BI Rate Kajian Teori

Menurut Atmaja 1999, faktor utama yang menjadi penyebab timbulnya inflasi di Indonesia adalah jumlah uang beredar. Di Indonesia, jumlah uang beredar lebih banyak diterjemahkan dalam konsep narrow money M1 karena masih ada anggapan bahwa uang kuasi hanya merupakan likuiditas perbankan. Faktor kedua adalah defisit anggaran belanja pemerintah yang banyak sekali menyangkut tentang struktural ekonomi Indonesia karena mendorong permintaan agregat. Faktor ketiga adalah penawaran agregat dan luar negeri. Kelambanan faktor penawaran agregat disebabkan oleh adanya hambatan struktural yang ada di Indonesia. Harga pangan merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Umumnya laju penawaran bahan pangan tidak dapat mengimbangi permintaannya, sehingga menyebabkan excess demand. Sedangkan disisi lain metode dan teknologi yang digunakan masih kurang canggih dan tidak maksimal.

3. BI Rate

BI rates menurut Bank Indonesia adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik www.bi.go.id. BI rates diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas liquidity management di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter www.bi.go.id. 23 Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight PUAB ON. Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan www.bi.go.id. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan www.bi.go.id. Menurut Laksmono 2001 nilai suku bunga domestik di Indonesia sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang kurang fleksibel. Pengertian dasar dari teori tingkat suku bunga yaitu harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan imbalan atas ketidaknyamanan karena melepas uang, dengan demikian bunga adalah harga kredit. Tingkat suku bunga berkaitan denga peranan waktu didalam kegiatan- kegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga muncul dari kegemaran untuk mempunyai uang sekarang Kurniawan, 2004. Menurut Darmawi 2006:181 tingkat bunga merupakan harga yang harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman 24 r = i – π untuk jangka waktu yang disepakati. Dengan kata lain, tingkat bunga dalam hal ini merupakan harga dari kredit. Namun harga itu tidak sama dengan harga barang di pasar komoditi karena tingkat bunga sesungguhnya merupakan suatu angka perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman dibagi jumlah uang yang sesungguhnya dipinjam, biasanya dinyatakan dalam persentase per tahun. Suku bunga terdiri dari suku bunga riil dan suku bunga nominal. Mankiw 2003:89 menyatakan bahwa “the nominal interest rate is sum of the real interest rate and the inflation rate”. Suku bunga nominal adalah jumlah suku bunga riil ditambah laju inflasi, yang dapat dirumuskan sebagai berikut : dimana : r = suku bunga riil i = suku bunga nominal π = laju inflasi Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak peminjam dana. Sedangkan tingkat bunga riil menunjukkan persentasi dari nilai riil modal ditambah bunganya dalam setahun, dinyatakan sebagai persentasi dari nilai riil modal sebelum dibungakan Sukirno, 2000: 386. Sedangkan Sjahrial 2006:7 menyatakan bahwa tingkat bunga adalah kompensasi yang dibayarkan oleh peminjam kepada yang memberikan pinjaman. Dari sudut peminjam merupakan biaya dari dana yang mereka pinjam. 25 Menurut Laksmono 2001, ada tiga teori yang menjelaskan hubungan antara suku bunga yang berbeda jangka waktu. Yang pertama Segmented Market Theory, mengatakan bahwa masing-masing instrumen dengan jangka waktu berbeda ditentukan oleh pasar yang berbeda dengan permintaan dan pasokan pasar yang berbeda. Kedua Expectation Theory menganggap instrumen jangka waktu berbeda dapat saling berganti secara sempurna. Suku bunga merupakan rata-rata ekspektasi suku bunga jangka pendek selama periode instrumen jangka panjang. Ketiga Preferred Habitat Theory mengatakan bahwa suku bunga jangka panjang merupakan rata-rata ekspektasi suku bunga jangka pendek sepanjang periode instrumen jangka panjang ditambah dengan liquidity premium yang besarnya tergantung pada kondisi penawaran dan permintaan saat itu. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor apa yang menentukan tingkat bunga di dalam sistem finansial Darmawi, 2006:182. Diantaranya adalah : a. Teori klasik tentang tingkat bunga the classical theory of interest rate b. Teori preferensi likuiditas the liquidity preference theory c. The loanable fund theory of interest rate d. The rational expectation theory Masing-masing teori tentang penentuan tingkat bunga, melihat lebih dalam dalam berfungsinya sistem finansial. Menurut pandangan ahli ekonomi klasik, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran tabungan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1. 26 S r 1 E 1 S 1 r 0 E 0 r 2 E 2 I 1 I I 0 I 2 I 1 Gambar 2.1. pandangan klasik dalam menentukan tingkat bunga Kurva S adalah kurva penawaran dana modal tabungan saving sedangkan kurva I adalah kurva permintaan dana modal investation. Keseimbangan terjadi di titik E0 dan ini menunjukkan bahwa jumlah dana yang akan diinvestasikan adalah I0, dan tingkat bunga adalah r0. Jika permintaan dana berubah dari I0 ke I1 sedangkan penawaran modal tetap, maka titik keseimbangan akan bergeser ke E1. Hal ini berarti tingkat bunga naik dari r0 menjadi r1. Dan jika permintaan dana tetap sebesar I tetapi penawaran dana naik dari S menjadi S1, maka titik keseimbangan akan bergeser ke E2. Dengan demikian perubahan tersebut menyebabkan tingkat bunga turun dari r0 menjadi r2 Sukirno, 2000:383. Sedangkan menurut teori preferensi likuiditas, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang. Teori ini disebut teori suku bunga Keynes. Teori suku bunga Keynes menyatakan bahwa permintaan uang oleh masyarakat mempunyai tiga motivasi tujuan, yaitu motif untuk bertransaksi, motif untuk berjaga-jaga, dan motif untuk berspekulasi. 27 Penentuan tingkat bunga yang dikemukakan oleh Keynes dapat dilihat dalam gambar 2.2. r0 r1 LP M0 M1 Gambar 2.2 Pandangan Keynes mengenai tingkat bunga Kurva LP adalah kurva preferensi likuiditas, yang mengambarkan permintaan atas uang. Permintaan uang untuk motif transaksi dan untuk motif berjaga- jaga, tergantung kepada pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin tinggi pula permintaan uang untuk kedua motif tersebut. Sedangkan permintaan uang untuk motif spekulasi tergantung dengan tingkat bunga. Pada saat tingkat bunga tinggi, maka hanya sedikit uang yang ditahan masyarakat untuk spekulasi. Sedangkan pada saat tingkat bunga rendah, lebih banyak uang yang dipegang masyarakat tidak dispekulasikan. Kurva M0 dan M1 adalah jumlah uang yang beredar, dan bentuknya adalah inelastis sempurna karena pada periode tertentu jumlah uang adalah tetap. Di dalam gambar 2.2 ditunjukkan pada waktu jumlah uang M0 tingkat bunga adalah r0, dan pada waktu jumlah uang M1 tingkaat bunga adalah r1. hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah uang yang beredar maka semakin rendah tingkat bunga Sukirno, 2000:384. 28 The loanable fund theory of interest rate adalah harga dari dana investasi, dengan demikian bunga adalah harga yang terjadi di pasar dan investasi. Sedangakan The rational expectation theory menekankan peranan yang dimainkan oleh pengharapan masyarkat yang berkenaan dengan tingkat bunga dan perekonomian serta oleh dampak infoemasi terbaru dalam mengerakan tingkat bunga ke suatu ekuilibrium Darmawi, 2006:182. Dengan demikian, tingkat bunga merupakan biaya modal yang dipandang sebagai indikator pengaruh kebijakan moneter, terhadap keseimbangan pendapatan sektor riil. Menurut Sadono Sukirno 2002: 385 di dalam teori, analisis mengenai penentuan tingkat bunga selalu menanggap bahwa dalam perekonomian hanya terdapat satu tingkat bunga. Namun, dalam kenyataan keadaannya sangat berbeda. Tingkat bunga pinjaman pemerintah berbeda dengan tingkat bunga yang dibayarkan kepada konsumen. Dan bank mengenakan tingkat bunga yang berbeda-beda kepada para nasabahnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : a. Perbedaan resiko b. Jangka waktu pinjaman c. Biaya administrasi pinjaman Menurut Hermawan Darmawi 2006:188 tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator moneter yang mempunyai dampak dalam berbagai kegiatan perekonomian sebagai berikut : 29 a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. b. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan pemilik modal apakah ia akan berivestasi pada real assets ataukah pada financial assets. c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak bank dan lembaga keuangan lainnya. d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar.

4. Kurs Rupiah