada kuantitas dana yang tertanam pada unsur-unsur aset lancar yang dapat berputar kembali dalam bentuk semula. Konsep kualitatif dikaitkan dengan besarnya jumlah kewajiban lancar yang harus segera dibayar. Konsep ini merupakan sebagian aset lancar dapat diigunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yang berarti kelebihan aset lancar diatas kewajiban lancarnya. Sedangkan konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan aset lancar ditambah penyusutan dari aset tetap pada periode tertentu.

Modal kerja juga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu modal kerja permanen dan modal kerja variabel. Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan operasinya, Sedangkan modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.

Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas, piutang usaha dan persediaan yang digunakan untuk memenuhi kegiatan operasi perusahaan. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk meningkatkan penjualan dan produksinya, maka besar


(31)

14 kemungkinan akan menurunkan pendapatan dan keuntungannya. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.

b. Manajemen Modal Kerja

Menurut Horne dan Wachowicz (2008:115), manajemen modal kerja adalah administrasi aset lancar perusahaan dan pendanaan yang dibutuhkan untuk mendukung aset lancar. Manajemen modal kerja adalah pengaturan total dan jumlah masing-masing komponen modal kerja dan pembelanjaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar. Seorang manajer diharapkan mampu mengelola modal kerja dengan baik agar dapat mendukung kegiatan operasinya dan dapat meningkatkan penjualan perusahaan.

Manajemen modal kerja merupakan manajemen aktiva lancar dan pasiva lancar.Manajemen modal kerja mempunyai beberapa pengertian penting bagi perusahaan. Pertama, modal kerja menunjukkan ukuran besarnya investasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili oleh hutang lancar. Kedua, investasi dalam aktiva lancar, piutang dan persediaan barang adalah sensitif terhadap tingkat produksi dan penjualan. Tingkatan (level) investasi dalam aktiva lancar ditentukan oleh “trade-off” antara manfaat dan biayanya. Semakin besar posisi aktiva lancar, semakin besar biaya pengadaannya disertai opportunity cost dari investasi. Manfaat tambahan akan semakin


(32)

15 berkurang dengan bertambahnya jumlah modal kerja (Tampubolon, 2013:62).

Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Modal kerja digunakan untuk memnuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, artinya likuiditas perusahaan sangat tergantung kepada manajemen modal kerja.

2) Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan yang cukup dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

3) Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditur apabila rasio keuangannya memenuhi syarat seperti likuiditas yang terjamin.

4) Digunakan untuk memaksimalkan penggunaan aktiva lancar untuk meningkatkan penjualan dan laba.

5) Perusahaan mempu melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat penurunan dari nilai aktiva lancar.

Manajemen modal kerja dapat diukur dengan melihat aktiva lancar seperti perputaran kas dan perputaran modal kerja:

a) Perputaran Kas (Cash Turnover- CT)

Kas adalah aktiva yang paling cair (likuid). Hal ini berarti semakin besar kas yang dimiliki oleh perusahaan, maka perusahaan akan semakin likuid. Perputaran kas merupakan kemampuan uang kas


(33)

16 berputar selama periode tertentu untuk menghasilkan penjualan (Riyanto, 2011).

Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan.Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dan laba.

Rasio perputaran kas (Cash Turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan-tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar hutang dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan (Julkarnain, 2013). Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio perputaran kas adalah sebagai berikut:

Apabila jumlah kas relatif tinggi maka perusahaan memiliki perputaran kas yang rendah. Sebaliknya, apabila jumlah kas relatif kecil maka perusahaan memiliki nilai perputaran kas yang tinggi. b) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover-WCT)

Menurut Riyanto (2011), perputaran modal kerja merupakan kemampuan modal kerja berputar dalam suatu periode siklus kas dari


(34)

17 perusahaan. Perputaran modal kerja mengukur efektivitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan.

Sugiyono (2009: 73), rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap modal kerja. Rumus yang digunakan adalah:

Semakin tinggi rasio perputaran modal kerja maka semakin baik kinerja suatu perusahaan di mana persentase modal kerja yang ada mampu menghasilkan penjualan dengan jumlah tertentu.Semakin besar rasio ini menunjukkan efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.

c. Kebijakan Modal Kerja

Brigham dan Daves (2010) mengemukakan bahwa kebijakan modal kerja menyangkut keputusan yang berkaitan dengan aktiva lancar dan pembiayaannya. Besar kecilnya modal kerja yang disediakan oleh perusahaan terutama tergantung terhadap sikap manajemen terhadap laba dan risiko yang akan diperoleh. Kebijakan modal kerja adalah bagian dari manajemen modal kerja yang merupakan salah satu aspek penting dari keseluruhan manajemen pembelanjaan perusahaan. Aktiva lancar harus cukup untuk dapat mentupi hutang lancar sehingga dapat menggambarkan tingkat keamanan perusahaan yang tinggi (margin of safety).


(35)

18 Menurut Tampubolon (2013:65), dalam memilih tingkatan aktiva lancar dan hutang yang dapat memaksimalkan kekayaan bagi pemegang saham maka diperlukan suatu kerangka konseptual. Kerangka konseptual ini harus dapat digunakan untuk menghubungkan kebijakan modal kerja dengan kekayaan pemegang saham. Suatu kerangka konseptual yang dapat digunakan antara lain:

1) Mempergunakan kebijakan modal kerja dengan tingkat likuiditas rendah, yaitu dengan suatu kebijakan yang menentukan tingkat aktiva lancar terhadap penjualan yang rendah pula, dan posisi hutang lancar lebih tinggi dari aktiva lancar.

2) Menggunakan kebijakan modal kerja dengan tingkat likuiditas yang tinggi, yaitu dengan suatu kebijakan yang menentukan tingkat aktiva lancar terhadap penjualan adalah tinggi, serta posisi hutang lancar lebih rendah dari aktiva lancar.

Perubahan kebijakan tingkat likuiditas dalam konsep ini akan mempengaruhi pengaruh terhadap:

1) Pengaruh investasi, yaitu adanya tingkatan dari total aktiva.

2) Pengaruh tingkat diskonto, yaitu risiko yang berubah disertai pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian yang diinginkan oleh pemegang saham.


(36)

19 2. Likuiditas

Menurut Brigham dan Houston (2009:95), rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Moeljadi (2006:48) mengemukakan bahwa istilah likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar. Alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat likuid, yaitu aktiva lancar dengan perputaran kurang dari satu tahun, karena lebih mudah dicairkan dari pada aktiva tetap yang perputarannya lebih dari satu tahun. Menentukan tingkat likuiditas perusahaan digunakan rasio likuiditas antara lain:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Current ratio menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar dengan menggunakan hutang lancar. Current ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar (current activa) dengan kewajiban lancar (current liabilities). Rasio ini merupakan rasio yang paling umum digunakan dengan rumus sebagai berikut:

Pada umumnya, aktiva lancar terdiri atas kas, surat berharga, piutang usaha, piutang wesel, dan persediaan. Sedangkan kewajiban lancar


(37)

20 terdiri atas hutang usaha, wesel bayar, kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo, pajak akrual dan beban akrual lainnya. Untuk menjaga current ratio yang tepat, manajemen harus memerhatikan beberapa faktor, antara lain jenis usaha, cash flow, maupun tingkat kredibilitas perusahaan tersebut dalam hubungannya dengan kreditor. (Moeljadi, 2006:68)

b. Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash ratio menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki perusahaan di dalam menjamin hutang lancarnya. Rasio tersebut lebih menggambarkan tingkat kemampuan yang sebenarnya dibandingkan dengan rasio-rasio likuiditas lainnya. Hal ini disebabkan kas merupakan komponen alat likuid yang paling likuid dan fleksibel sehingga setiap saat dapat digunakan (Moeljadi,2006:68). Rumus dari rasio kas adalah sebagai berikut:

c. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Quick ratio berarti likuiditas perushaan diukur dengan menggunakan unsur-unsur aktiva lancar, dengan cara tidak mempertimbangkan yang kurang likuid. Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku. Rasio ini dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva


(38)

21 lancar kemudian hasilnya dibagi dengan hutang lancar. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Persediaan adalah aktiva lancar yang paling tidak likuid dan bila terjadi likuidasi, maka persediaan merupakan aktiva yang paling sering menderita kerugian. Oleh karena itu, pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan merupakan hal yang penting.

3. Leverage

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan pendanaan melalui hutang untuk membiayai sebagian dari pada aktiva perusahaan (Brigham dan Houston,2009:101). Pengertian leverage dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Munawir (2007) leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memnuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan.

Menurut Tampubolon (2013:410), pembiayaan dengan hutang mempunyai pengaruh bagi perusahaan karena hutang mempunyai beban yang bersifat tetap. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang dapat berakhir dengan kebangkrutan perusahaan. Tetapi penggunaan hutang juga memberikan subsidi pajak atas bunga yang dapat menguntungkan pemegang saham.


(39)

22 Dengan demikian, semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya semakin rendah rasio ini tentu mempunyai risiko yang lebih kecil. Oleh karena itu, penggunaan hutang harus menyeimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya. Rasio leverage (solvabilitas) ini berusaha mengukur penjaminan hutang, baik dengan menggunakan total aktiva maupun modal sendiri.

Rasio leverage ini akan diukur melalui (a) rasio antara hutang dan aktiva, (b) rasio antara hutang dan modal sendiri (Moeljadi, 2006:51)

a. Rasio Hutang terhadap Total Aset (Debt to Asset Ratio)

Rasio total hutang terhadap total aktiva yangumumnya disebut sebagai rasio hutang (debt ratio), akan mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditor. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Total hutang meliputi kewajiban lancar dan hutang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio hutang yang lebih rendah karena semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar peredaman dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Di lain pihak, pemegang saham mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena ia akan memperbesar ekspektasi keuntungan (Brigham dan Houston, 2009:103-104).


(40)

23 b. Rasio Hutang terhadap Total Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Debt to Equity Ratio menggambarkan kemampuan modal sendiri menjamin hutang. Dengan kata lain, bagian dari hutang yang dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan dan berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Rasio ini diukur dengan membandingkan antara seluruh hutang dengan modal sendiri (Moeljadi, 2006: 51).Rumusnya adalah sebagai berikut:

4. Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktiva-aktivanya. Jika sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga keuntungannya akan tertekan. Sebaliknya, jika aktiva terlalu rendah, penjualan yang menguntungkan juga akan hilang. (Brigham dan Houston,2009:97). Berikut beberpa rasio yang menganalisis jenis-jenis aktiva antara lain:

a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)

Dengan Inventory ratioakan dihitung meliputi (1) Kemampuan persediaan perusahan berputar selama satu tahun yang diukur dengan menggunakan perputaran persediaan (2) Waktu rata-rata dari persediaan


(41)

24 tertahan di gudang. Rasio ini dihitung dengan cara membagi penjualan dengan persediaan. Jika nilai perputaran persediaan suatu perusahaan jauh lebih rendah dari rata–rata industri, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut terlalu banyak menyimpan persediaan.Kelebihan persediaan adalah sesuatu yang tidak produktif, dan mencerminkan suatu investasi dengan tingkat pengembalian yang rendah. (Brigham dan Houston, 2009:97). Rumusnya adalah sebagai berikut:

Perlu diperhatikan, bahwa penjualan terjadi sepanjang tahun, sedangkan angka persediaan adalah angka pada suatu titik waktu tertentu. Kemudian jika bisnis perusahaan tersebut sangat bersifat musiman, atau jika terjadi kenaikan ataupun penurunan tren penjualan yang kuat selama tahun berjalan. Karena alasan ini, akan lebih baik jika menggunakan pembaginya adalah ukuran rata-rata persediaan (Brigham dan Houston,2009:98).

b. Perputaran Piutang ( Account Receivable Turnover)

Account Receivable Turnover digunakan untuk mengetahui jumlah waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang selama satu tahun yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan rata-rata piutang. Dengan menganggap seluruh penjualan kredit, Account Receivable Turnover menurut Moeljadi (2006:49) dapat dirumuskan sebagai berikut:


(42)

25 Menurut Riyanto (2011) banyaknya dana perusahaan yang terikat dalam piutang sangat ditentukan oleh volume penjualan kredit, syarat pembayaran kredit, ketentuan pembatasan kredit, kebijaksanaan pengumpulan piutang, dan kebiasaan membayar dari para langganan. Semakin longgar persyaratan pembayaran yang diberikan maka jumlah piutang yang tertanam dalam operasionalnya akan semakin besar.

c. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)

Total Asset Turnover ini menunjukkan kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan dengan total aktiva (Brigham dan Houston, 2009: 100). Rumus yang digunakan adalah:

Jika suatu perusahaan memiliki nilai perputaran total aktiva berada di bawah rata-rata industri, menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak menghasikan cukup banyak volume bisnis jika dilihat dari total investasinya untuk aktiva. Perusahaan sebaiknya melakukan langkah - langkah untuk meningkatkan penjualan, menjual beberapa aset, atau kombinasi dari keduanya.

5. Profitabilitas

Menurut Brigham dan Houston (2009:107), profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh


(43)

26 perusahaan. Rasio ini akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, aktivitas (manajemen aktiva), dan hutang pada hasil-hasil operasi. Moeljadi (2006:52) mengemukakan bahwa rasio-rasio profitabilitas berusaha mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri.

Tampubolon (2013:43) mengatakan bahwa rasio ini tergantung dari informasi akuntansi yang diambil dari laporan keuangan. Oleh karena itu, profitabilitas dalam konteks analisis rasio digunakan untuk mengukur pendapatan menurut laporan Rugi Laba dengan nilai buku investasi. Rasio profitabilitas yang digunakan pada umumnya adalah:

a. Margin Laba atas Penjualan (Profit Margin On Sales)

Rasio ini mengukur jumlah laba bersih per nilai dolar penjualan, yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan. Rumusnya adalah:

Jika suatu perusahaan memiliki margin laba yang rendah atau masih berada di bawah angka rata-rata industri, hal ini menunjukkan karena tingginya biaya-biaya yang biasanya terjadi karena operasi perusahaan yang tidak efisien. Margin laba yang rendah juga merupakan akibat dari penggunaan hutangnya yang terlalu berlebihan. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang daripada yang lain, maka perusahaan tersebut akan memiliki beban bunga yang lebih tinggi. Beban bunga


(44)

27 tersebut akan menurunkan laba bersih, dan karena penjualan tetap maka akibatnya margin laba akan menjadi relatif rendah. Dalam kasus seperti ini, perusahaan dengan margin laba yang rendah mungkin akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas investasi pemegang sahamnya karena penggunaan leverage keuangan. (Brigham dan Houston, 2009:107)

b. Tingkat Pengembalian Total Aktiva (Rate of return on total asset – ROA)

Tingkat pengembalian total aktiva merupakan rasio yang mengukur antara laba bersih terhadap total aktiva. Rasio ini sering disebut sebagai earning power of total investment yang menunjukkan kemampuan total aktiva menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa setelah dikurangi beban bunga dan pajak (Brigham dan Houston, 2009:109). Rumusnya adalah:

Apabila perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang rendah merupakan akibat dari (1) kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan yang rendah, (2) biaya bunga yang tinggi yang dikarenakan oleh penggunan hutangnya yang di atas rata-rata, dimana keduanya telah menyebabkan laba bersihnya menjadi relatif rendah.


(45)

28 c. Tingkat Pengembalian Ekuitas Saham Biasa (Return On Equity – ROE)

Return On Equitymenunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earnings available for common stockholder’s). Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa dan merupakan rasio akuntansi yang paling penting, atau “jumlah akhir” (bottom line). Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka. Rumusnya adalah:

Dari penjelasan mengenai rasio profitabilitas, jelas bahwa margin laba atas penjualan, tingkat pengembalian total aktiva dan tingkat pengembalian ekuitas saham biasa, ketiganya menghitung kemampuan aktiva untuk menghasilkan laba (Moeljadi, 2006:53).

6. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang memiliki ukuran lebih besar memiliki dorongan yang kuat untuk menyajikan tingkat keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang dengan lebih kritis oleh para investor. Selain itu ukuran perusahaan yang besar akan memberikan indikasi perkembangan perusahaan yang pesat.


(46)

29 Adapun alat ukur indicator ukuran perusahaan yang digunakan yaitu tingkat penjualan perusahaan (Munawir, 2007: 19).

Menurut Raheman dan Nasr (2007), salah satu kemudahan perusahaan besar adalah dapat mengakses pasar modal. Perusahaan tersebut memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkandana. Dalam hal ini, ukuran perusahaan berhubungan dengan fleksibilitas, kemampuan untuk mendapatkan dana dan memperoleh laba di antaranya dapat dilihat dengan tingkat penjualan. Tingkat penjualan dapat dihitung dengan menggunakan logarithm natural of sales (Ln Sales).

7. Implikasi antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen a. Keterkaitan Variabel Cash Turnover (CT) dengan Return On Asset

(ROA)

Menurut Riyanto (2011), Cash Turnover merupakan kemampuan uang kas berputar untuk menghasilkan penjualan selama periode tertentu. Rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Apabila jumlah kas relatif tinggi maka perusahaan memiliki perputaran kas yang rendah. Sebaliknya, apabila jumlah kas relatif kecil maka perusahaan memiliki nilai perputaran kas yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa jika perputaran kas tinggi mengidentifikasikan bahwa jumlah kas yang dimiliki perusahaan relatif rendah untuk menghasilkan penjualan sehingga mempengaruhi penurunan terhadap profitabilitas perusahaan.


(47)

30 Penelitian yang dilakukan oleh Julkarnain (2013) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara Cash Turnover (CT) dengan Return On Asset (ROA). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara CT dengan ROA.Artinya, apabila CT meningkat maka akanterjadi penurunan terhadap ROA. Hal tersebut dikarenakan perusahaan mempunyai kas yang relatif rendah untuk menghasilkan penjualan sehingga dapat menurunkan profitabilitas perusahaan.

b. Keterkaitan Variabel Working Capital Turnover (WCT) dengan Return On Asset (ROA)

Perputaran modal kerja mengukur efektivitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan. Semakin besar rasio ini menunjukkan efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Artinya jika rasio perputaran modal kerja tinggi maka semakin baik kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan penjualan yang tinggi pula sehingga perusahaan dapat meningkatkan profitabilitasnya (Sugiyono, 2009: 73).

Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Wartini (2012) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh positif antara perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas.

c. Keterkaitan Variabel Current Ratio (CR) dengan Return On Asset (ROA)


(48)

31 Menurut Moeljadi (2006:68) Current Ratio (CR) menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar dengan menggunakan hutang lancar. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar. Artinya, perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih tinggi dari kewajiban lancarnya sehingga mampu menghasilkan penjualan yang tinggi pula. Richard, et al. (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa adanya pengaruh positif antara CR dengan ROA. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi CR maka dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

d. Keterkaitan Variabel Debt to Asset Ratio (DAR) dengan Return On Asset (ROA)

Brigham dan Houston (2009:104) menyatakan bahwa rasio hutang yang lebih rendah dapat mengurangi resiko jika terjadi likuidasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva yang lebih besar dari pada hutangnya sehingga perusahaan dapat mengelola aktivanya yang dapat memberikan pengaruh positif dan berdampak pada kenaikan profitabilitas perusahaan.Penelitian yang dilakukan oleh Sujeewa (2015) menyebutkan bahwa adanya pengaruh negatif antara rasio hutang terhadap profitabilitas. Artinya apabila rasio hutang mengalami kenaikan maka profitabilitas perusahaan akan menurun. Hal tersebut dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan dalam membayar


(49)

32 bunga atas hutang sehingga menyebabkan kesulitan keuangan yang dapat berakhir dengan kebangkrutan.

e. Pengaruh Variabel Total Asset Turnover (TAT) dengan Return On Asset (ROA)

Rasio ini menunjukkan kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini mengukur kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dan meningkatkan profitabilitas. Semakin tinggi perputaran total aset suatu perusahaan maka akan menghasilkan tingkat profitabilitas yang tinggi pula. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan mampu menghasilkan penjualan yang lebih besar dari total aset yang dimiliki perusahaan (Brigham dan Houston, 2009:100).

Dalam penelitian Ambarwati, et al. (2015) menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara rasio aktivitas dengan tingkat profitabilitas. Artinya, apabila rasio aktivitas perusahaan tinggi maka akan meningkatkan profitabilitas.

f. Pengaruh Variabel Ukuran Perusahaan (Firm Size) dengan Return On Asset (ROA)

Raheman dan Nasr (2007) menyatakan bahwa perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih


(50)

33 mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas.

Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh J. Niresh dan Velnampy (2014) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Colombo. Studi tersebut menjelaskan adanya separation of ownership pada perusahaan yang melakukan perubahan pada tujuan seorang manajer dari profit maximization terhadap maximization of managerial utility. Selain itu, struktur organisasi yang tetap tidak membawa pengaruh terhadap kemajuan perusahaan, penggunaan teknologi yang tidak efektif dan efisien sehingga menimbulkan biaya-biaya (costs) yang tinggi.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai manajemen modal kerja terhadap profitabilitas telah banyak diteliti sebelumnya dari berbagai pandangan dan di berbagai sektor. Diantaranya terdapat beberapa yang sangat menarik dan berguna untuk memperkuat hasil penelitian yang dilakukan saat ini.

Wibowo danWartini (2012) meneliti tentang efisiensi modal kerja, likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas pada 149 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2009. Variabel independen yang digunakan adalah Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR) dan Debt To Asset Rasio (DTA) dan variabel


(51)

34 dependennya yaitu Return On Investment (ROI). Penelitian tersebut menemukan bahwa secara simultan variabel WCT, CR dan DTA berpengaruh signifikan terhadap variabel ROI sebesar 21.9%. Secara parsial hanya WCT yang berpengaruh signifikan positif terhadap ROI. Sedangkan CR dan DT tidak berpengaruh. Perbedaan dari penelitian Agus dan Sri dengan penelitian ini adalah variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih melengkapi diantaranya CT, TAT dan Firm Size sedangkan variabel dependen menggunakan ROA. Persamaannya adalah dalam metode analisis yang digunakan metode Regresi Linier Berganda.

Julkarnain (2013) melakukan penelitian terkait pengaruh modal kerja (aset lancar-kewajiban lancar), perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada 24 perusahaan idustri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Variabel independen yang digunakan adalah Modal Kerja, WCT, Perputaran Kas, dan Perputaran Piutang. Variabel dependennya adalah ROI. Studi tersebut menghasilkan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya sebesar 21.6%. Secara Parsial Modal Kerja dan Perputaran Kas berpengaruh signifikan negatif terhadap ROI, sedangkan WCT dan Perputaran Piutang tidak berpengaruh.Persamaan penelitian Julkarnain dengan penelitian ini adalah dalam metode alat analisis yang digunakan metode Regresi Linier Berganda. Perbedaannya adalah dari variabel yang digunakan baik dependen maupun independen. Dalam penelitian ini selain


(52)

35 menggunakan variabel independen terkait modal kerja juga menggunakan rasio keungan seperti likuiditas, leverage, aktivitas dan Firm Size.

Penelitian terdahulu yang membahas tentang modal kerja juga dilakukan oleh Richard, et al. (2013) menganalisis tentang hubungan antara manajemen modal kerja terhdap profitabilitas pada 13 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Ghana Stock Exchange tahun 2005-2009. Variabel independen yang digunakan adalah Accounts Receivable Days (ARD), Cash Conversion Cycle (CCC), Current Ratio (CR), size (Ln Sales), Current Asset Turnover (CAT). Variabel dependennya yaitu Return On Equity (ROE). Studi tersebut mengemukakan bahwa secara parsial ARD berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE. Variabel CCC, CR, Size, dan CAT berpengaruh signifikan positif terhadap ROE. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar 38.4%. Persamaan dalam penelitian Richard dengan penelitian ini adalah dalam metodologi menggunakan data panel. Sedangkan perbedaannya yaitu dalam penelitian ini variabel manajemen modal kerja menggunakan Cash Turnover (CT) dan Working Capital Turnover (WCT) dan variabel dependen menggunakan ROA.

Ikpefan dan Owolabi (2014) menganalisis tentang manajemen modal kerja terhadap profitabilitas pada sektor manufaktur dengan meneliti secara empiris pada Nestle Nigeria PLC dan Cadbury Nigeria PLC periode 2008-2012. Variabel independen yang digunakan adalah Quick Ratio (QR) sebagai rasio likuiditas, Current Ratio (CR), Trade Receivable Collection (TRC) dan Trade Payables Payment Period (TPP) sebagai alat ukur kebijakan manajemen


(53)

36 modal kerja. Variabel dependen menggunakan ROE. Studi tersebut mengemukakan bahwa pada Nestle Nigeria Plc secara parsial hanya TPP yang berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE. Namun QR,CR dan TRC tidak berpengaruh. Pada Cadbury Nigeria Plc secara parsial CR dan QR berpengaruh signifikan positif terhadap ROE. Sedangkan TRC dan TPP tidakberpengaruh. Perbedaan penelitian yang dilakukan Ikpefan dan penelitian ini adalah variabel independen yaitu dalam penelitian ini menggunakan variabel WCT, DAR, TAT dan ukuran perusahaan dan variabel dependen menggunakan ROA. Persamaannya adalah dalam metode analisis data.

J. Niresh dan T. Velnampy (2014) melakukan penelitian mengenai Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Profitabilitas pada 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Colombo Stock Exchange (CSE) tahun 2008-2012. Variabel independen yang digunakan yaitu Asset Turnover, Log of Total Asset dan Log of Total Sales. Variabel dependennya yaitu Net Profit Margin (NPM) dan Return On Assets (ROA). Hasil dari studi tersebut mengemukakan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya. Studi tersebut mengemukakan adanya separation of ownership pada perusahaan modern yang melakukan perubahan pada tujuan seorang manajer dari profit maximization terhadap maximization of managerial utility. Selain itu, struktur organisasi yang tetap tidak membawa pengaruh terhadap kemajuan perusahaan serta penggunaan teknologi yang tidak efektif dan efisien. Persamaan penelitian Niresh dan penelitian ini yaitu dalam metode yang digunakan adalah metode analisis


(54)

37 regresi linear berganda dan variabel dependen yang digunakan yaitu ROA.Sedangkan perbedaannya adalah dalam variabel independen penelitian ini menggunakan CT, WCT, CR, dan DAR.

Sujeewa (2015), menganalisis terkait pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas pada 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Colombo Stock Exchange (CSE) tahun 2008-2012. Variabel independen yang digunakan adalah Debtors Conversion Period (DCP), Inventory Conversion Period (ICP), Cash Conversion Cycle (CCC), Creditor Conversion Period (CCP), Size, Sales Growth, dan Debt to Equity Ratio (DER). Variabel dependen yang digunakan yaitu ROA.Dari studi tersebut mengemukakan bahwa secara parsial DCP, ICP, dan CCC berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA dan CCP berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Sedangkan Size, Sales Growth dan DER tidak berpengaruh. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar 54%. Persamaan dalam penelitian Sujeewa dengan penelitian ini adalah dalam metodologi menggunakan data panel yaitu Pooled Ordinary Least Square (OLS) dan variabel dependen menggunakan ROA. Sedangkan perbedaannya yaitu dalam penelitian ini variabel manajemen modal kerja menggunakan Cash Turnover (CT) dan Working Capital Turnover (WCT).

Ambarwati, et al. (2015) meneliti terkait pengaruh modal kerja, likuiditas, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada 10 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Variabel independen yang digunakan adalah WCT, CR, TAT dan Firm Size. Variabel dependen


(55)

38 menggunakan ROI. Persamaan penelitian Novi dengan penelitian ini adalah pada variabel independen dan metode analisis yang digunakan yaitu metode regresi linear berganda.Sedangkan perbedaannya dalam penelitian ini menggunakan tambahan variabel independen yaitu CT, DAR dan variabel dependennya yaitu ROA.

Hasil dari penjelasan penelitian terdahulu di atas, dapat dilihat secara ringkas pada table 2.1 sebagai berikut:


(56)

39 Table 2.1

Rangkuman Penelitian Terdahulu No Peneliti, Tahun Variabel Penelitian Metode

Analisis Perbedaan Hasil Penelitian

1. Wibowo dan Wartini, 2012 Independen: WCT, CR, dan DTA Dependen: ROI Metode Regresi Linear Berganda. Variabel independen

penelitian ini lebih melengkapi yaitu dengan adanya CT, TAT, Firm Size. Dan variabel independen diukur dengan ROA.

Secara parsial WCT berpengaruh signifikan positif, sedangkan CR dan DTA tidak berpengaruh terhadap ROA.

Secara simultan WCT, CR DTA berpengaruh terhadap ROA sebesar 21.9%

2. Julkarnain, 2013

Independen: Modal Kerja (CA-CL), WCT, CT, A/R T Dependen: ROI Regresi Linear Berganda, Pengujian Asumsi Klasik dan Pengujian Hipotesis. Variabel independen

penelitian ini yaitu CR, DAR, TAT, Firm Size. Dan variabel dependen yaitu ROA.

Secara parsial Modal Kerja dan CT berpengaruh

signifikan negatif, sedangkan WCT dan A/R T tidak berpengaruh terhadap ROI. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap ROI sebesar 21.6%

3. Richard, et al., 2013 Independen: ARD, CCC, CR,Size, CAT Dependen: ROA Ordinary Least Square (OLS) Regression, Descriptive Statistics Variabel independen modal kerja penelitian ini menggunakan WCT dan CT.

Secara parsial ARD berpengaruh signifikan negatif, sedangkan CCC, CR, Size, CAT tidak berpengaruh terhadap ROA.

Secara simultan ARD, CCC, CR, Size, CAT berpengaruh terhadap ROA sebesar 38.4%

4. Ikpefan dan Owolabi, 2014 Independen: QR, CR, TRC, TPP Dependen: ROI Correlation dan Regression Analysis. Variabel independen modal kerja penelitian ini menggunakan WCT dan CT. Variabel dependen

Pada Nestle hanya TPP yang berpengaruh signifikan negatif, sedangkan QR, CR, TRC tidak berpengaruh terhadap ROE.


(57)

40 diukur dengan

ROA.

berpengaruh positif, sedangkan TRC dan TPP tidak berpengaruh. 5. Niresh dan Velnampy, 2014 Independen: Asset Turnover, Log of Total Asset, Log of Total Sales Dependen: NPM, ROA Correlation dan Regression Analysis. Variabel independen

penelitian ini yaitu WCT, CT, CR, dan DAR.

Seluruh variabel independen yang digunakan tidak

berpengaruh terhadapNPM dan ROA.

Hal tersebut dikarenakan adanya separation of ownership pada perusahaan yang melakukan perubahan pada tujuan seorang manajer dari profit maximization terhadap maximization of managerial utility. 6. Ambarwat i,et al., 2015 Independen: WCT, CR, TAT, Firm Size Dependen: ROI Regresi Linear Berganda, dan Uji Asumsi Klasik Variabel independen dalam penelitian ini lebih melengkapi yaitu CT dab DAR. Variabel dependen diukur dengan ROA

Secara parsial modal kerja, aktivitas, dan size

berpengaruh signifikan positif dan likuiditas tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas.

Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap ROA sebesar 52.8%.

7. Sujeewa, 2015 Independen: DCP, ICP, CCC, CCP, Sales Growth, DER Dependen: ROA Descriptive Statistics, Pearson Correlation Analysis, dan Pooled Ordinary Least Square (OLS) Variabel independen modal kerja penelitian ini menggunakan WCT dan CT.

Secara parsial DCP, ICP, CCC berpengaruh signifikan negatif, CCP berpengaruh signifikan positif dan Size, Sales growth, DER tidak berpengaruh terhadap ROA. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap ROA sebesar 54%


(58)

41 C. Kerangka Berpikir

Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan profitabilitas. Profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut. Sebelum melakukan investasi para pemodal harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas adalah modal kerja. Seorang manajer diharapkan mampu mengelola modal kerja dengan baik agar dapat mendukung kegiatan operasinya dan dapat meningkatkan penjualan perusahaan sehingga mampu meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan konsep-konsep dasar, hasil penelitian terdahulu dan masalah yang ada yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat dibuat kerangka pemikiran dari pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas secara sistematis dapat disusun pada gambar berikut:


(59)

42 Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Latar Belakang

Masalah

Penelitian Terdahulu Landasan

Teori

Rumusan Masalah

Variabel Dependen Variabel

Independen

Analisis Deskriptf

Penaksiran Model Data Panel

Uji Chow Uji Hausman

Model Terpilih Uji Asumsi

Klasik Uji Signifikansi

Hasil dan Interpretasi

Kesimpulan, Implikasi dan Saran


(60)

43 D. Hipotesis

Menurut Iqbal (2010:140), Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat berbentuk suatu variabel atau nilai dari suatuparameter. Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas.

Berdasarkan konsep-konsep dasar dan kerangka pemikiran di atas yang berkaitan dengan adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Parsial (t)

Menurut Ghozali (2011), Uji statistic t dilakukan untuk menguji seberapa jauh signifikansi pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tahap dalam pengujiannya adalah:

a. H0: b1≥ 0, Variabel Cash Turnover (CT) tidak berpengaruh

negatif terhadap Return On Asset (ROA)

Ha: b1 <0, Variabel Cash Turnover (CT) berpengaruh negative


(61)

44 b. H0: b2≥ 0, Variabel Working Capital Turnover (WCT) tidak

berpengaruh positif terhadap Return On Asset. Ha: b2<0, Variabel Working Capital Turnover (WCT)

berpengaruh positif terhadap Return On Asset. c. H0: b3≥0, Variabel Current Ratio (CR) tidak berpengaruh

positif terhadapReturn On Asset (ROA)

Ha: b3<0, VariabelCurrent Ratio (CR) berpengaruh positif

terhadap Return On Asset (ROA) d. H0: b4≥ 0, Variabel Debt Asset Ratio (DAR) tidak

berpengaruh negatif terhadap Return On Asset. Ha: b4<0, Variabel Debt AssetRatio (DAR) berpengaruh

negatif terhadap Return On Asset (ROA) e. H0: b5≥0 , Variabel Total Asset Turnover (TAT)

tidak berpengaruh positif terhadapReturn On Asset Ha: b5<0, Variabel Total Asset Turnover (TAT) berpengaruh

positif terhadap Return OnAsset (ROA) f. H0: b6≥ 0, Variabel Ukuran Perusahaan(Size) tidak

berpengaruh positif terhadap Return On Asset Ha: b6<0, Variabel Ukuran Perusahaan (Size) berpengaruh

positif terhadap Return On Asset (ROA). 2. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Simultan (F)

Uji Stignifikansi F menunjukan apakah semua variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau untuk


(62)

45 menguji apakah model dapat digunakan atau tidak (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis untuk uji signifikansi F yaitu:

H0 : b1, b2, b3, b4, b5,b6 = 0, Variabel independen yang terdiri dari Cash

Turnover (CT), Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR), Total Asset Turnover (TAT) dan Ukuran Perusahaan (SIZE), tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

Ha : b1, b2, b3, b4, b5 ≠ 0, Variabel independen yang terdiri dari Cash

Turnover (CT), Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR), Total Asset Turnover (TAT) dan Ukuran Perusahaan (SIZE), berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).


(1)

Lampiran 4: Output Eviews

Fixed Effect Model

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares Date: 05/25/16 Time: 19:24 Sample: 2011 2015

Periods included: 5

Cross-sections included: 16

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 91.59167 73.97952 1.238068 0.2226 CT 1.638773 2.026126 0.808821 0.4232 WCT 21.92269 21.48902 1.020181 0.3135 CR 0.455946 0.158278 2.880670 0.0062 DAR -0.592829 0.788271 -0.752063 0.4562 TAT 1.853719 0.270707 6.847701 0.0000 SIZE -11.43964 8.919439 -1.282552 0.2067

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.904521 Mean dependent var -2.041875 Adjusted R-squared 0.856781 S.D. dependent var 0.557662 S.E. of regression 0.211043 Akaike info criterion -0.007222 Sum squared resid 1.870646 Schwarz criterion 0.734894 Log likelihood 22.23111 Hannan-Quinn criter. 0.285135 F-statistic 18.94696 Durbin-Watson stat 2.089998 Prob(F-statistic) 0.000000


(2)

Lampiran 5: Output Eviews

Random Effect Model

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/25/16 Time: 19:25

Sample: 2011 2015 Periods included: 5

Cross-sections included: 16

Total panel (balanced) observations:80

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.677005 0.960415 3.828558 0.0003 CT -0.682718 0.146915 -4.647024 0.0000 WCT 0.666670 0.260025 2.563872 0.0130 CR 0.446972 0.145331 3.075543 0.0032 DAR -1.350074 0.566730 -2.382217 0.0206 TAT 1.275572 0.182319 6.996373 0.0000 SIZE 0.115930 0.093922 1.234327 0.2221

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.312985 0.6874

Idiosyncratic random 0.211043 0.3126

Weighted Statistics

R-squared 0.638280 Mean dependent var -0.652332 Adjusted R-squared 0.600204 S.D. dependent var 0.353838 S.E. of regression 0.223729 Sum squared resid 2.853125 F-statistic 16.76342 Durbin-Watson stat 1.597745 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.554480 Mean dependent var -2.041875 Sum squared resid 8.728697 Durbin-Watson stat 0.766800


(3)

Lampiran 6: Output Eviews Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 7.842778 (15,58) 0.0000

Cross-section Chi-square 85.456777 15 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares Date: 05/25/16 Time: 19:24 Sample: 2011 2015

Periods included: 5

Cross-sections included: 16

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.108715 0.717421 -4.333184 0.0001 CT -0.387083 0.108553 -3.565851 0.0007 WCT 0.619058 0.216248 2.862724 0.0059 CR 0.472946 0.200285 2.361363 0.0216 DAR -1.960390 0.487608 -4.020420 0.0002 TAT 0.734626 0.160014 4.591001 0.0000 SIZE 0.087727 0.054773 1.601643 0.1148 R-squared 0.637084 Mean dependent var -2.041875 Adjusted R-squared 0.598882 S.D. dependent var 0.557662 S.E. of regression 0.353189 Akaike info criterion 0.859290 Sum squared resid 7.110312 Schwarz criterion 1.095418 Log likelihood -20.49728 Hannan-Quinn criter. 0.952313 F-statistic 16.67686 Durbin-Watson stat 1.159983 Prob(F-statistic) 0.000000


(4)

Lampiran 7: Output Eviews Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 13.058739 6 0.0421

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. CT 1.638773 -0.682718 4.083603 0.2506 WCT 21.922690 0.666670 461.710269 0.3226 CR 0.455946 0.446972 0.003931 0.8862 DAR -0.592829 -1.350074 0.300188 0.1669 TAT 1.853719 1.275572 0.040042 0.0039 SIZE -11.439643 0.115930 79.547572 0.1951

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares Date: 05/25/16 Time: 19:27 Sample: 2011 2015

Periods included: 5

Cross-sections included: 16

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 91.59167 73.97952 1.238068 0.2226 CT 1.638773 2.026126 0.808821 0.4232 WCT 21.92269 21.48902 1.020181 0.3135 CR 0.455946 0.158278 2.880670 0.0062 DAR -0.592829 0.788271 -0.752063 0.4562 TAT 1.853719 0.270707 6.847701 0.0000 SIZE -11.43964 8.919439 -1.282552 0.2067

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.904521 Mean dependent var -2.041875 Adjusted R-squared 0.856781 S.D. dependent var 0.557662 S.E. of regression 0.211043 Akaike info criterion -0.007222 Sum squared resid 1.870646 Schwarz criterion 0.734894 Log likelihood 22.23111 Hannan-Quinn criter. 0.285135 F-statistic 18.94696 Durbin-Watson stat 2.089998 Prob(F-statistic) 0.000000


(5)

Lampiran 8: Output Eviews Uji Asumsi Klasik

Histogram Residual

0 1 2 3 4 5 6 7 8

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8

Series: Standardized Residuals Sample 2011 2014

Observations 64 Mean -8.33e-16 Median -0.002984 Maximum 0.788314 Minimum -0.877633 Std. Dev. 0.372224 Skewness -0.041239 Kurtosis 2.429588 Jarque-Bera 0.885792 Probability 0.642174

Uji Multikolinearitas

CT WCT CR DAR TAT SIZE

CT 1.000000 0.296897 -0.351079 0.382464 0.668646 0.450975 WCT 0.296897 1.000000 -0.853336 0.687174 -0.132991 0.031256 CR -0.351079 -0.853336 1.000000 -0.745104 0.132258 -0.254258 DAR 0.382464 0.687174 -0.745104 1.000000 -0.008445 0.214345 TAT 0.668646 -0.132991 0.132258 -0.008445 1.000000 0.175354 SIZE 0.450975 0.031256 -0.254258 0.214345 0.175354 1.000000

Heteroskedastisitas

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 005/25/16 Time: 19:34

Sample: 2011 2015 Periods included: 5

Cross-sections included: 16

Total panel (balanced) observations: 80

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -4.520933 6.725091 -0.672249 0.5041 CT 0.477959 1.064498 0.448999 0.6551 WCT -2.496140 1.927027 -1.295332 0.2004 CR 0.514539 1.315055 0.391268 0.6971 DAR 6.368191 4.465250 1.426167 0.1593 TAT -0.281002 1.448919 -0.193939 0.8469 SIZE -0.017551 0.616409 -0.028473 0.9774

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 1.866969 0.4728

Idiosyncratic random 1.971571 0.5272


(6)

R-squared 0.065945 Mean dependent var -1.556840 Adjusted R-squared -0.032377 S.D. dependent var 1.903312 S.E. of regression 1.933878 Sum squared resid 213.1734 F-statistic 0.670702 Durbin-Watson stat 1.806717 Prob(F-statistic) 0.673614

Unweighted Statistics

R-squared 0.171578 Mean dependent var -3.334262 Sum squared resid 353.1842 Durbin-Watson stat 1.366756


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

0 5 22

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII))

0 12 23

Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012)

1 15 123

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2008-2011)

1 4 112

Analisis pengujian pecking order theory melalui keterkaitan faktor-faktor penentu struktur modal terhadap financial leverage: studi kasus pada emiten syariah di Jakarta Islamic Index Periode 2009 – 2013

0 7 126

Pengaruh Profitablitas Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan (Studi kasus Pada perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

4 28 53

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 4 103

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2012-2014

0 9 70

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII) periode 2010-2015.

0 3 10

Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Transparansi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode Tahun 2012-2016) - eprints3

0 1 20