Fathanah pada pengelolaan zakat Badan Amil Zakat Nasional.

c. Pendayangunaan dan pengembangan. Pendayangunaan yang merupakan suatu bentuk alokasi dana zakat yang disalurkan kepada mustahik. untuk dapat mentusun program atau proyek pendayangunaan zakat yang lebih bermanfaat tidak dapat ditebak begitu saja diatas meja atau diperkirakan tanpa ada data yang mendukungnya. diantara data yang dapat digali untuk mendukung terwujudnya proyrk itu dapat dilaksanakan dengan bertahap. Tujuan pendayangunaan zakat yang utama adalah memperbaiki taraf hidup rakyat. rakyat Indonesia masih banyak yang hidup di bawahgaris kemiskinan, dan akibat dari itu juga, maka maslah kebodohan dan kesempatan memperoleh pendidikan masih merupakan masalah serius yang harus dipecahkan. kegiatan yang dilakukan dalam pendayangunaan dan pengembangan di BAZNAS dilakukan dalam bentuk kegiatan yang bersifatnya Pemberian Motivasi seperti memberikan pengetahuan tentang system manajemen dalam arti sederhana, bimbingan, dan pendampingan dalam bidang usaha. bentuk lainnya yaitu dalam pemberian modal, baik itu berupa uanga untuk modal utama, modal tambahan maupun modal berupa barang dagangan baik itu peralatan maupun bentuk ternak untuk dipelihara dan selanjutnya diawasi oleh pihak BAZNAS dalam pelaksanaan kegiatannya.

2. Fathanah pada pengelolaan zakat Badan Amil Zakat Nasional.

Azas dan budaya kerja yang diterapkan oleh BAZNAS yaitu meneladani sifat rosul yaitu sifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Di mana masing-masing diartikan sebagai berikut ; Sifat Siddiq diartikan melakukan pekerjaan dengan benar dan profesional, Amanah diartikan jujur dan dapat dipercaya, sifat Tabligh diartikan manajemen yang transparan dana akuntabel, serta sifat fathanah sendiri diartikan sebagai pemberdayaan yang kreatif, efektif dan bermanfaat ganda Multiplier effect 44 Salah satu sifat yang melekat pada Rasulullah saw. Adalah sifat Fathanah cerdas. Kecerdasan Rasulullah sudah diakui dan diyakini oleh seluruh umat Islam. Kecerdasan Rasulullah telah membuktikan pencapaian dakwah Islam yang dimaknai sebagai keberhasilan global rahmatan lil alamin . Kecerdasan Rasulullah patut diteladani dalam konteks sekarang. Kecerdasan dalam mengelola suatu lembaga pengelola ZIS mutlak diperlakukan, dan kecerdasan yang diperlukan oleh amil untuk suatu tugas pendayangunaan ZIS menjadi cerita menarik. 45 Dalam pengelolaan zakat, adanya suatu persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang amil zakat, yaitu sifat yang harus dimiliki oleh para amil zakat yaitu amanah dalam menjalankan roda keberlangsungan dana zakat, selain amanah ada lagi sifat yang harus dipunyai oleh seorang amil zakat, sifat itu merupakan Fathanah yang sering diartikan dengan profesional. Fathanah dalam wawancara pribadi dengan Budi Setiawan staf bagian pendayangunaan BAZNAS, dia mengatakan bahwa Fathanah itu suatu bentuk penetapan standar mutu manajemen dalam pengelolaan zakat, 44 . Ibid, h. 19 45 . Ahmad Hasan Ridwan, “Pengelolaan Zakat” artikel diakses pada 2 juli 2008 dari http:PERSIS.or.idQS?P=21 kehati-hatian dalam mengelolanya, cepat dan efisien dalam penyaluran dan pendayangunaan dana zakat tersebut. 46 Selain menjalankan amanat UU dan keputusan presiden, BAZNAS juga melaksanakan kewajibannya sebagainya sesuai keputusan menteri agama RI No.531 tahun 2001 yang diperbaharui dengan keputusan Mahkamah Agung N0.373 tahun 2003 tentang pelaksanaan UU No. 38 tahun 1999 pengelolaan zakat, dan keputusan Dirjen dinas Islam dan urusan haji No. 291 tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat. Tugas yang diemban BAZNAS berdasarkan peraturan perundang- undangan tersebut adalah : a. Sebagai Badan Amil Zakat yang melakukan kegiatan pengumpulan, pengadministrasian dan pendayangunaan atau penyaluran zakat, infak, dan shodaqah hibah dan dana-dana sosial lainnya. b. Sebagai BAZ Nasional bertugas untuk melakukan fungsi koordinasi, konsultasi, dan informasi serta pengembangan kelembagaan Badan Amil Zakat daerah dan lembaga Amil Zakat. 47 Dilihat dari tugas yang diemban oleh BAZNAS sesuai peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai lembaga pengelolaan zakat yang meliputi kegiatan, pengumpulan, pengorganisasian, dan penyaluran atau pendayangunaan zakat, maka dalam merealisasikannya itu BAZNAS melakukan berbagai hal sebagai berikut, yaitu juga sebagai bentuk profesionalisme atau yang disini disebut sebagi bentuk fathanah dalam pengelolaan zakat pada badan zakat yang didalamnya terdiri dari: 46 . Wawancara dengan Budi Setiawan, tanggal 5 November 2008 47 . BAZNAS, Annual Report. 2006, h.6 a. Pengumpulan Segala upaya dalam mengumpulkan shadaqoh, infak, dan zakat. BAZNAS menetapkan strategi bertahap yaitu dimulai dari sosialisasi dan edukasi sadar zakat kepada masyarakat. Dengan sosialisasi tersebut supaya masyarakat itu benar-benar sadar dan mulai mengerti tentang kegunaan dana zakat yang disalurkan kepada lembaga dan kemudian disalurkan kepada mustahik yang membutuhkan,dan menjadikan masyarakat itu para masyarakat yang sadar atas hartanya itu wajib untuk dizakati. Mengupayakan timbulnya kesadaran berzakat dimasyarakat dan mengusahakan tersedianya kemudahan dalam layanan para pembayar zakat adalah suatu target kerja BAZNAS. Selain melakukan upaya penyadaran berzakat yang umum dialkukan pengumpulan zakat, seperti sosialisai melalui presentasi, pengajian, talk show di media elektronik, publikasi program di media cetak termasuk menerbitkan newsletter, brosur dan buku-buku. BAZNAS juga mensosialisasikan programnya kedaerah- daerah. Maka sinergi dengan Badan Amil Zakat daerah pun digalang. 48 Bentuk usaha meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengeluarkan zakat tersebut diimbangi pula dengan usaha BAZNAS dengan meningkatkan kualitas pelayanannya kepada Muzaki, sehingga para muzaki dapat melakukan pembayaran zakat dengan mudah dan nyaman. Kemudahan lain yang lahir setelah UU No.17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan diterbitkan. BAZNAS dan UPZ maupun mitra 48 . Ibid, h.27 BAZNAS lainnya telah dapat menerima zakat sebagai pengurang pengahsilan kena pajak. Para pembayar zakat muzaki memperoleh dua keuntungan apabila dia membayar zakat kepada lembaga maupun Badan zakat, yaitu keuntungan yang terdapat di dunia maupun keuntungan di akhirat nanti. Keuntungan di dunia yaitu zakat sebagai pengurangan dari harta yang kena pajak dari pemerintah, dan keuntungan kedua yaitu untung dia akhirat karena telah membantu kemaslahatan orang banyak dengan menyalurkan hartanya. Hal ini tentu akan mendorong para muzaki untuk membayar zakatnya terlebih dahulu agar penghasilan yang akan dikenai pajak berkurang. Bagi para muzaki yang membayakan zakatnya pada BAZNAS akan mendapatkan tanda bukti seperti mendapatkan NPWZ Nomor Pokok Wajib Zakat dan Bukti Setoran Zakat BSZ, yang dapat dipergunakan sebagai bukti pengurangan penghasilan pajak. 49 Dalam pengumpulan dana ZIS BAZNAS memberikan banyak hal fasilitas kepada muzaki sebagi bentuk pelayanannya. Diantar fasilitas itu diantaranya konsultasi dan informasi ZIS, adanya UPZ mitra BAZNAS sebagai kemudahan bagi muzaki untuk menyalurkan zakat, di mana ada beberapa konter UPZ mitra BAZNAS di Jakarta, transfer rekening di beberapa bank yang bekerja sama dengan BAZNAS, pembayaran Via ATM dan kartu debit, serta juga ada layanan jemput zakat. Pada sisi penghimpunan, banyak aspek yang harus dilakukan, seperti aspek penyuluhan, edukasi, dan lainnya. Aspek ini menduduki fungsi kunci untuk keberhasilan penghimpunan dana ZIS. Karena itu, 49 . Ibid, h.27 setiap sarana harus dimanfaatkan secara optimal. Salah satu sarana yang bisa dimanfaatkan adalah seperti medium khutbah jumat, majelis taklim, surat kabar, majalah, melihat secara langsung pendistribusian dan pendayangunaan ZIS, bisa juga dalam bentuk gambar, potretfoto, tayangan televisi, dan sebagainya. Ini semua akan menumbuhkan kepercayaan muzakki pada pengelola dana ZIS. Brosur−brosur yang sifatnya praktis yang berisikan tentang harta yang harus dizakati dan cara perhitungannya, akan sangat membantu usaha sosialisasi ZIS ini. Aspek lainnya yang juga tak kalah pentingnya adalah penghimpunan dan pengolahan data muzakki donatur di lingkungan pengelola ZIS. b. Pengelolaan BAZNAS merupakan suatu lembaga yang berbentuk lembaga keuangan, namun tegasnya lembaga keuangan yang bukanlah lembaga keuangan perbankan dan bukan pula lembaga asuransi. Memang ada suatu hal yang mendasar yang dapat membedakan antara lembaga zakat dengan lembaga perbankan atau asuransi. Perbedaannya sangat jelas terutama melihat dari legal lembaga zakat yang merupakan yayasan, dibanding perbankan dan asuransi yang berlegal PT. Sementara lembaga- lembaga yang berlegal yayasan pun, toh ternyata tidak semuanya memiliki kesamaan karakteristik. Satu contoh yang dibahas, ada perbedaan karakter yang membedakan lembaga zakat yang nirlaba dengan sekolah atau rumah sakit yang non profit yang sama-sama berlegal sebagai nama sebuah lembaga yang berlebel yayasan. Sesuai dengan surat Al-Ankabut ayat 69 : jkC - ?  Z l J Nm C m n= c NO - o 9  L B “Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. QS, Al-Ankabut : 69 Bicara status kepemilikan dan karakter lembaga, merupakan bagian penting dalam pembahasan pengelolaan keuangan. Tak paham jati diri dan asal-usul kelembagaan, akan berakibat pada kekeliruan cara pembahasan termasuk program-program yang dikemas. Termasuk dalam pembahasan di sini, ada kesalahan paradigma pada lembaga nirlaba dan lembaga non profit. Karena hal ini tidak pernah dibahas secara lebih kritis, kekeliruan itu telah dianggap sebagai kebenaran yang sulit dibenahi. BAZNAS yang merupakan suatu lembaga yang berbentuk lembaga non profit, atau disebut lembaga yang azasnya nilai dan moral, di mana dalam menjalankan dan memperjuangkan nilai dan moralitas, lembaga nirlaba ini BAZNAS masih memerlukan dana. Dana yang diperoleh hanya untuk operasional, bukan mencari uang untuk meraup laba sebesar- besarnya. Di mana BAZNAS mendapatkan dana operasional untuk menjalankan aktivitas pengelolaan zakat mendapatkan dana dari para donasi masyarakat. Yang mana dana tidak bersifat mengikat dan bukan pula sebagai pinjaman, baik itu berasal dari hibah, zakat, infak, dan shadaqoh. Lembaga nirlaba dapat saja menjalankan kegiatanya dengan menggunakan dana-dana tersebut, yaitu sebagai dana membiayai kegiatan operasional yang berlangsung. Ibarat darah, uang merupakan hal pokok dalam pengelolaan lembaga apapun, sedang ibarat saluran darah, sistem keuangan memegang peran amat penting pula pada lembaga apapun. BAZNAS yang merupakan suatu lembaga juga melakukan suatu kegiatan yang menjalankan berbagai aktivitasnya dengan membutuhkan dana, yang mana dana tersebut didapatnya dari sebagian kecil dana ZIS tersebut yang diterimannya dari para donator. Di mana itu dilakukannya dengan rasa amanah yang telah ditanggung jawabkan oleh para donator dan dikelolanya dengan sifat fathanah profesional. Dalam pengelolaan ZIS lembaga nirlaba ini, BAZNAS menggunakan struktur pengelolaan dalam bidang keuangan yaitu pengelolaan dana yang bersumber pada bendahara, yang bertugas dalam mengelola semua dana ZIS dalam kaitannya keluar maupun masuk, di mana BAZNAS dibantu oleh para akuntan-akuntan yang profesional dalam bidangnya sebagai bukti bahwa dana ini benar-benar dikelola untuk menjalankan amanah yang telah diberikan oleh para muzakki, dikelola oleh amil, dan disalurkan kepada mustahik. BAZNAS mencakup ruang lingkup yang berskala nasional yaitu unit pengumpul zakat di departemen, BUMN, BUMS, Konsulat Jenderal yang berskala nasional, dan dalam menjalankan program kerjanya BAZNAS menggunakan konsep sinergi, yaitu pengumpulan ZIS menggunakan hubungan kerjasama dengan unit pengumpul zakat UPZ di Departemen, BUMN, konjen dan lembaga Amil zakat lainnya. Pola kerja sama itu disebut dengan UPZ mitra BAZNAS, sedangkan untuk penyalurannya, BAZNAS juga menggunakan pola sinergi dengan lembaga Amil Zakat lainnya, yang disebut Unit Salur Zakat USZ mitra BAZNAS. BAZNAS sebagi BAZ nasional dituntut untu mengelola dana ZIS dengan kreatif, inovatif dan profesional diman agar membuat kepercayaan kepada masyarakat. Manajemen lembaga Amil zakat adalah aspek komunikasi kepada publik, dengan komunikasi ini merupakan salah satu kekuatan lembaga-lembaga amil zakat. Setiap aktivitas yang dilakukannya harus dimuat oleh media, baik cetak maupun elektronk, ini semua merupakan bagi bukti untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga amil zakat tersebut, dan selain itu tentunya sebagai bahan untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat kepada BAZNAS, agar makin maju, berkembang dan terpercaya. BAZNAS dalam mendapatkan dana operasional kegiatannya mendapat dari para donator. Donator yang percaya kepada BAZNAS, di BAZNAS sendiri pengertian donator muzaki yaitu perorangan atua lembaga yang bersedia mendanai program penyaluran baik bidang karitas maupun pendayangunaan. Setiap jenis donasi, donator dapat menentukan program dan lokasi penyaluran yang aakn dipilih, donatur dapat menyertakan identitas lembaga pada program yang dipilih untuk menguatkan kemitraan dengan BAZNAS. Biaya penyelenggaraan program bersumber dari Zakat, Infaq, Shodaqoh maupun dana kepedulian. Dalam hal pemberian donasi bantuan dapat di lakukan: a. Donatur Individu : Donatur pengorangan dapat melakukan registrasi kepada BAZNAS melaui petugas atau konfirmasi kesediaan dengan melengkapi formulir registrasi donatur. Donatur dapat menentukan besaran bantuan dan lokasi yang diinginkan . Penyaluran Donasi dapat di lakukan melalui : 1 Datang ke Konter Pelayanan Kantor Pusat Badan Amil Zakat Nasional di Jalan Kebon sirih Raya No. 57 Jakarta Pusat 021 3904555 2 Melalui Bank Mitra BAZNAS Bank Central Asia BCA 6860 148577 an.BAZNAS Bank Mandiri 070-00-087777-3 an.BAZNAS 3 Melalui Petugas jemput donasi b. Donatur Instansi lembaga Donatur lembaga dapat melakukan pengajuan atau menerima pengajuan kerjasama kemitraan program. Kemitraan program di relisasikan dengan kesepakatan kerjasama MOU. Donatur Instansi dapat menentukan besaran bantuan dan lokasi yang diinginkan. Donatur dapat mengajukan bantuan bersyarat kemitraan dengan membiayai 1 lokasi program. Kerjasama Kemitraan dapat dilakukan melalui MOU antara BAZNAS dengan Donatur Mitra. Penyaluran Donasi dapat di lakukan melalui : 1 Datang ke Konter Pelayanan Kantor Pusat Badan Amil Zakat Nasional di Jalan Kebon sirih Raya No. 57 Jakarta Pusat 021 3904555 2 Melalui Bank Mitra BAZNAS Bank Central Asia BCA 6860 148577 an.BAZNAS Bank Mandiri 070-00-087777-3 an.BAZNAS 3 Melalui Petugas jemput donasi. 50 BAZNAS dalam melakukan pengelolaan dana ZIS sangatlah memegang erat Azas dan BUdaya kerja yang melekat pada setiap Amil zakatnya, sehingga menjadi lembaga Amil zakat yang kuat, amanah, transparan. Sebagai usaha BAZNAS kedepan agar menjadi institusi maupun Badan Amil Zakat Nasional yang lebih kuat, dipercaya oleh masyarakat, BAZNAS melakukan beberapa hal yang berkaitan dengan pengelolaan dana ZIS tersebut, diantaranya sebagai berikut : a. Melakukan sinergi kemitraan, dengan berbagi elemen-elemen masyarakat. b. Memperluas sosialisasi kepada masyarakat tentang keberadaan BAZNAS. c. Memposisiskan BAZNAS menjadi lembaga Regulator. d. Mengusulkan APBN untuk BAZNAS dapat direalisasikan. 51 50 . BAZNAS, Katalog Program, Devisi program 2008 51 . Budi Setiawan, Wawancara Pribadi BAZNAS dalam pengelolaan dana ZIS yang diamanahkan dari muzaki dikelola oleh amil, dan diserahkan kepada mustahik selalu mengevaluasi kinerja para amilnya, di mana BAZNAS selalu mementau kinerja para amilnya apakah sudah bekerja dengan maksimal atau sesuai dengan target, dan cara melihatnya yaitu dengan melihat kinerja melalui SDM yang dimiliki oleh amil-amil setiap tiga bulan sekali. Tidak hanya itu saja dalam meningkatkan kualitas para amilnya BAZNAS melakukan bentuk bimbingan kepada amilnya, yaitu dengan melakukan pendidikan dan pelatihan khusus kepada para amilnya supaya bekerja lebih profesional, amanah, dan transparan. 52 c. Pendayangunaan dan Penyaluran Pendayangunaan merupakan tujuan dari didirikannya lembaga maupun badan amil zakat yang berjalan saat ini, penyaluran maupun pendayangunaan tersebut itu disalurkan kepada para mustahik yang benar-benar membutuhkan, begitu pula BAZNAS yang merupakan suatu lembaga nirlaba yang bergerak dalam status nilai kepercayaan dan moralitas para pengelolanya, benar menyalurkan dana ZIS yang diperolehnya. Penyaluran dan pendayangunaan mempunyai arti yang berbeda, di mana penyaluran diartikan bahwa dana yang diberikan kepada mustahik itu hanya sekedar diberikan saja, tetapi kalau pendayangunaan diartikan bahwasannya dana yang disalurkan itu tidak disalurkan dengan begitu saja, melainkan dengan berbagai bentuk kegiatan maupun bentuk program-program yang dimiliki oleh 52 . Budi Setiawan, Wawancara Pribadi BAZNAS. Dalam pelaksanaan penyaluran dan pendayangunaan dana tersebut BAZNAS melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan ke masyarakat. Baznas melakukan penyalurannya dengan dua sistem. Pertama, program yang kita buat sendiri. Program ini berdasarkan data yang kita cari. Di sini ada lima program: Indonesia takwa, Indonesia cerdas, Indonesia makmur, Indonesia sehat, dan Indonesia peduli. Indonesia cerdas misalnya, dengan memberikan beasiswa. Kedua, bisa juga ajuan dari masyarakat. Masyarakat mengajukan proposal. Kemudian kita teliti, dan seterusnya. Tapi, yang jelas semuanya sejalan dengan mustahik itu. Selama itu sesuai dengan kriteria mustahik, insya Allah akan kita salurkan. 53

B. Faktor pendukung dan penghambat dalam Pengelolaan Zakat BAZNAS