Jumlah Uang Beredar Kajian Teori

Dimana : R ab1 dan = kurs negara A terhadap negara B pada periode 1 dan 0 P a1 dan = Indeks harga konsumen negara A pada periode 1 dan 0 P b1 dan = Indeks harga konsumen negara B pada periode 1 dan 0 Berbagai pengujian empiris membuktikan bahwa versi relatif paritas daya beli dapat memberikan perkiraan yang cukup baik dalam jangka panjang dan dalam berbagai kasus terjadinya gangguan moneter murni, seperti lonjakan inflasi dan sebagainya Salvatore, 1997:133.

5. Jumlah Uang Beredar

Definisi tentang uang sangat sulit untuk dibuat, karena pengertian dan definisi tentang uang selalu berubah dinamis sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perekonomian. Dengan kata lain pengertian uang merupakan manifestasi dari proses penyesuaian manusia terhadap kemajuan hidupnya. Di masyarakat yang perekonomiannya relatif lebih maju pengertian uang akan lebih luas dan kompleks daripada yang perekonomiannya masyarakatnya lebih rendah Manurung, 2004:2. Namun, para ahli ekonomi umumnya sepakat definisi paling universal tentang uang adalah sesuatu benda yang diterima diakui secara umum dalam proses pertukaran barang dan jasa. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa uang bisa saja berbentuk segala sesuatu, tapi tidak semua benda merupakan uang. Syarat utama agar semua benda dapat digunakan 37 sebagai uang adalah benda tersebut harus diterima secara umum Manurung, 2004:3. Menurut Oktavia www.docstoc.com , nilai uang ditentukan oleh supply dan demand terhadap uang. Sementara itu, jumlah uang yang diminta ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah tingkat harga rata-rata dalam perekonomian. Jumlah uang yang dimminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi tergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga semakin besar jumlah uang yang diminta. Dan sebaliknya, semakin rendah tingkat harga semakin sedikit jumlah uang yang diminta. Dengan kata lain tingkat harga ditentukan dan berubah sejalan dengan perubahan jumlah uang beredar. Hal ini sering disebut teori kuantitas uang quantity theory of money. Pada awalnya teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa seseorang menyimpan uang kas, tetapi lebih pada peranan dari uang. Irving Fisher merumuskan teori kuatitas uang sebagai berikut : M.V = P.T Dimana : M = Jumlah Uang beredar V = Perputaran Uang P = Harga Barang T = Volume Barang Yang Diperdagangkan Nusantara, 2002. Menurut Manurung 2004:13 pengertian jumlah uang yang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Tetapi definisi ini terus berkembang. Sama dengan pengertian uang, pengertian jumlah uang yang 38 beredar dalam perekonomian negara maju dan negara yang sedang berkembang berbeda. Namun setidaknya ada dua definisi jumlah uang beredar yang banyak dipakai, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Kedua definisi tersebut disusun berdasarkan dua pendekatan yaitu pendekatan transaksional transactional approach dan pendekatan likuiditas liquidity approach. Pendekatan transaksional memandang jumlah uang yang beredar adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk kepentingan transaksi. Dalam prakteknya, pendekatan tersebut digunakan untuk menghitung jumlah uang beredar dalam arti sempit narrow money, atau yang dikenal dengan M1. Di Indonesia yang mencakup M1 adalah uang kartal dan uang giral. Sedangkan pendekatan likuiditas mendefinisikan jumlah uang beredar adalah jumlah uang untuk kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi. Dalam prakteknya, pendekatan ini digunakan untuk menghitung uang beredar dalam arti luas broad money, yang dikenal sebagai M2 yang terdiri atas M1 ditambah dengan uang kuasi. Di Indonesia, yang dimaksud dengan uang kuasi adalah simpanan rupiah dan valuta asing milik penduduk pada sistem moneter yang sementara waktu kehilangan fungsinya sebagai alat tukar. Menurut Nusantara 2002, uang kuasi merupakan jenis uang yang tidak dapat dipakai setiap saat dalam pembayarannya karena keterikatan waktu, yaitu deposito berjangka. Yang perkembangannya berdasarkan laporan Bank Indonesia terdiri dari : 39 a. Deposito berjangka dan sertifikat deposito dalam rupiah merupakan uang yang kehilangan untuk sementara fungsinya sebagai alat tukar menukar. b. Tabungan yaitu uang yang tidak sepenuhnya likuid. c. Rekening giro dalam valuta asing aktiva yang dapat memenuhi fungsinya sebagai alat tukar tetapi diterima hanya di lingkungan terbatas. d. Deposito berjangka dalam valuta asing aktiva yang hanya dapat memenuhi fungsi uang sebagai penyimpan daya beli e. Tabungan dalam valuta asing aktiva yang sifat likuidnya lebih rendah dari kartal dan uang giral. Jadi uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang hanya dapat dipakai memenuhi sebagian saja dari fungsi uang. Fungsi uang yang tidak terpenuhi adalah sebagai media pertukaran. Selain itu uang quasi dapat pula merupakan uang yang untuk sementara kehilangan sebagian dari fungsinya atau uang yang tidak seluruhnya likuid. Menurut McConnell 2002:247 M2 adalah M1 plus saving deposits, including money market deposit accounts, small less than 100.000 time deposits, and money market mutual fund balance. Menurut Muh. Fahrudin 2006, perubahan jumlah uang beredar di masyarakat ditentukan olah hasil interaksi antara masyarakat, lambaga keuangan, dan masyarakat. Jumlah uang beredar adalah hasil kali uang primer monetary base dengan penganda uang money multiplier. Jumlah uang beredar juga mempunyai keterikatan dengan suku bunga deposito. Semakin 40 banyak jumlah uang yang beredar di masyarakat, investasi menjadi lebih menrik bila dibandingkan dengan menyimpan dalam bentuk tabungan. Menurut Siringoringo 2003, jumlah uang beredar biasa disebut juga dengan penawaran uang. Penawaran uang dalam suatu kurun waktu tertentu sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Jumlah uang beredar merupakan variabel ekonomi agregatif yang dipengaruhi beberapa faktor. Pemerintah dalam suatu negara mempunyai tugas untuk menjaga perekonomian dalam keadaan stabil. Jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat dipengaruhi oleh pemerintah melalui kebijakan moneter. Empat cara yang dapat digunakan pemerintah yaitu melalui kebijakan diskonto, operasi pasar terbuka, manipulasi rasio simpanan legal legal reserve, dan kontrol kredit selektif Siringoringo, 2003.

B. Penelitian Terdahulu