Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha di Indonesia saat ini mengalami pasang surut akibat krisis moneter yang terjadi. Selain itu disadari bahwa dimasa sekarang ini dunia usaha di Indonesia berada dalam suatu persaingan yang semakin ketat dan sebuah tantangan besar yaitu era perdagangan global abad 21. Usaha yang dapat bertahan hidup hanyalah yang tanggap dalam memperbaiki kualitas, efisien serta mampu mengantisipasi keinginan dan kebutuhan pasar. Kondisi persaingan bisnis menuntut untuk melakukan usaha dan strategi yang tepat agar dapat bertahan. Perusahaan perlu memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dengan mengelola tenaga kerja secara baik. Kemajuan perusahaan ditentukan pula oleh karyawannya, oleh karena itu diperlukan upaya agar kinerja karyawan menjadi produktif, aktif dan baik. Salah satu faktor sebagai langkah mengupayakan kinerja karyawan adalah dengan meningkatkan motivasi kerja karyawan melalui penentuan tujuan atau goal setting. Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku. Dalam setiap tindakan seseorang tidak lepas dari adanya unsur motivasi atau pendorong perilakunya. Motivasi merupakan akibat dari interaksi individu dan situasi. 1 Individu-individu berbeda dalam dorongan motivasi dasar mereka dan tingkat motivasi beraneka ragam baik antar individu maupun di dalam diri individu pada waktu-waktu yang berlainan. Beberapa orang memandang motivasi sebagai suatu ciri pribadi, yaitu ada yang memiliki tingkat motivasi tinggi dan rendah. Dalam fenomena yang ditemukan pada beberapa perusahaan terdapat manajer yang mengklaim karyawannya pemalas karena karyawan tersebut kekurangan motivasi. Hal tersebut mengandaikan seorang individu selalu malas dan kurang motivasi. Robbins 2003 mengatakan bahwa motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Sementara itu, motivasi kerja karyawan pada abad ini kurang diperhatikan dan motivasi itu dipandang tidak penting sebagai penentu unjuk kerja bila seseorang kurang dalam kemampuan dasarnya untuk melaksanakan tugas. Namun demikian, motivasi selalu jadi hal penting bagi mereka yang mengelola organisasi dan mereka yang memiliki tingkat perhatian tinggi terhadap bagaimana cara memotivasi orang. Locke 2003 mengemukakan bahwa motivasi kerja memiliki empat mekanisme, yaitu: mengarahkan tujuan, upaya mengatur tujuan, ketekunan meningkatkan tujuan, menyusun strategi dan rencana tujuan. Menentukan tujuan dalam motivasi kerja pada setiap individu dapat berubah- ubah, bisa naik bisa juga turun. Perubahan tersebut bisa disebabkan karena faktor individu itu sendiri atau faktor lingkungan kerja individu. Salah satu aspek dalam diri individu yang memungkinkan terjadinya perubahan penentuan tujuan dalam motivasi kerja adalah self-efficacy karyawan. 2 Jewell siegell 1998 mengatakan bahwa Self-efficacy adalah penilaian individu terhadap dirinya atau tingkat keyakinan individu mengenai seberapa besar kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas untuk mecapai hasil tertentu, yang dilihat dari tingkat kesulitan tugas, kemantapan keyakinan dan luas bidang perilaku. Individu yang memiliki self -efficacy yang rendah akan menghindari semua tugas dan menyerah dengan mudah ketika masalah muncul. Mereka menganggap kegagalan sebagai kurangnya kemampuan yang ada. Dalam kaitannya dengan keyakinan akan kemampuan ini, orang yang memiliki self -efficacy yang tinggi berusaha atau mencoba lebih keras dalam menghadapi tantangan sebaliknya orang yang memiliki self -efficacy yang rendah akan mengurangi usaha mereka untuk bekerja dalam situasi yang sulit. Keyakinan yang kuat akan kemampuan diri menyebabkan seseorang terus berusaha sampai tujuan tercapai, namun apabila keyakinan akan kemampuan diri tidak kuat seseorang akan cenderung mengurangi usahanya bila menemui masalah, baik yang datang dari luar diri ataupun dari dalam diri individu. Tingkat self -efficacy individu juga berpengaruh terhadap stress dan depresi serta motivasi yang dapat menguatkan situasi . Bandura 1995 mengatakan bahwa self -efficacy adalah kepercayaan- kepercayaan kemampuan diri secara kolektif yang memberikan gambaran terhadap pola pikir, pengaruh, motivasi dan tindakan yang mesti seseorang itu lakukan. Seseorang harus mempunyai kepercayaan diri untuk berpikir menemukan ide gagasan baru, memberikan pengaruh baik terhadap diri maupun situasi, juga harus mempunyai 3 motivasi tersendiri yang lahir dari dirinya sehingga mampu untuk membuat tindakan yang bisa melejitkan potensi dan prestasinya. Di dalam penelitian sebelumnya, yang berjudul hubungan antara self-efficacy dengan motivasi berprestasi pada karyawan CV. Telsof Teknologi yang dilaksanakan pada tahun 2007 di kota Malang, oleh M. Rizki Muhardiyanto , dan mengemukakan bahwa karyawan yang memliki self-efficacy rendah cenderung memiliki motivasi berprestasi rendah. Begitu pula sebaliknya pada karyawan yang memiliki self-efficacy tinggi cenderung memiliki motivasi berprestasi tinggi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Self-efficacy memberikan sumbangan efektif terhadap motivasi. Namun, penelitian tersebut dilaksanakan pada tahun 2007 di kota Malang, oleh sebab itu peneliti ingin menguji kembali hubungan self-efficacy dengan motivasi kerja karyawan pada waktu dan tempat yang berbeda. Terlebih lagi para karyawan yang bekerja di PT.Himeria Semata Bekasi, berdasarkan pemaparan manajer PT.Himeria Semata, sebagian besar dari karyawan tidak jarang mengalami penurunan motivasi dalam bekerja. Namun faktor penyebabnya belum dapat diyakini. PT. Himeria Semata adalah singkatan dari hidup mencari Ridla Allah semata. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa seperti cleaning service dan sebagainya. PT. Himeria semata didirikan tahun 2000 di kota Bekasi. Tujuan dari perusahaan ini adalah untuk memberdayakan sumber daya manusia yang ada di lingkungan setempat. PT. Himeria semata berada di lingkungan yang taraf ekonominya rendah, dengan level pendidikan rata-rata lulusan sekolah dasar SD dan sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP, adapun yang berpendidikan SLTA sekolah lanjutan tingkat atas, hanya beberapa individu saja. Individu- individu tersebut adalah 4 karyawan dari PT. Himeria semata, yang sebagian besar berasal dari suku betawi. Rutinitas yang dilakukan oleh perusahaan ini dalam rangka meningkatkan motivasi para karyawannya adalah dengan mengadakan pengajian dan training motivasi dalam jangka waktu bulanan dan atau per tiga bulanan, selain di upayakannya kesejahteraan karyawan. Namun, menurut manajer perusahaan tersebut, para karyawan semakin hari semakin menurun tingkat motivasinya, meskipun mereka telah menetapkan bersama- sama tujuan dari pekerjaan yang dilakukan dan para pejabat perusahaan pun telah terbuka memaparkan tujuan dari perusahaan. Menurutnya, mungkin hal tersebut dikarenakan tingkat pendidikan yang mereka miliki, sehingga mereka tidak yakin akan kemampuan diri mereka, dan mereka kurang termotivasi untuk dapat mencapai jabatan yang lebih baik lagi. Pada penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara self- efficacy dengan motivasi berprestasi, namun dalam penelitian tersebut tidak di ketahui apakah ada hubungan nya antara self-efficacy dengan goal setting dalam bekerja, karena dalam penelitian tersebut, teori motivasi yang digunakan adalah teori hierarki kebutuhan dari maslow. Sehingga dirasakan betapa pentingnya penelitian ini dilakukan, agar dapat mengetahui seberapa besar hubungan antara self-efficacy dengan goal setting karyawan. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diasumsikan bahwa dependent variable Goal setting memiliki hubungan yang signifikan dengan independen variable self -efficacy, atau tingkat self efficacy karyawan memiliki hubungan yang signifikan dengan goal setting dalam bekerja. 5 Atas dasar permasalahan di atas, tentang self – efficacy dan goal setting dalam motivasi kerja karyawan, dianggap penting untuk dikaji lebih jauh melalui penelitian. Sehubungan hal tersebut, penelitian ini memfokuskan pada judul: “ Hubungan Self Efficacy dengan Goal Setting Karyawan PT. Himeria Semata”

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah