Dasar Hukum Kewarisan Islam

14 e. Disebut juga dengan ilmu yang digunakan untuk mengetahui ahli waris yang dapat mewarisi dan yang tidak dapat mewarisi serta mengetahui kadar bagian setiap ahi waris. 4 Dengan demikian, ilmu faraidh mencakup tiga unsur penting di dalamnya: a. Pengetahuan tentang kerabat-kerabat yang menjadi ahli waris. b. Pengetahuan tentang bagian setiap ahli waris dan c. Pengetahuan tentang cara menghitung yang dapat berhubungan dengan pembagian harta waris.

2. Dasar Hukum Kewarisan Islam

Dasar dan sumber utama dari hukum Islam sebagai hukum agama Islam adalah nash atau teks yang terdapat di dalam Al quran dan sunnah Nabi. 5 Ayat-ayat Alquran dan sunnah Nabi yang secara langsung mengatur kewarisan tersebut antara lain sebagai berikut. a. Ayat-Ayat Alquran QS. An-Nisaa ayat 7                       ءاسنلا ٤ : 4 Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, Mesir, Hukum waris, Jakarta Selatan, Senayan Abadi Publishing 2004, h.13. 5 Moh. Muhibbin dan Abdul Wahid, Hukum Kewarisan Islam sebagai pembaharuan Hukum Positif di Indonesian, Jakarta, Sinar Grafika, 2011.h.12. 15 Artinya: Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu- bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. QS. An-Nisaa4:7 Ketentuan dalam ayat di atas, merupakan landasan utama yang menunjukkan, bahwa dalam Islam baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mempunyai hak waris, dan sekaligus merupakan pengakuan Islam, bahwa perempuan merupakan subjek hukum yang mempunyai hak dan kewajiban. Tidak demikan halnya pada masa Jahiliyah, dimana wanita dipandang sebagai objek bagaikan benda biasa yang dapat diwariskan. Sebagai pertanda yang lebih nyata, bahwa Islam mengakui wanita sebagai subjek hukum, dalam keadaan tertentu mempunyai hak waris, sedikit ataupun banyak yang telah dijelaskan dalam beberapa ayat Alquran. b. Al-Hadist Hadist Nabi Muhammad yang secara langsung mengatur tentang kewarisan adalah sebagai berikut. Hadist Nabi dari Abdullah ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari ا حْلأ ل ق مّ ّْع ّلا ّص لا ْ ع ْع ّلا ع ْا ْ ع ئا فْلا ّْ أ لج لْ أّف ف خ لا ا Artinya: Berikanlah faraidh bagian yang ditentukan itu kepada yang berhak dan selebihnya berikanlah kepada laki-laki dari keturunan laki-laki. 6 6 Sahih Bukhori halaman 463 juz 20, dikutip dari Maktabah As-syamilah, bab Faraid. Matan Hadits: ْع ّلا ع ْا ْ ع أ ْ ع ط ْا ْ ع ْ ث ح ْ ح ْ ّْ ث ح ا حْلأ ل ق مّ ّْع ّلا ّص لا ْ ع ئا فْلا ّْ أ لج لْ أّف ف 16

3. Rukun dan Syarat Waris