Tinjauan Kata pada Matan Hadis Makna Umum dari Hadis

Imam Nawawi berkata, Larangan jual beli Gharar adalah fondasi dasar dalam aturan jual beli yang mencakup berbagai macam kasus yang berhubungan dengan transaksi jual beli. 62 Imam Khithabi mengatakan, Segala jenis jual beli yang mengandung unsur ketidaktahuan terhadap dagangannya termasuk dalam hukum gharar. Larangan dari Rasulullah terhadap jual beli gharar ini bertujuan untuk melindungi harta dan menghindarkan perselisihan antara pihak-pihak yang melakukan transaksi jual beli. 63

2. Hadis Larangan Monopoli

Teks Matan Hadis 1: ƒ Teks Matan Hadis 2: ƒ ƒ• ƒ

a. Tinjauan Kata pada Matan Hadis

Jual beli Hâdhir Libâdin Disebutkan dalam kitab Aunul Mabûd, Imam Nawawi mengatakan bahwa Imam SyafiI dan kebanyakan para pengikut beliau menggambarkan 62 Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bâri Syarah Shahih Bukhari, Bab Baul Gharar hadis no 2036. 63 Muhammad Syamsul Hal al-Azhim Âbâdi, Aunul Mabûd, Dârul Fikr Beirut 1995, Hadis no 3376 Hasyiah no.1 hal. 180 Hâdhir Libâdin yang disebutkan nabi pada hadis diatas adalah, seseorang yang datang dari daerah terpencil atau pedalaman yang menjual barang dagangannya yang merupakan kebutuhan orang banyak dengan harga biasa. Kemudian ada orang lain yang memborong barang tersebut dengan maksud untuk menjualnya secara bertahap dengan harga yang bisa ia atur sendiri, tidak berdasarkan harga pasar yang sudah disepakati. 64 Kemudian Imam Nawawi menambahkan, bahwa jual beli ini diharamkan dengan syarat bahwa orang tersebut mengetahui bahwa apa yang ia lakukan memang dilarang. Namun jika ia tidak mengetahuinya, atau barang tersebut bukan merupakan kebutuhan orang banyak, maka hal tersebut tidak diharamkan. Hadis 2 ƒ ƒ• ƒ Imam al-Auzâi berkata, Al-Jâlib bukanlah Muhtakir, karena orang tersebut tidak menimbulkan kesulitan bagi orang lain. Bahkan ia justru memberikan manfaat kepada orang lain. Karena ia justru memberikan rasa tenang kepada orang lain bahwa stok bahan makanan pokok masih tersedia dan siap diperjualbelikan kepada yang membutuhkannya. 65

b. Makna Umum dari Hadis

64 Muhammad Syamsul Hal al-Azhim Âbâdi, Aunul Mabûd, Beirut: Dar al-Fikr,240 65 Ibnu Quddamah, Al-Muqhni, Beirut: Dâr Ikhbâr Turats Arabi, 154. Sederhananya dunia perdagangan memang berorientasi pada keuntungan materi. Namun ada nilai-nilai tertentu yang menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi setiap prilaku setiap orang dalam berdagang. Seperti kejujuran, kecermatan, dan hal-hal lainnya. Dalam hal yang sangat erat hubungannya dengan kebutuhan masyarakat, seperti bahan makanan pokok dan keperluan sehari-hari, Islam juga memberikan perhatian yang sangat besar dan serius. Adanya sikap monopoli dalam perdagangan mungkin bisa diakui sebagai suatu hal yang manusiawi. Namun jika hal tersebut sangat berpengaruh pada kestabilan roda kehidupan suatu komunitas, maka Islam sangat tegas untuk menghadangnya. Sebab itulah Rasulullah menyematkan status sebagai orang yang terlaknat bagi siapapun yang melakukan monopoli dan memainkan harga pasaran. Apalagi jika ini menyangkut dengan komoditas bahan pokok. Islam tidak membatasi sebesar apa kuantitas barang dagangan yang bisa kita sediakan bagi para calon pembeli. Namun yang dibatasi disini adalah hasrat untuk mendapatkan keuntungan besar dengan cara menimbulkan penderitaan bagi orang lain.

c. Faedah yang diambil dari hadis