44
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Penderita Diabetes Melitus
Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa penderita diabetes melitus sebagian besar responden berumur 51 – 60 tahun yaitu sebesar 41,0 .
Penelitian Novriwaty 2009 di Rumah Sakit Umum Medan Baru tahun 2009, bahwa penderita diabetes mellitus terbesar adalah pada kelompok umur 51 – 61
tahun yaitu sebesar 43,33 . Hal ini sesuai dengan teori diabetes melitus bahwa usia 40 tahun merupakan faktor resiko untuk terjadinya diabetes melitus.
Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya diabetes melitus pada usia lanjut adalah gangguan fungsi pankreas kerja insulin, obesitas, kurangnya aktivitas
fisik dan genetik. Soegondo, 2005. Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, dari hasil penelitian ini diperoleh
bahwa penderita diabetes melitus lebih banyak adalah perempuan sebesar 53,0 sedangkan laki – laki sebesar 47,0 . Sesuai dengan penelitian Novriwaty 2009
di Rumah Sakit Umum Medan Baru tahun 2009 diperoleh bahwa penderita Diabetes Melitus juga lebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar
53,30 dan laki – laki sebesar 33,10 . Sedangkan menurut kelompok studi WHO 2000, tidak ada perbedaan kejadian diabetes melitus antara laki – laki dan
perempuan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 100 responden penderita
diabetes melitus tingkat pendidikan terbanyak adalah tamat SLTA yaitu sebesar 64 dan pekerjaan penderita diabetes melitus mayoritas adalah tidak bekerja
yaitu 66. Sesuai dengan penelitian Rosintan 2010 di Rumah Sakit dr Pirngadi
Universitas Sumatera Utara
Medan bahwa pendidikan penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah tamat SMU sebesar 45,45. Karakteristik penderita diabetes melitus berdasarkan
lama menderita diabetes melitus adalah 11-20 tahun sebesar 51,0 dan status gizi normal sebanyak 62.
5.2 Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Dari hasil penelitian jenis bahan makanan yang dikonsumsi penderita melitus yang paling banyak dikonsumsi adalah dengan susunan nasi + lauk-pauk
+ sayur yaitu sebesar 45,0 . Jenis bahan makanan dari sumber karbohidrat, protein hewani dan protein nabati juga sayuran dan buah penderita diabetes
melitus diukur dengan menggunakan food frekuency. Dimana jenis bahan makanan dari sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi adalah nasi
yaitu seluruh responden 100 dengan frekuensi makan 1-3x sehari. Sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi adalah ikan basah sebesar 58,0
dengan frekuensi 4-6x seminggu. Sumber protein nabati adalah tempe sebesar 57,0 dengan frekuensi 4-6x
seminggu Sedangkan jenis bahan makanan sayuran yang paling banyak dikonsumsi adalah sayuran golongan A seperti gambas, ketimun, slada, tomat, dan
lobak dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-2x sebulan. Sayuran golongan B seperti bayam, labu siam, buncis, wortel, sawi, toge kacang hijau, kangkung dan
kacang panjang dan sebagainya dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu. Sayuran golongan C seperti daun singkong,daun pepaya, melinjo,
nangka muda dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu dan jenis makanan buah yang sering dikonsumsi adalah jeruk frekuensi 1-3x seminggu,
Universitas Sumatera Utara
sedangakan pepaya, nenas, pear, semangka dan apel jarang dikonsumsi yaitu 1-2x sebulan.
Jenis makanan menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah. Kecepatan suatu makanan dalam menaikan kadar gula darah disebut juga indeks
glikemik. Makanan Indeks glikemik tinggi harusnya dihindari seperti sumber karbohidrat sederhana, gula, madu,sirup,roti, mie dan lain-lain. Makanan yang
berindeks glikemik lebih rendah adalah makanan yang harus dikonsumsi dan kaya dengan serat, contohnya sayuran dan buah –buahan Rafanani, 2013.
5.3. Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jumlah Asupan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak
Pengaturan pola makan merupakan pilar utama pengendalian diabetes melitus. Namun penderita diabetes melitus sering mendapat berbagai informasi
tentang makanan diabetes melitus dari berbagai sumber yang tidak selalu benar. Informasi yang kurang tepat sering kali merugikan penderita diabetes itu sendiri,
antara lain tidak dapat lagi menikmati makanan kesukaan mereka. Sebenarnaya anjuran makan pada penderita diabetes melitus sama dengan anjuran makan sehat
umumnya, yaitu makanan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing – masing.
Berdasarkan jenis diet yang dianjurkan, menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak yaitu jenis 1700 Kal mengandung energi 1500,5-
1900, Kkal, karbohidrat 105,8– 2387,5gr, protein 34,6 – 81,5gr dan lemak 25,5 – 45,4gr. Sedangkan jenis diet 1900 Kal mengandung energi 1698,0 – 2499,1 Kkal,
karbohidrat 80,9 – 332,1gr, protein 26,25– 141,9gr dan lemak 28,25 – 68,05gr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah asupan energi yang
dikonsumsi penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah tidak sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan asupan energi yang dianjurkan yaitu kurang dari diet yang dianjurkan sebesar 53,0 .
Asupan karbohidrat penderita diabetes melitus berdasarkan penelitian yang paling banyak adalah tidak sesuai dengan diet yang dianjurkan yaitukurang dari
diet yang dianjurkan 66,0. Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari – hari, terdiri atas tepung- tepungan dan gula. Penderita diabetes
melitus dianjurkan mengkonsumsi padi – padian, sereal, buah dan sayuran karena mengandung serat tinggi, juga vitamin dan mineral Rafanani, 2013.
Asupan protein penderita diabetes melitus berdasarkan penelitian yang paling banyak juga tidak sesuai dengan diet yang dianjurkan yaitu kurang dari diet
yang dianjurkan sebesar 66,0. Protein adalah zat gizi yang penting untuk pertumbuhan dan pengganti jaringan yang rusak. Oleh karena itu perlu makan
protein setiap hari. Sumber protein banyak terdapat dalam ikan, ayam, daging, tahu, tempe dan kacang – kacangan. Rafanani, 2013.
Asupan lemak penderita diabetes melitus berdasarkan penelitian yang paling banyak adalah tidak sesuai yaitu 74,0 dengan kategori kurang dari yang
dianjurkan. Lemak adalah sumber tenaga, bagi penderita diabetes melitus makan jangan terlalu banyak digoreng, sebaiknya lebih banyak dimasak menggunakan
sedikit minyak seperti dipanggang, dikukus, dibuat sup, direbus atau dibakar. Batasi konsumsi makanan tinggi kolesterol seperti otak, jerohan dan lain – lain.
Rafanani, 2013.
5.4 Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus
Berdasarkan hasil penelitian, jadwal makan penderita diabetes melitus mayoritas adalah pada kategori kurang baik yaitu lebih dari 3 jam atau lebih dari
Universitas Sumatera Utara
waktu yang dianjurkan yaitu sebesar 67,0 . Sesuai dengan penelitian Rosintan, 2010 di Rumah Sakit dr Pirngadi Medan diperoleh bahwa penderita
diabetesmelitus dalam melaksanakan jadwal makan masih kurang dalam kategori tidak sesuai dengan standar diet yang ditentukan, dimana yang melaksanakan
interval makan lebih dari 3 jam sebanyak 50,0 .
Penderita diabetes mellitus biasanya mempunyai kecenderungan perubahan kadar gula darah yang drastis. Sehabis makan, kadar gula akan tinggi
dan beberapa lama tidak mendapat asupan makanan, maka kadar gula darah akan rendah sekali. Makantepat waktu dan makan harus teratur untuk mencegah terjadi
rendahnya kadar gula darah hipoglikemi dan tingginya kadar gula darah hiperglikemi Rafanani, 2013.
5.5. Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Dukungan keluarga