Najsy Penelusuran Hadis-hadis Tentang Praktik-Praktik yang Terlarang dalam Jual-Beli

6. Najsy

54 Artinya : Telah meriwayatkan kepada kami Abdullah bin Maslamah, dari Nafi’, dari Ibn ‘Umar Ra bahwasanya Nabi melarang jual beli najsy. Syarah Hadis Haram hukumnya praktek najasy dalam jual beli, at-Tirmidzi berkata dalam Sunannya, Hadits inilah yang berlaku di kalangan ahli ilmu, mereka memakruhkan praktek najasy dalam jual beli. 55 Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam kitab Fath al-Bari , Makruh yang dimaksud adalah makruh tahrim haram. 56 Bentuk praktek najasy adalah sebagai berikut, seseorang yang telah ditugaskan menawar barang mendatangi penjual lalu menawar barang tersebut dengan harga yang lebih tinggi dari yang biasa. Hal itu dilakukannya dihadapan pembeli dengan tujuan memperdaya si pembeli. Sementara ia sendiri tidak berniat 54 Abi Abdill āh Muhammad ibn Ismāil ibn Ibrāhim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al- Bukh āri al-Ja’fiyyi, Sahih Bukhāri, Juz II Beirut: Dār al-Fikr, 1401 H 1981 M, h. 818 55 Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Ad-Dahhak As-Sulami At- Tirmizi, Sunan at-Tirmizi,Juz III Beirut: Dar al-Fikr 597. 56 Ibn Hajar al-Asqalani Abul-Fadl Ahmad ibn Ali ibn Muhammad, Fath al-Bari Sharh Sahih al-Bukhari, Juz XXI Beirut: D ār al-Fikr 336. untuk membelinya, namun tujuannya semata-mata ingin memperdaya si pembeli dengan tawarannya tersebut. Ini termasuk bentuk penipuan. 57 Al-Baghawi berkata dalam kitab Syarhus Sunnah [VTII120-121], Najasy adalah seorang laki-laki melihat ada barang yang hendak dijual. Lalu ia datang menawar barang tersebut dengan tawaran yang tinggi sementara ia sendiri tidak berniat membelinya, namun semata-mata bertujuan mendorong para pembeli untuk membelinya dengan harga yang lebih tinggi. At-Tanajusy adalah seseorang melakukan hal tersebut untuk temannya dengan balasan temannya itu melakukan hal yang sama untuknya jika barangnya jadi terjual dengan harga tinggi. Pelakunya dianggap sebagai orang durhaka karena perbuatannya itu, baik ia mengetahui adanya larangan maupun tidak, sebab perbuatan tersebut termasuk penipuan dan penipuan bukanlah akhlak orang Islam. Al-Baghawi berkata dalam Syarhus Sunnah VIII121, Para ulama sepakat bahwa bila seorang mengakui praktek najasy yang dilakukannya lalu si pembeli jadi membelinya, maka jual beli dianggap sah, tidak ada hak khiyar bagi si pembeli, jika oknum pelaku najasy tadi melakukan aksinya tanpa perintah dari si penjual. Namun, bila ia melakukannya atas perintah dari si penjual, maka sebagian ahli ilmu berpendapat bahwa si pembeli memiliki hak khiyar. 57 Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Ad-Dahhak As-Sulami At- Tirmizi, Sunan at-Tirmizi,Juz III Beirut: Dar al-Fikr 598.

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN TEKS HADIS DAN HIKMAH LARANGAN