seseorang mendapatkan informasi yang negatif tentang dirinya, misalnya tentang kemampuan rendah.
2.2.3. Perkembangan self -efficacy
Berdasarkan asumsi teori belajar social proses kognitif berperan menjadi dalam mengatur kemunculan perilaku manusia. Sejak lahir manusia belajar banyak
hal dengan melihat orang lain melakukannya, mencoba dan gagal, atau berhasil dengan baik. Pengalaman belajar social tersebut memapankan pola-pola perilaku yang
dibentuknya sejak kecil.
Menurut Bandura 1995, anak belajar menafsirkan perasaan-perasaan seperti ini sebagai pertanda dari ketakutan, kecemasan, lemahnya kepercayaan diri
dan belajar untuk mengetahui bahwa kegagalan ada di depan mata.
Sumber-sumber informasi tersebut akan mempengaruhi terbentuknya dan berkembangnya self -efficacy dalam diri seseorang. Menurut Bandura 1995,
Informasi mengenai kemampuan seseorang dapat diperoleh melalui empat sumber, yaitu:
a. Pencapaian secara aktif pengalaman yang langsung
Di antara factor yang memperngaruhi, factor inilah yang paling berpengaruh. Hal ini disebabkan karena factor ini didasarkan pada pengalaman nyata
seseorang dalam menguasai suatu tugas. Kesuksesan yang dialami oleh seseorang karena ia mampu menyelesaikan suatu tugas dengan baik akan
20
meningkatkan efikasi diri, sebaliknya kegagalan dapat menurunkan self- efficacy seseorang.
b. Pengalaman yang tidak langsung
Pengalaman yang tidak langsung yang dimaksud disini adalah pengamatan yang dilakukan individu terhdapa tingkah laku orang lain yang mempunyai
karakteristik yang relative sama dengan individu tersebut. Melihat orang lain yang dianggap sama dengan dirinya berhasil menyelesaikan suatu tugas, dapat
meningkatkan keyakinan dirinya bahwa ia juga mampu menyelesaikan tugas yang serupa.
c. Persuasi Verbal
Persuasi verbal yaitu orang diarahkan melalui sugesti dan bujukan untuk percaya mereka mampu mengatasi masalah-masalah di masa datang. Harapan
dari self -efficacy yang tumbuh dari cara itu lemah dan tidak bertahan lama. Namun diharapkan persuasi verbal ini bisa mengarahkan orang agar bisa
berusaha lebih keras lagi untuk mencapai kesuksesan dan dapat mendorong untuk lebih giat, ulet serta tekun.
d. Keadaan Biologis
Informasi mengenai keadaan tubuh yang diterima individu akan mempengaruhi kemampuannya dalam melakukan tugas. Misalnya pada saat
melakukan aktivitas yang membutuhkan kekuatan stamina fisik, seseorang memandang kelelahan dan rasa sakit pada tubuh sebagai suatu tanda ketidak
21
berdayaan fisik yang dapat menurunkan keyakinan dalam melakukan aktivitas tersebut.
2.2.4. Dimensi dari self -efficacy