Di Luar Negeri Model Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia dan Luar Negeri 1. Di Indonesia

44 motivator dan pengawasan. Jadi, tugas utama badan ini adalah memberdayakan wakaf, baik wakaf benda tidak bergerak maupun benda bergerak yang ada di Indonesia sehingga dapat memberdayakan ekonomi umat. 40

2. Di Luar Negeri

Dalam hal wakaf uang, negara yang sampai saat ini boleh dikatakan paling berkembang dan maju dalam pengelolaannya adalah Bangladesh. Di Bangladesh wakaf uang memang telah menuai hasil memuaskan. Melalui dana wakaf, pemerintah Bangladesh mampu memberdayakan masyarakatnya dan mandiri secara ekonomi. Hal ini bermula dari pengenalan sertifikat wakaf tunai yang dilakukan oleh Prof. Dr. M. A. Mannan, serta pendirian sebuah bandar bernama Social Investment Bank Ltd. SIBL. Badan ini kemudian berfungsi untuk menggalang dana dari orang-orang melalui sertifikat wakaf tunai. Lalu dana yang terkumpul dikelola, sedangkan keuntungannya disalurkan kepada rakyat miskin yangmembutuhkan. Menurut M. A. Mannan, wakaf uang dapat berperan sebagai suplemen bagi pendanaan berbagai macam proyek investasi sosial yang dikelola oleh bank-bank Islam, sehingga dapat berubah menjadi bank wakaf sebuah bank yang menampung dana-dana wakaf. Pengenalan Sertifikat Wakaf Tunai ini dimaksudkan sebagai instrumen pemberdayaan keluarga kaya dalam memupuk 40 Departemen Agama RI, Paradigma Baru, h. 107 45 investasi sosial sekaligus mewujudkan kesejahteraan sosial. Wakaf uang membuka peluang yang unik bagi penciptaan investasi di bidang keagamaan, pendidikan, dan pelayanan sosial. Tabungan dari warga yang berpenghasilan tinggi dapat dimanfaatkan melalui penukaran Sertifikat Wakaf Tunai tersebut dapat dibelanjakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti pemeliharaan harta-harta wakaf itu sendiri. 41 Manfaat lain dari Sertifikat Wakaf Tunai adalah bahwa dia dapat mengubah kebiasaan lama di mana kesempatan wakaf itu seolah-olah hanya untuk orang-orang kaya saja. Karena Sertifikat Wakaf Tunai seperti yang dterbitkan oleh SIBL dibuat dalam denominasi sekitar US21, maka sertifikat tersebut dapat terbeli oleh sebagian besar masyarakat muslim. Bahkan, setifikat tersebut dapat dibuat dalam pecahan yang lebih kecil lagi. Dipandang dari sisi ini, maka penerbitan Setifikat Wakaf Tunai diharapkan dapat menjadi sarana bagi rekonstruksi sosial dan pembangunan, dimana mayoritas penduduk dapat ikut berpartisipasi. Garis-garis besar pengaturan operasionalisasi Sertifikat Wakaf Tunai sebagaimana yang diterapkan SIBL adalah sebagai berikut: a. Wakaf Tunai harus diterima sebagai sumbangan sesuai dengan Syariah. Bank harus mengelola wakaf tersebut atas nama waqif. 41 M. A. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai: Sebuah Inovasi Instrumen Keuangan Islam, Jakarta: CIBER dan PKTTI-UI, 2001, h. 36 46 b. Wakaf dilakukan dengan tanpa batas waktu dan rekeningnya harus terbuka dengan nama yang ditentukan oleh waqif. c. Waqif mempunyai kebebasan memilih tujuan-tujuan sebagaimana tercantum pada daftar yang jumlahnya ada 32 sesuai dengan identifikasi yang telah dibuat oleh SIBL atau tujuan lain yang diperkenalkan oleh syariah. d. Wakaf Tunai selalu menerima pendapatan dengan tingkat rate tertinggi yang ditawarkan bank dari waktu ke waktu. e. Kuantitas wakaf tetap utuh dan hanya keuntungannya saja yang akan dibelanjakan untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh waqif. Bagian keuntungan yang tidak dibelanjakan akan secara otomatis ditambahkan pada wakaf dan profit yang diperoleh akan bertambah terus. f. Waqif dapat meminta bank mempergunakan keseluruhan profit untuk tujuan-tujuan yang telah ia tentukan. g. Waqif dapat memberikan Wakaf Tunai untuk sekali saja, atau ia dapat juga menyatakan akan meberikan sejumlah wakaf dengan cara melakukan deposit pertama kalinya sebesar Tk.1000 atau equivalent dengan jumlah tertentu pada mata uang Rupiah. Deposit-deposit berikutnya juga dapat dilakukan dengan pecahan masing-masing Tk.1000 atau kelipatannya. h. Waqif dapat juga meminta kepada bank merealisasikan Wakaf Tunai pada jumlah tertentu untuk dipindahkan dari rekening waqif pada SIBL. 47 i. Atas setiap setoran Wakaf Tunai harus diberikan tanda terima dan setelah jumlah wakaf tersebut mencapai jumlah yang ditentukan, barulah diterbitkan sertifikat. j. Prinsip dan dasar-dasar peraturan Syariah Wakaf Tunai dapat ditinjau kembali dan dapat berubah. Dengan diterbitkannya Sertifikat Wakaf Tunai oleh SIBL telah membuka peluang kepada masyarakat untuk membuka rekening deposito wakaf tunai dengan tujuan untuk mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut: a. Menjadikan perbankan sebagai fasilitator untuk menciptakan wakaf tunai dan membantu dalam pengelolaan wakaf. b. Membantu mobilisasi tabungan masyarakat dengan menciptakan wakaf tunai dengan maksud untuk memperingati orang tua yang telah meninggal, anak-anak dan mempererat hubungan kekeluargaan orang- orang kaya. c. Meningkatkan investasi sosial dan mentransformasikan tabungan masyarakat menjadi modal. d. Memberikan manfaat kepada masyarakat luas, terutama golongan miskin, dengan menggunakan sumber-sumber yang diambilkan dari golongan kaya. e. Menciptakan kesadaran di antara orang kaya tentang tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat. f. Membantu pengembangan Social Capital Market. 48 g. Membantu usaha-usaha pembangunan bangsa secara umum dan membuat hubungan yang unik antara jaminan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Kesimpulannya, seseorang dapat memiliki Sertifikat Wakaf Tunai dengan maksud untuk memenuhi target investasi sedikitnya meliputi empat bidang yaitu: a. Kemanfaatan bagi kesejahteraan pribadi dunia+akhirat. b. Kemanfaatan bagi kesejahteraan keluarga dunia+akhirat. c. Pembangunan Sosial. d. Membangun masyarakat sejahtera: jaminan sosial bagi si miskin dan jaminan keamanan sosial bagi si kaya. Dari beberapa paparan di atas, wakaf uang yang dikelola SIBL ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain, memperluas jangkauan pemberi wakaf dan mendapat partisipasi penuh masyarakat. Masyarakat yang tidak mempunyai fixed asset dan harta berlebihan dapat mewakafkan uang sesuai dengan kemampuannya. Dana itu dikumpulkan dan dikelola oleh lembaga wakaf serta mendistribusikan hasilnya pada beneficiary. Benefit yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan produktifitas asset-asset wakaf yang belum terkelola dengan baik. Selain itu dana deposit permanen ini dapat diinvestasikan pada bidang investasi sosial dan dakwah Islam dengan cara mentransferkan tabungan kaya pada enterpreneur dan masyarakat untuk mendanai proyek-proyek yang berkenaan dengan dakwah Islam serta pemberdayaan ekonomi dan potensi masyarakat. 49

BAB III GAMBARAN UMUM

BADAN WAKAF INDONESIA

A. Sejarah Pendirian

Kelahiran Badan Wakaf Indonesia BWI merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran BWI, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Untuk kali pertama, Keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan Keputusan Presiden Kepres No. 75M tahun 2007, yang ditetapkan di Jakarta, 13 Juli 2007. Jadi, BWI adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia yang dalam melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, serta bertanggung jawab kepada masyarakat. 42 BWI berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi danatau KabupatenKota sesuai dengan kebutuhan. Dalam kepengurusan, BWI terdiri atas Badan Pelaksana dan Dewan Pertimbangan, masing-masing dipimpin oleh oleh satu orang Ketua dan dua orang Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh para anggota. Badan pelaksana merupakan unsur pelaksana tugas, sedangkan Dewan Pertimbangan adalah unsur pengawas pelaksanaan tugas BWI. Jumlah anggota Badan Wakaf Indonesia terdiri dari paling 42 http:www.bwi.or.id