Penerimaan tujuan dipengaruhi oleh otoritas orang yang menentukan tujuan tesebut, pengaruh pengamat sekitarnya, penghargaan, persaingan,
dan keyakinan bahwqa tujuan tersebut dapat dicapai. 4. Penerimaan umpan balik dalam pencapaian tujuan. Karyawan menerima
umpan balik mengenai kemajuannya dalam usaha mencapai tujuan tersebut. Umpan balik ini dapat datang dari pekerjaan itu sendri, karyawan,
atau atasannya. 5. Partisipasi karyawan terhadap tujuan. Tujuan yang ditentukan secara
partisipatif lebih baik dari tujuan yang hanya ditentukan begitu saja atau tanpa partisipatif dari pribadi karyawan tersebut. Dalam keadaan kerja,
berpartisipasi dalam proses penentuan tujuan, menolong seseorang mengerti lebih baik apa yang diharapkan dari karyawan tersebut dan apa
yang sebaiknya dilakukan dalam proses langkah-langkah menuju pencapaian tujuan.
2.2. Self- Efficacy
2.2.1. Pengertian Self -Efficacy
Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai self -efficacy ini, diantaranya pengertian self- efficacy yang dikemukakan oleh
Bandura 1995, yang mendefinisikan self -efficacy sebagai berikut :
Perceived self -efficacy is defined as people’s judgment of their capabilities excute courses of action required to attain designated of performance. Disamping itu
Bandura 1995 menyatakan bahwa self -efficacy adalah suatu keyakinan individu
16
bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu dengan berhasil. Hal ini akan mengakibatkan bagaimana individu merasa, berpikir, dan
bertingkah laku keputusan-keputusan yang di pilih, usaha-usaha dan keteguhannya pada saat menghadapi hambatan, memiliki rasa bahwa individu mampu untuk
mengendalikan lingkungan sosialnya.
Dan hal ini dalam Rahmat 2006 menyatakan bahwa self- efficacy diri mempengaruhi apa yang akan dilakukan seseorang dalam menghadapi
lingkungannya, bagaimana pola berpikir seseorang serta reaksi-reaksi emosional terhadap situasi tertentu. Oleh karena itu orang cenderung menghindari tugas yang ia
nilai berada di luar kemampuannya, tetapi bila seseorang menilai bahwa tugas yang diberikan mampu ia kerjakan dengan baik maka ia akan melakukan tugas tersebut.
Self -efficacy mengacu pada keyakinan seseorang akan kemampuan
copingnya dalam berbagai situasi yang menantang. General efikasi diri mengacu pada wawasan yang luas dan rasa kompeten yang kuat dalam menangani berbagai situasi
yang penuh stress secara efektif.
Dari definisi yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan self - efficacy ialah keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri mengenai seberapa besar
kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas tertentu yang pada akhirnya akan mempengaruhi pola pikir dan kekuatannya untuk bertahan dalam menghadapi tugas
tersebut.
17
2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi self- efficacy
Tingkat self -efficacy pada setiap individu tidaklah sama, ada individu
yang memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi namun ada pula individu yang memiliki tingkat efikasi diri yang rendah. Hal ini menurut Bandura dalam Rahmat : 2006
Karena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat efikasi diri seseorang, yaitu:
a. Sifat dari tugas yang dihadapi
Semakin sulit dan rumit suatu tugas bagi individu, semakin besar kecenderungan individu menilai rendah kemampuannya untuk dapat
menyelesaikan tugas tersebut. Namun sebaiknya jika dihadapkan pada tugas yang dianggapnya sederhana dan mudah, maka individu akan menilai tinggi
kemampuannya.
b. Insentif dari orang lainreward
Yaitu reward atau hadiah yang diberikan atas penguasaan tugas yang menggambarkan keberhasilan seseorang dalam melaksanakan keberhasilan
seseorang dalam melaksanakan suatu tugas. Semakin tinggi tingkat insentif yang diterima individu saat berhasil melakukan tugas maka akan semakin
meningkatkan self -efficacy.
18
c. Status dan peran individu dalam lingkungannya
Individu yang memiliki status atau peran yang lebih tinggi dalam lingkungannya akan cenderung memiliki efikasi diri yang lebih tinggi.
Misalnya saja seorang pemimpin yang biasanya kemauan dan perintahnya akan di turuti oleh bawahan, maka self -efficacy nya lebih tinggi.
d. Faktor situasional
Situasi yang buruk saat melakukan tugas atau adanya gangguan yang menjengkelkan bagi individu saat melakukan suatu tugas, dapat
mempengaruhi self -efficacy, karena self -efficacy juga dapat berpengaruh pada emosi individu. Salah satu akibat yang ditimbulkan bila self –efficacy
rendah adalah mood yang negatif. Seperti hilangnya gairah dalam melaksanakan tugas.
e. Perasaan inferioritas
Adanya perhatian yang berlebihan terhadap kegagalan yang pernah dialami dapat menyebabkan individu menilai rendah kemampuannya. Perasaan
inferior ini mempengaruhi kinerja seseorang yang cenderung menerapkan kemampuan yang terbatas dalam menyelesaikan tugas tertentu.
f. Informasi tentang kemampuan diri
self -efficacy akan meningkat apabila seseorang mendapatkan informasi yang negative tentang dirinya, dan sebaliknya self -efficacy akan menurun jika
19
seseorang mendapatkan informasi yang negatif tentang dirinya, misalnya tentang kemampuan rendah.
2.2.3. Perkembangan self -efficacy