Balita Menurut Juniati 2007 Balita adalah kelompok anak yang berumur di bawah lima Status Gizi Balita

Cara pemberian vitamin A : a. Pada balita umur 6- 11 bulan vitamin A warna biru dosis 100.000 SI tiap 6 bulan bulan februari dan Agustus b. Pada balita umur 12-59 bulan vitamin A warna Merah dosis 200.000 SI tiap 6 bulan bulan februari dan Agustus

2.1.3. Penilaian Kadarzi

Cara menilai apakah suatu keluarga sudah Sadar Gizi adalah dengan melihat : 1. Status gizi seluruh anggota keluarga khususnya ibu dan anak baik 2. Tidak ada lagi bayi berat badan lahir rendah 3. Semua anggota keluarga mengkonsumsi garam beryodium 4. Semua ibu memberikan hanya Asi saja pada bayi sampai umur 6 bulan 5. Semua balita dalam keluarga yang ditimbangkan naik berat badannya sesuai umur 6. Tidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga

2.2. Balita Menurut Juniati 2007 Balita adalah kelompok anak yang berumur di bawah lima

tahun. Kelompok anak ini menjadi istimewa karena menuntut curahan perhatian yang intensif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Lima tahun pertama dari kehidupan seorang manusia adalah fondasi bagi seluruh kehidupan di dunia. Sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik, psikis, maupun intelegensianya berawal dari balita yang sehat. Balita adalah anak usia dibawah lima tahun yang berumur 0-4 tahun 11 bulan Depkes, 2005. Universitas Sumatera Utara Dampak jangka pendek gizi buruk pada anak ialah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan perkembangan yang lain, Sedangkan dampak jangka panjang ialah penurunan IQ, penurunan perkembangan kognitif, penurunan integrasi sensori, ganguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi akademik di sekolah. Kurang gizi berpotensi menjadi penyebab kemiskinan melalui rendahnya kualitas sumber daya dan produktivitas. Tidak heran jika gizi buruk yang tidak dikelola dengan baik, pada fase akut akan mengancam jiwa dan pada jangka panjang akan menjadi ancaman hilangnya sebuah generasi penerus bangsa Nency dan Arifin, 2005. Masalah gizi berdampak terhadap kualitas sumber daya masyarakat yang sangat diperlukan dalam pembanguan, maka tujuan jangka panjang perbaikan gizi diarahkan untuk tercapainya keadaan gizi yang optimal bagi seluruh penduduk yang dicerminkan dengan semakin meningkatnya jumlah keluarga yang berprilaku gizi seimbang. Keluarga Sadar Gizi Kadarzi adalah cerminan keluarga sadar gizi yang mendukung terciptanya keadaan gizi yang optimal anggota keluarganya Panji,2004

2.3. Status Gizi Balita

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit Beck, 2008. Status gizi balita erat hubungannya dengan pertumbuhan anak, oleh karena itu perlu suatu ukuranalat untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui adanya kekurangan gizi dini, monitoring penyembuhan kurang gizi dan efektifitas suatu program pencegahan. Sejak tahun 1980 an pemantauan berat badan anak balita telah dilakukan dihampir semua desa di Indonesia melalui posyandu. Dengan meningkatkan mutu penimbangan dan pencatatannya, maka melalui posyandu di mungkinkan untuk memantau status gizi setiap anak diwilayahnya Soekirman, 2000. Menurut Soekirman 2005 pertumbuhan anak adalah indikator dinamik yang mengukur pertambahan berat dan tinggipanjang anak. Dari indikator ini dapat diikuti dari waktu ke waktu kapan terjadinya penyimpangan penurunan pertambahan berat atau tinggi badan. Status gizi merupakan indeks yang statis dan agregatif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan Juniati, 2007. Menurut pendapat Lubis 2007 yang mengutip pendapat Idris dan Kuntoro 1990 mengungkapkan beberapa istilah yang berhubungan dengan status gizi yaitu : a. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, trsnsportasi, penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ serta menghasilkan energi b. Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh c. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dalam bentuk variabel tertentu, misalnya Universitas Sumatera Utara gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh d. Gizi salah adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi Gizi buruk dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung disebabkan oleh asupan konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Asupan konsumsi makanan dipengaruhi oleh kemiskinan, rendahnya pendidikan keluarga dan adatkepercayaan yang terkait dengan tabu makanan. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab terjadinya kurang gizi adalah tidak cukup persediaan pangan akibat krisis ekonomi dan rendahnya daya beli masyarakat, pola asupan anak yang tidak memadai akibat dari rendahnya pengetahuan, dan pendidikan orangtua serta buruknya sanitasi lingkungan dan akses ke pelayanan dasar yang sulit sehingga berdampak terhadap pola konsumsi dan terjadinya penyakit infeksi yang secara langsung menyebabkan kurang gizi Khomsan, 2004. Universitas Sumatera Utara

2.3.1. Penilaian Status Gizi

Penilaian Status Gizi PSG adalah sebuah metode mendeskripsikan kondisi tubuh sebagai akibat keseimbangan makanan yang dikonsumsi dengan penggunaannya oleh tubuh, yang biasanya dibandingkan dengan suatu nilai normatif yang ditetapkan WHO, 2005. Status gizi balita diukur dengan Indeks antropometri BBU, TBU, dan BBTB. Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran statu gizi. Meningat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini Soekirman, 2000. Menurut Soekirman 2000 untuk menilai status gizi balita dengan menggunakan indeks BBU yang dikonversikan dengan baku rujukan WHO-NCHS, status gizi dapat dibagi menjadi empat kategori: 1. Status gizi lebih, bila nilai Z-Score +2 SD 2. Status gizi baik, bila nilai Z-Score terletak antara -2 sd +2 SD 3. Status gizi kurang, bila nilai Z-Score terletak antara -3 -2 SD Universitas Sumatera Utara 4. Status gizi buruk, bila nilai Z-Score -3 SD Di Indonesia baku rujukan yang telah banyak dipakai adalah baku rujukan WHO- NCHS. Direktorat bina gizi masyarakat, Depkes dalam pemantauan status gizi PSG anak balita tahun 1999 menggunakan baku rujukan World Health Organization – National Centre For Health Statistic WHO-NCHS. Pada lokakarya antropometri tahun 1975 telah diperkenalkan baku Harvard. Berdasarkan semi lokakarya Antropometri, Ciloto, 1991 telah direkomendasikan penggunaan baku rujukan WHO-NCHS Gizi Indonesia, Vol. XV No 2 tahun 1990.

2.4. Strategi Promosi Kadarzi

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Yang Ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014.

4 64 96

Hubungan Tingkat Keaktifan ke Posyandu Dengan Status Gizi Batita di Posyandu Gelatik Kelurahan Tegal Rejo Kecamatan Medan Perjuangan Kotamadya Medan Tahun 2000

2 38 85

Ketahanan Pangan Keluarga Dan Status Gizi Anak Balita Di Kelurahan Sei Putih Timur Ii Kecamatan Medan Petisah Tahun 2004

0 26 88

Pengetahuan keluarga tentang gizi dan status gizi BALITA di Kelurahan Lingkungan II Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 25 100

Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009

0 57 105

Hubungan perilaku keluarga sadar gizi (KADARZI) dengan status gizi balita di Kota Jambi

1 7 124

HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KECAMATAN Hubungan Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten.

0 2 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG KELUARGA MANDIRI SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN PERILAKU SADAR GIZI Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi) Dengan Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Balita Usia 6-59 Bulan

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI BALITA DI DESA REPAKING KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI

0 0 8

HUBUNGAN PELAKSANAAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN STATUS GIZI ANAK 1-4 TAHUN

0 0 11