manfaat dari titipan, memelihara kepada yang seharusnya, tidak mengalihkan titipan kepada orang lain.
Amanah akan melahirkan kejujuran dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Sebab sekecil apapun tugas yang diemban,
tanggungjawabnya bukan hanya sekedar kepada manusia saja yang kadang kala bisa ditipu dan dibohongi akan tetapi kepada Allah SWT, dzat yang
tidak akan pernah lupa pada setiap aktivitas yang dilakukan hamba-Nya.
2. Amanah dalam Zakat
Lembaga pengelola ZIS sampai sekarang ini banyak yang kurang dipercayai masyarakat, karena kurang amanah, kurang amanah di sini
bukan saja berarti lembaga banyak menyelewengkan dana yang diterimanya, tetapi mungkin masyarakat belum begitu banyak mengerti
arah dana yang diterima oleh badan Amil zakat terebut disalurkan dan dimanfaatkan.
Amanah dalam arti khusus ialah pengembalian seseorang akan harta benda atau lainnya kepada orang yang menitipkan kepadanya atau
mempercayakannya kepadanya, karena ia harus memelihara barang titipan tersebut dan bertanggungjawab terhadap barang itu serta tidak berhak
terhadap barang itu, dan jika yang menitipkan barang itu minta kembali barangnya, maka ia harus segera mengembalikannya.
Nabi Muhammad SAW sangat keras terhadap urusan harta zakat dan memberi peringatan keras kepada para Amil zakat dengan siksa Allah
yang sangat keras jika mereka melecehkan hal tersebut, sehingga mereka
menghalalkan zakat terhadap dirinya dengan mengambil sesuatu dari zakat yang ia kumpulkan.
19
Dalam sebuah hadist riwayat Adiy bin Umairah Ra. Ia berkata saya pernah mendengar Rosulullah SAW bersabda yang artinya :
“Siapa saja di antara kamu yang kami jadikan Amil zakat, lalu dia menyembunyikan kepada kami sebuah jarum atau lebih, maka ia telah
khianat yang menyebabkan nya akan menanggung beban ketika datang pada hari kiamat” HR Muslim
dan Abu Dawud.
3. Pengertian Fathanah
Fathanah dapat diartikan bahwa bijaksana dalam segala sesuatau sikap, perkataan, dan perbuatan.
20
Sedangkan dalam buku Kecerdasan Rohaniah karya K.H. Toto Tasmara, Fathanah diartikan sebagai
kecerdasan, kemahiran, atau penguasaan terhadap bidang tertentu, makna Fathanah merujuk pada dimensi mental yang sangat mendasar dan
menyeluruh, sehingga dapat diartikan bahwa Fathanah merupakan kecerdasan yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional, dan
terutama kecerdasan spiritual.
21
Seseorang yang memiliki sifat Fathanah, keputusan-keputusannya menunjukkan warna kemahiran seorang profesional yang didasarkan pada
sikap moral atau akhlak yang luhur. Seorang yang Fathanah itu tidak saja
19
. Dikutip oleh Yusuf Qardhawi, Kiat Sukses Mengelola Zakat, penerjemah ; Amuni Solihan, Jakarta : media dakwah, 1997, h. 45
20
. Abu A. Baiquni, op.cit, h. 117
21
Toto Tasmara, Kecerdasan Rohaniah, Jakarta ; Gema Insani Press, 2001, h. 212
cerdas, tetapi juga memiliki kebijaksanaan maupun kearifan dalam berfikir dan bertindak. Mereka yang memiliki jiwa Fathanah mampu menempatkan
dirinya sebagai fokus perhatian lalu menjadikan dirirnya sebagai figur atau uswatun khasanah
karena kemahiran profesionalisme, yang dimilikinya dan kepribadiannya yang mampu menumbuhkan situasi yang
menentramkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aston Agor terhadap tiga
ribu eksekutif, diketahui bahwa ternyata mereka yang berhasil meraih prestasi puncak karena mereka paling cerdas dalam pendayagunaan intuisi
pada saat pengambilan keputusan. Sedangkan David Colemen mendifinisikan intuisi dan firasat sebagai kemampuan mengindrakan
pesan-pesan dari gudang penyimpanan memori emosi kita, yakni tempat tersimpannya kebijaksanaan dan kearifan.
22
Orang yang Fathanah pasti bersikap proaktif dan memandang disiplin sebagai konsep dan gambaran diri self image, serta martabat diri
meaning and self esteem, mereka yang Fathanah memandang disiplin sebagai cara individu untuk menunjukkan jadi diri dan harga dirinya.
Tampakanya bahwa Fathanah dapat pula kita katakan sebagai kecerdasan total yang berawal dari ketajaman intuisi mata batin basirah
yang berada pada dimensi ruhiah. Ada beberapa karakteristik yang terkandung dalam jiwa Fathanah antara lain :
23
22
. Ibid. 212
23
. Ibid. 219
a. Mereka tidak hanya menguasai dan terampil melaksanakan profesinya,
tetapi juga sangat berdedikasi dan dibekali dengan hikmah kebijakan. b.
Sangat bersunguh-sungguh dalam hal, khususnya dalam meningkatkan kualitas dirinya.
c. Mereka memiliki motivasi yang sangat kuat untuk terus belajar dan
mampu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang dihadapinya. d.
Mereka bersikap proaktif, ingin memberikan kontribusi positif bagi lingkungannya. Dari pengalaman yang dia miliki akan memberikan
sebuah keputusan yang terbaik dan menjauhi hal-hal yang akan merugikan bagi orang lain.
e. Sangat mencintai Tuhannya dan karenanya selalu mendapatkan
petunjuk dari-Nya. f.
Selalu berusaha untuk mendapatkan dirinya sebagai insan yang dapat dipercaya sehingga tidak pernah mau mengingkari janji atau
menghianati amanah yang dipikulnya. g.
Selalu ingin menjadikan dirinya sebagai teladan yang dapat menampilkan kinerja yang baik.
h. Menaruh cinta kepada orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya
sendiri i.
Memiliki kedewasaan emosi, tabah, dan tidak pernah mengenal kata menyerah serta mampu mengendalikan diri dan tidak perbah
terperangkap dalam keputusan yang emosional. j.
Memiliki jiwa yang tenang. k.
Memiliki arah tujuan atau misi yang jelas dalam kehidupannya.
l. Memiliki sikap untuk bersaing dengan sehat, karena sadar bahwa
setiap umat memiliki kiblat dan martabatnya.
4. Fathanah dalam Zakat