Dasar Hukum dari As-Sunnah

20 memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. QS. Al-Baqarah2:267 14 Kesimpulannya, Al-Quran dalam hal wakaf tidak menyebutkan secara khusus, Al-Quran hanya membicarakan soal umum yaitu soal menafkahkan harta pada jalan Allah. Cara menafkahkan harta pada jalan Allah salah satunya dengan wakaf. 15

b. Dasar Hukum dari As-Sunnah

Di samping mengemukakan dalil atau dasar hukum wakaf dari Al- Quran, para fuqaha juga menyadarkan masalah wakaf kepada hadits atau sunnah Nabi. Diantara hadits Nabi yang dijadikan dasar hukum wakaf oleh para fuqaha adalah sabda Nabi: : . Artinya: Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang telah meninggal dunia maka terputuslah semua amal perbuatannya, kecuali dari tiga hal, yaitu dari shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang mendo’akan orang tuanya” HR. Muslim, Ibn Majah, Turmudzi, Abu Dawud dan Ahmad. 16 14 Q.S. al-Baqarah ayat 267 15 Drs. H. Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, jakarta: Ciputat Press, 2005, Cet. 1, h. 68 16 Shahih Muslim, juz 11, h. 85. 21 Walaupun secara umum disebutkan adalah sadaqah jariyah, namun yang dimaksud hadits di atas termasuk wakaf. Wakaf akan menghasilkan pahala selagi barang yang diwakafkan itu utuh dan dapat dimanfaatkan, maka orang yang berwakaf terus menerima pahala dari Allah SWT. Selain hadits di atas, ada hadits yang secara tegas menyinggung dianjurkan ibadah wakaf, yaitu perintah Nabi kepada Umar untuk mewakafkan tanahnya yang ada di Khaibar: : : : : : Artinya: “Dari Ibnu Umar ra. Berkata, bahwa sahabat Umar ra. memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian menghadap kepada Rasulullah untuk memohon kepada petunjuk. Umar berkata: Ya Rasulullah, saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintah kepadaku? Rasulullah menjawab: bila kamu suka, kamu tahan pokoknya tanah itu, dan kamu sedekahkan hasilnya. Kemudian Umar melakukan shadaqah, tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak pula diwariskan. Berkata Ibnu Umar: Umar menyedekahkannya kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, budak belian, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak mengapa atau tidak dilarang bagi yang menguasai tanah wakaf itu pengurusnya makan dari hasilnya dengan cara baik 22 sepantasnya atau makan dengan tidak brrmaksud menumpuk harta”. HR. Bukharri Muslim 17 Para ulama salaf sepakat bahwa wakaf itu sah adanya dan wakaf Umar di Khaibar itu adalah wakaf yang pertama terjadi di dalam sejarah Islam. 18 Kesimpulannya, secara eksplisit hukum wakaf sedikit ditetapkan oleh as-Sunnah dan sebagian besar ditetapkan oleh ijtihad fuqaha dengan berpegang pada Istihsan, Istishab, dan ‘urf atau kebiasaan. 19

c. Dasar Hukum dari Perundang-Undangan Indonesia