Pada tanggal 28 September 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api AMKA mengambil alih kekuasaan
perkeretaapian dari pihak penjajah saat itu yaitu Jepang. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api Rebuplik Indonesia.
Tabel 4.1 Kronologis Bentuk Perusahaan. Periode
Nama Perusahaan Keterangan
1864 Naamlooze Venootschap Nederlandsch
Indishe Spoorweg Maatschappij NV. NISM
Pembangunan jalan kereta api sepanjang 26 Km
antara Kemijen – Tanggung oleh Hindia
Belanda.
1864- 1945 Staat-spoor Wegen en Verenigde
Spoorweg Bedrijf SSVS Hindia Belanda – Jepang.
1945-1950 Djawatan Kereta Api Rebuplik
Indonesia DKARI Pengambilan alih
kekuasaan perkeretaapian. 1950-1963
Djawatan Kereta Api DKA Pengumuman Menteri
Perhubungan No. 2 Tanggal 6 Januari 1950
1963-1971 Perusahaan Negara Kereta Api PNKA
Menjadi BUMN PP No. 22 Tahun 1963
1971-1991 Perusahaan Jawatan Kereta Api PJKA
PP No. 61 Tahun 1971 1991-1998
Perusahaan Umum Kereta Api Perumka PP No. 57 Tahun 1990
1998 -sekarang
PT. Kereta Api Persero PP No. 19 Tahun 1998
KEPRES 39 Tahun 1999 Sumber : Dokumen PT. Kereta Api persero
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi : Menjadi penyedia jasa perkeretapian terbaik yang memenuhi harapan
Stakeholders. Misi
: Menyelenggarakan prasarana dan sarana perkeretaapian berikut bisnis Penunjangnya, melalui praktek bisnis terbaik untuk memberikan nilai
tambah yang tinggi bagi Stakeholders dan kelestarian lingkungan. 56
4.1.3 Profil Stasiun Kereta Api Pondok Ranji
Stasiun Kereta Api Pondok Ranji merupakan salah satu unit kerja dari PT. Kereta Api Persero yang terletak di jalan Wr. Supratman no.1 Kelurahan
Pondok Ranji Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang Selatan. Stasiun Pondok Ranji termasuk Stasiun kelas 2 yang berada dibawah Daerah Operasi DAOP 1
Jakarta yang berkantor di stasiun Jakarta Kota. Stasiun Pondok Ranji yang letaknya lebih dekat dengan perumahan
Bintaro memiliki luas bangunan 1380 m
2
, panjang sinyal masuk dari arah jakarta sampai sinyal masuk dari arah merak sepanjang 1 Km dan merupakan Stasiun
yang cukup padat pada jam – jam tertentu dengan grafik yang menunjukan rata – rata setiap harinya mengangkut sekitar 1000 seribu orang yang berangkat dari
Stasiun Pondok Ranji. Berdirinya Stasiun Pondok Ranji dilatarbelakangi atas kejadian peristiwa
tabrakan sesama kereta api pada tanggal 19 Oktober 1987 yang banyak menelan korban jiwa dan merupakan kecelakaan terparah yang pernah di alami kereta api
dikenal dengan sebutan tragedi Bintaro. Stasiun Pondok Ranji selesai di bangun dan di resmikan pada tahun 1990.
Stasiun Pondok Ranji melayani penumpang dengan berbagai tujuan stasiun dan pemberhentian, dengan perincian 20 stasiun dan 7 pemberhentian ke
arah merak, 14 stasiun dan 2 pemberhentian kearah daerah jakarta dan bogor. Ada 4 jenis kereta yang melewati stasiun pondok ranji yaitu ekonomi lamsam, kereta
listrik krl ekonomi, kereta listrik krl ekonomi AC, dan kereta listrik krl Ekspress AC.
Stasiun merupakan tempat pemberhentian kereta yang didalamnya terdapat struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang Kepala Stasiun KS.
Sedangkan pemberhentian hanya terdapat petugas loket yang menjual tiket kereta, petugas keamanan dan kebersihan tanpa adanya seorang kepala stasiun.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Stasiun Pondok Ranji
Sumber : Hasil wawancara dengan Kepala Stasiun
4.1.4 Tugas dan Wewenang Petugas Stasiun