Program penghimpunan Program Pendayagunaaan

3. Komisi Pengawas

Ketua : Drs. H. Achmad Subianto, M.BA. Wakil Ketua : Dr. H. Muhammad Syafii Antonio, M.Sc Sekretaris : Drs. H. Basri Barmanda, M.BA. Wakil Sekretaris : Drs. H. Farid Hadjiry, MM Anggota : 1. Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, SH, MA 2. Prof. Dr. H.M. Tahir Azhary, SH 3. Drs. Mar’i Muhammad 4. Dra. Hj. Yuniwati T. Masjchun Sofwan 5. Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin 6. Drs. H. Taufiq Kamil 7. Prof. Dr. H. Muchsin, SH. 8. Prof. Dr. Didiek J. Rachbini 9. Drs. H. Mubarok 10. K.H. Cholid Fadlullah, SH

E. Program Kerja BAZNAS

1. Program penghimpunan

a. Kerjasama 1 Pembentukan Unit Pengumpul Zakat UPZ 2 Program penyaluran ZIS b. Layanan Pembayaran ke BAZNAS 1 Pembayaran melalui Konter, 2 Pembayaran melalui UPZ Mitra 3 Pembayaran Melaui Bank : ATM, transfer, phone internet banking 4 Pembayaran Layanan Jemput 5 Pembayaran via SMS dll c. Layanan Lain 1 NPWZ Nomor Pokok Wajib Zakat 2 BSZ Bukti Setor Wajib Zakat

2. Program Pendayagunaaan

Zakat, infak dan shadaqoh yang terhimpun disalurkan BAZNAS untuk kepentingan umat melalui program-program sbb ini : a. Program kemanusiaan Indonesia peduli 1 Unit salur zakat center b. Program kesehatan Indonesia sehat 1 Unit kesehatan keliling UKK . 2 Dokter keluarga prasejahtera. 3 Selamatkan tunas bangsa. c. Program Dakwah Indonesia Taqwa 1 Da’I terpencil mandiri d. Program pengembangan ekonomi masyarakat Indonesia makmur 1 Sentral ternak domba cimande. 2 Desa ternak makmur 3 Lapak sampah terpadu 4 Lubung tani organik 5 Pemberdayaan kampong nelayan PKN 6 pemberdayaan perempuan e. Program penongkatan kualitas SDM Indonesia cerdas 1 Satu Keluarga Satu Sarjana SKSS 2 Dana Infak Abadi Anak Negeri DINNAR 3 Mobil dan Motor Pintar 4 BAZNAS latihan kerja BLK 31 Dana BAZNAS di dayagunakan berdasarkan prioritas kebutuhan mustahik dan dimanfaatkan untuk usaha produktif, adapun pendayagunaan dana BAZNAS untuk usaha yang produktif dilakukan dengan berdasarkan persyaratan sbb: a. Apabila pendayagunaan dana BAZNAS dari zakat pada tahap pertama sudah terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan. b. Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan. c. Mendapat persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan. 32 Sedangkan dana BAZNAS yang berasal dari hasil penerimaan Infak, shadaqoh, hibah, wasiat, dan kafarat didayagunakan terutama untuk usaha produktif di mana dilakukan dengan prosedur sbb : a. Dilakukan studi kelayakan, b. Ditetapkan jenis usaha produktif c. Dilakukan bimbingan dan penyuluhan, d. Dilakukan pemantauan, pengendaliaan dan pengawasan, 31 . BAZNAS, katalok Program 2008. 32 . Dikutip oleh Yeni Fitriani, dari Risalah Rekornas ke-1, skripsi peranan Badan Amil Zakat Nasional dalam pemodalan usaha kecil menengah , f akultas syariah dan hokum UIN syarif hidayatullah jakarta. e. Dilakukan evaluasi dan f. Membuat lapaoran Agar memberikan manfaat yang optimal, zakat harus didayagunakan sesuai kebutuhan mustahik dengan tetap mengacu pada aturan syariah, untuk menjangkau mustahik secara luas dan tepat sasaran, strategi penyaluran dilakukan langsung dan tidak langsung. Penyaluran secara langsung adalah penyaluran yang disalurkan langsung kepada mustahik oleh USZ oknter. Sedangkan penyaluran tidak langsung adalah penyaluran yang dilakukan melalui lembaga mitra BAZNAS, seperti Badan Amil Zakat BAZ, Lembaga Amil Zakat LAZ, dan USZ mitra yang ada di BUMN, BUMS, BMT, maupun lembaga Masjid. 33 Jenis pendayagunaan dana ZIS BAZNAS terbagi kedalam 5 kategori program yaitu : program kemanusiaan, kesehatan, kualitas SDM, pengembangan ekonomi masyarakat, serta program dakwah. a. Program Kemanusiaan. Program bantuan untuk meringankan masyarakat yang tertimpa bencana alam, kemanusiaan maupun bantuan untuk memenuhi kebutuhan asasi masyarakat, seperti evakuasi, logistic, pelayanan kesehatan dan rehabilitasinya termasuk program ini. Dalam program ini BAZNAS telah melakukan Penanganan Bencana : Bantuan Evakuasi Korban, Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat, Bantuan Pangan dan Sandang, Bantuan Rehabilitasi Daerah Pasca 33 . BAZNAS, Annual Report, 2006. h. 34 Bencana, Bantuan Rawan Pangan, Bantuan pendidikan kesehatan sesaat, Bantuan Ibnu Sabil dan bantuan Tsunami Aceh, gempa DIY, Bengkulu, Sumbar, banjir longsor di seluruh Indonesia dll. 34 b. Program kesehatan. Pada program kesehatan ini BAZNAS melakukan berbagai kegiatan antara lain : 1. Unit Kesehatan Keliling Siaga Bencana, diantaranya memberikan fasilitas sebagai berikut; Memberikan penyuluhan dan pencegahan wabah penyakit di daerah kantong kemiskinan. Layanan kesehatan gratis di daerah kantong kemiskinan dan daerah-daerah bencana, Pencegahan dan penanggulangan rawan gizi, Telah beroperasi di 14 Kecamatan di Jadebotabek 2. Dokter Keluarga Pra Sejahtera dianataranya program ini Beroperasi di 5 wilayah DKI dan Solo, dan 3. Rumah Sehat Masjid Sunda Kelapa c. Program Kualitas SDM. Pada program ini baznas melakukan suatu terobosan bagus dalam bidang pendidikan ; 1. satu keluarga satu sarjana yaitu program yang merupakan program Beasiswa kepada mahasiswa berprestasi secara akademik dan kemasyarakatan, untuk mengembangkan mahasiswa yang berkarakter dan mandiri serta mampu membangun masyarakat. 2. Program Peningkatan Kualitas Guru, program ini merupakan program pelatihan pelajaran eksakta untuk guru Madrasah, 3. Pengelolaan Motor Pintar, Mobil Pintar, Rumah Pintar bekerjasama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu 34 . Profil Baznas d. Program Pengembangan Ekonomi Umat. Pada program ini BAZNAS menjalankan berbagai bentuk kegiatan antara lain; 1. Desa Ternak Makmur ; beberapa yang dilakukan yaitu Pemberdayaan dan pendampingan intensif peternak kambing domba, ayam,ikan. Pembangunan jaringan pemasaran produk, Lokasi : Bandung, Sukabumi, Bogor, Payakumbuh, Lombok Barat NTB, Lombata NTT. 2. Kampung Nelayan Makmur di mana berbenruk kegiatan yang bermacam yaitu Pemberdayaan dan pendampingan nelayan secara intensif dengan pembrian kapal, alat pancing, Bantuan pemasaran hasil tangkapan, Dakwah, Lokasi : Indramayu, Maluku Utara, Adonara NTT. 3. Program Wirausaha Mandiri diantaranya program ini meliputi kegiatan sebagai berikut yiatu, Program mengurangi pengangguran pemuda, Pelatihan diikuti dengan pemberian modal kerja dan pendampingan. Contoh : pelatihan bengkel motor, ternak ayam, service telepon seluler dll. 4. Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Bank Desa Makmur yaitu program yang mengarap berbagi kegiatan antara lain, Membangun Baitul Qiradh dan BMT, Mengembangkan BMT dengan pemberian modal kerja untuk 14 BMT, Membangun 22 Baitul Maal Desa BMD di DIY dan Jawa Timur. 5. Kelompok Masyarakat Makmur yang terdiri dari berbagai kegiatan ; Pemberian modal dan sarana, Budidaya rumput laut, pengolahan limbah plastik Pertanian ubi jepang di Pamijahan Bogor, Kuningan Kerajinan tas, garmen dll e. Program dakwah Program ini menjalankan berbagai bentuk kegiatan antara lain : Dengan melakukan Pengiriman Dai ke daerah terpencil, Kerjasama dengan lembaga dakwah dalam rangka pemberdayaan dai, termasuk donasi untuk para dai, Beasiswa untuk pendidikan kader ulama dai, Memberikan donasi bagi muallaf di daerah tertentu.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A. Implementasi Konsep Amanah dan Fathanah dalam Pengelolaan Zakat

pada BAZNAS 1. Amanah pada pengelolaan zakat Badan Amil Zakat Nasional Undang-undang no.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat yang disusun oleh pemerintah sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan zakat yang ada di berbagai lembaga zakat yang berdiri di Indonesia ini. Yaitu di mana pengelolaan zakat yang dikelola oleh lembaga maupun badan zakat yang profesional , amanah, dan transparan. Amanah adalah kepercayaan yang dipercayakan kepada seseorang. 35 Amanah di dalam penglolaan zakat di BAZNAS diartikan proses pembuktian, menyalurkan dana zakat, melaporkan kepada muzakki, dan mengumumkan kepada khalayak umum maupun masyarakat. 36 Sifat amanah sangat penting karena berkaitan dengan kepercayaan umat. Artinya para muzakki akan dengan rela menyerahkan zakatnya melalui lembaga pengelolaan zakat, jika lembaga tersebut patut dan layak untuk dipercaya. Keamanahan ini diwujudkan dalam bentuk transparasi keterbukaan dalam menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara 35 . Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999, h. 18 36 . Wawancara, Budi setiawan, tanggal 5 november 2008