Syarat-syarat Untuk Mendapatkan Hak Asuh

Begitu juga pasal 156 point a menjelaskan akibat putusnya perkawinan karena perceraian, bahwa anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya, kecuali bila telah meninggal dunia, maka kedudukannya dapat digantikan. Kemudian dalam Kompilasi Hukum Islam KHI pasal 156 point c dinyatakan apabila pemegang hadhanah ternyata tidak menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah, dan hadhanah telah dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang bersangkutan Pengadilan Agama dapat memindahkan hak hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak hadhanah pula. Mengambil dari syarat-syarat yang terdapat pada pasal 49 ayat 1 Undang- undang Perkawinan dan pasal 156 point c Kompilasi Hukum Islam KHI maka seorang pengasuh harus dapat dipercaya dan mampu untuk melaksanakan kewajiban dalam pemeliharaan dan pengasuhan anak hadhanah, di samping itu seorang pengasuh harus taat beribadah. Berdasarkan uraian diatas pemeliharaan dan pendidikan anak pada dasarnya adalah usaha-usaha untuk memelihara, menjaga kelangsungan hidup anak dengan memperhatikan segala kebutuhan hidupnya baik kebutuhan jasmani maupun rohani, semata-mata demi kesejahteraan anak sehingga anak dewasa atau telah berumur 21 tahun.

B. Syarat-syarat Untuk Mendapatkan Hak Asuh

Sebagaimana pandangan Hukum Islam yang mengatur tentang syarat-syarat pemeliharaan anak, Undang-undang nomor 1 tahun 1974 juga memiliki syarat-syarat tertentu, yakni yang tertuang dalam pasal 49 Undang-undang Perkawinan. Pasal tersebut terbagi dalam dua ayat, yang berbunyi sebagai berikut : Ayat 1 “Salah seorang atau kedua orang tua dapat dicabut kekuasaannya terhadap seorang anak atau lebih untuk waktu yang tertentu atas permintaan orang tua yang lain, keluarga anak dalam garis lurus keatas dan saudara kandung yang telah dewasa atau pejabat yang berwenang dengan keputusan pengadilan dalam hal-hal : a. Ia sangat melalaikan kewajibannya terhadap anaknya b. Ia berkelakuan buruk sekali Ayat 2 “Meskipun orang tua dicabut kekuasaannya, mereka masih tetap berkewajiban untuk memberi biaya pemeliharaan kepada anak tersebut ”. Dalam hal ini Kompilasi Hukum Islam juga mengatur syarat-syarat untuk mendapatkan hak asuh, yakni dalam pasal 156 poin c yang berbunyi sebagai berikut : “Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan hadhanah telah dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang bersangkutan Pengadilan Agama dapat memindahkan hak hadhanah kerabat lain yang mempunyai hak hadhanah pula”. Mengenai syarat-syarat untuk mendapatkan hak asuh anak, Undang-undang dan Kompilasi Hukum Islam tidak mengatur secara rinci. Akan tetapi dari penjelasan kedua Undang-undang tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bagi seorang pengasuh harus memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Dapat dipercaya 2. Mampu untuk melaksanakan kewajiban dalam pemeliharaan dan pengasuhan anak 3. Seorang pengasuh harus taat beribadah dan 4. Dapat menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak Selain kedua Undang-undang di atas, para fuqaha juga menjelaskan bahwa syarat-syarat yang harus dimilki seorang pengasuh adalah dewasa, berpikiran sehat, beragama islam, dapat dipercaya untuk memegang amanah dan berahklak baik serta berlaku adil dalam pemeliharaannya.

C. Pihak-pihak Yang Berhak Atas Hak Asuh