51 “Menjadikan BWI sebagai lembaga professional yang mampu mewujudkan
potensi dan manfaat ekonomi harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan pemberdayaan masyarakat”.
3. Strategi
Adapun strategi untuk merealisasikan Visi dan Misi Badan Wakaf Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kompetensi dan jaringan Badan Wakaf Indonesia, baik nasional maupun internasional.
2. Membuat peraturan dan kebijakan di bidang perwakafan. 3. Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk berwakaf.
4. Meningkatkan profesionalitas dan keamanahan nazhir dalam pengelolaan dan pengembangan harta wakaf.
5. Mengkoordinasi dan membina seluruh nazhir wakaf. 6. Menertibkan pengadministrasian harta benda wakaf.
7. Menghimpun mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf yang berskala nasional dan internasional.
C. Struktur Lembaga Struktur Organisasi
Dewan Pertimbangan
Ketua : Dr. H.M. Anwar Ibrahim Ketua
Wakil Ketua : Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA
52 : Drs. H. Ahmad Djunaidi
Anggota : Dr. Mulya E. Siregar
: H. Muhammad Abbas Aula, Lc. MHI
Badan Pelaksana
Ketua : Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan
Wakil Ketua I : H. Mustafa Edwin Nasution, Ph.D
Wakil Ketua II : Drs. KH. A. Hafizh Utsman
Sekretaris : Dr.Sumuran Harahap, M.Ag.MM.MH
Wakil Sekretaris : H.M. Cholil Nafis, Lc. MA
Bendahara : Drs. H. Siradjul Munir
Wakil Bendahara : Prof. Dr. Suparman, MSc
Divisi-divisi
Pembinaan Nazhir : Dr. KH. Maghfur Usman
: Dr. H. Jafril Khalil, MCL. Drs. FIIS Pengelolaan Wakaf
: Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA : Ir. Suhaji Lestiadi
Hubungan Masyarakat : Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA
: Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS Kelembagaan
: Dr. Wahiduddin Adams, SH. MA Penelitian dan Pengembangan : Dr. Uswatun Hasanah, MA
: Dian Masyita, SE. MT
53
D. Program Kerja
Program kerja untuk merealisasikan visi, misi, dan srategi tersebut, BWI mempunyai 5 divisi, yakni Divisi Pembinaan Nazhir; Divisi Pengelolaan dan
Pemberdayaan Wakaf; Divisi Kelembagaan; Divisi Hubungan Masyarakat; dan Divisi Penelitian dan Pengembangan Wakaf.
Adapun program kerja masing-masing divisi adalah sebagai berikut: 1. Divisi Pembinaan Nazhir
Dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai Pembina nazhir, Divisi Pembina Nazhir meyusun program sebagai berikut:
a. Menyusun kurikulum untuk pelatihan nazhir. b. Menyusun modul untuk pelatihan nazhir oleh tim khusus yang dibentuk oleh
pengurus BWI. c. Modul dan kurikulum yang sudah disusunoleh tim khusus, diteliti dan diuji
oleh Divisi Litbang. d. Mengadakan lokakarya mengenai kurikulum dan modul yang akan
dipergunakan untuk pelatihan nazhir. e. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan nazhir.
2. Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf meyusun program sebagai berikut:
a. Pemetaan tanah wakaf untuk tujuan produktif. b. Program penghimpunan dana wakaf uang.
c. Pembangunan gedung wakaf center.
54 d. Program investasi harta wakaf.
e. Penyaluran hasil investasi kepada mauquf alaih sesuai yang ditetapkan dalam ikrar wakaf.
3. Divisi Kelembagaan Divisi Kelembagaan Wakaf meyusun program sebagai berikut:
a. Menyiapkan dan menyusun pedoman penyelesaian sengketa mengenai perwakafan baik musyawarah, mediasi, arbitrase atau pengadilan.
b. Menyiapkan pedoman hubungan kerja. c. Pengembangan lembaga, pembentukan perwakilan BWI di provinsi atau
kabupatenkota sesuai kebutuhan bersama. d. Memberikan rekomendasi persetujuan atau penukaran harta benda wakaf.
e. Penerbitan kebijakan dan prosedur pengelolaan wakaf produktif. 4. Divisi Hubungan Masyarakat
Divisi Hubungan Masyarakat menyusun program sebagai Program publikasi dan edukasi public
5. Divisi Penelitian dan Pengembangan Wakaf Divisi Penelitian dan Pengembangan Wakaf meyusun program sebagai berikut:
a. Menginvetarisir asset-aset wakaf di seluruh Indonesia. b. Memetakan dan menganalisis potensi ekonomi dari setiap asset wakaf dengan
berkoordinasi dengan divisi lain yang berkaitan. c. Menghasilkan publikasi ilmiah dan populer mengenai perwakafan.
55
BAB IV IMPELEMNTASI WAKAF UANG DI BADAN WAKAF INDONESIA
A. Pengelolaan Wakaf Uang
Wakaf bagi seorang muslim merupakan realisasi ibadah kepada Allah melalui harta benda yang dimilikinya, yaitu dengan melepas benda yang dimilikinya untuk
kepentingan umum. Ajaran wakaf disandarkan pada Sabda Rasulullah saw. “Apabila anak Adam meninggal maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara:
shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mendoakannya” HR. Muslim.
45
Para ulama fikih sepakat, yang dimaksud dengan “shadaqah jariyah” dalam hadis di atas adalah wakaf. Ulama-ulama ahli hadis pun sepakat mengamini
pandangan tersebut. Ketika berwakaf, ada empat rukun yang harus dipenuhi. Pertama, orang yang
berwakaf waqif. Kedua, benda yang diwakafkan mauquf. Ketiga, orang yang menerima manfaat wakaf mauquf ‘alaih. Keempat, lafadz atau ikrar wakaf sighat.
Benda yang dapat diwakafkan terdiri dari dua macam: benda tak bergerak misalnya tanah; dan benda bergerak contohnya uang. Selain rukun wakaf yang empat, ada satu
lagi elemen penting dalam wakaf, yaitu nazhir atau pengelola harta wakaf. Nazhir adalah orang yang diberi tugas untuk mengelola wakaf. Dalam buku-buku fiqh tidak
disebutkan bahwa Nazhir termasuk salah satu rukun wakaf. Namun karena peran
45
Imam Muslim, Shahih Muslim, No. 3084, jz. 8, h. 405; Abu Daud, Sunan Abi Daud, No. 2494, jz. 8, h. 76.