saja anak berada di bawah asuhan ibu, tetapi biaya pengasuhan harus ditanggung ayah.
d. Ulama fikih juga sepakat menyatakan bahwa ayah tidak bisa mengambil anak
dari ibunya apabila mereka bercerai, kecuali ada alasan syara’ yang membolehkannya, seperti ibu itu gila atau dipenjara.
E. Hak Asuh Anak Jika Istri Nusyuz
Pada umumnya fuqaha sepakat bahwa ibu mempunyai keutamaan hak hadhanah. Namun, hak hadhanah dapat digugurkan dan dicabut dengan alas an si ibu
telah melakukan nusyuz terhadap suami seperti murtad
28
, berperilaku tidak terpuji, berbuat maksiat seperti berzina, mencuri, tidak dapat dipercaya, sering keluar rumah
dan mengabaikan anak yang diasuhnya.
29
Tujuan dari keharusan tidak adanya perilaku diatas adalah dalam upaya memelihara dan menjamin kesehatan,
pertumbuhan moral dan perkembangan psikologis anak.
30
Di samping alasan-alasan yang dikemukakan diatas, menurut jumhur ulama istri yang menikah lagi dengan laki-laki lain dapat menggugurkan hak hadhanahnya.
Akan tetapi, jika laki-laki tersebut memiliki kasih sayang pada anak, maka hak hadhanah ibu tersebut masih berlaku.
31
Berbeda dengan pendapat jumhur ulama Madzhab Syi’ah Imamiyah mengemukakan bahwa hak hadhanah ibu gugur secara
28
Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, Damaskus. Dar al-Fikr, 1989, cet ke- 3, h. 7306
29
Ibid, h. 7298
30
Muhammad Jawad Mughniyyah, Fiqh Lima Madzhab, Jakarta. Lentera, 2001, h. 308
31
Ibnu Qudamah, al-Mughniy , Kairo. Mathba’ah al-Qahirah, 1969, h. 299
mutlak disebabkan perkawinannya dengan laki-laki lain, baik laki-laki tersebut memiliki kasih sayang atau tidak.
32
Prinsip dasar yang dapat dijadikan alasan hak hadhanah ibu gugur adalah adanya situasi dan kondisi pada ibu yang dapat merugikan kepentingan dan
kesejahteraan serta membahayakan agama anak. Dasar dan orientasi dalam hadhanah adalah kemaslahatan dan kemanfaatan bagi anak tanpa memperhatikan hak ibu atau
ayahnya. Hak hadhanah ibu atau ayah dapat gugur jika anak dikumpulkan dengan orang yang dibencinya.
33
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa fikih tidak mengatur secara rinci tentang hal yang dapat menggugurkan hak hadhanah. Pengguguran hak hadhanah
dapat dipahami dari persyaratan-persyaratan terhadap pemegang hak hadhanah. Adapun alasan-alasan digugurkannya hak hadhanah seseorang antara lain tidak bisa
dipercaya, berperilaku tidak terpuji, membahayakan kepentingan anak.
32
Andi Syamsu dan M. Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak Persfektif Hukum Islam, Jakarta. Prenada Media Group, 2008, cet ke 1, h. 132
33
Anwar al-Jundi, Mabadi’ al-Qadha al-Syar’I, Kairo. Dar al-Fikr al-Arabi, 1978, jilid I. h.
373-374
BAB III HADHANAH DAN PERMASALAHANNYA MENURUT ATURAN