Metode Pengukuran Variabel Dependen Variabel Independen

6. Memberikan kapsul vitamin A adalah tindakan ibu dalam pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi 100.000 SI kapsul biru untuk balita umur 6-11 bulan dan vitamin A dosis tinggi 200.000 SI kapsul merah untuk balita umur 12-59 bulan yang diperoleh dari posyandu maupun sarana kesehatan lainnya.

3.5.2. Variable Terikat Dependen

Status gizi balita adalah suatu keadaan gizi balita yang di ukur dengan indeks antropometri indikator BBU berpedoman pada baku rujukan penilaian status gizi balita SK No.347 Menkes IV 2008.

3.6 Metode Pengukuran

a. Variabel Dependen

Pengukuran variabel dependen status gizi balita dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala ukur ordinal. Hasil penimbangan balita yang dilakukan dengan timbangan dacin di bandingkan dengan umur Balita BBU, selanjutnya disesuaikan dengan pedoman pada daftar baku rujukan penilaian status gizi balita SK No.347MenkesIV2008 yang terdiri dari satus gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik dan stutus gizi lebih sebagaimana terlampir.

b. Variabel Independen

Pengukuran variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memantau berat badan didasarkan pada skala ukur nominal dari satu pertanyaan yang diajukan, dengan alternatif jawaban “ Ya ” dan “ Tidak” masing-masing alternatif jawaban diberi bobot nilai, jika responden menjawab “Ya” diberi nilai 2 dan jika Universitas Sumatera Utara responden menjawab “ Tidak” diberi nilai 1 dan untuk observasi dapat dilihat pada catatan KMS kemudian dikategorikan menjadi: - Baik, jika balita ditimbang setiap bulan berturut-turut salama 4 – 6 bulan terakhir ini 2 - Tidak baik, jika balita tidak ditimbang setiap bulan berturut-turut selama 4 – 6 bulan terakhir ini 1 2. Makan beraneka ragam didasarkan pada skala ukur nominal dari satu pertanyaan yang diajukan, dengan alternatif jawaban “ Ya ” dan “ Tidak” masing-masing alternatif jawaban diberi bobot nilai, jika responden menjawab “Ya” diberi nilai 2 dan jika responden menjawab “ Tidak” diberi nilai 1 dan untuk observasi dengan menanyakan apa yang dikonsumsi keluarga setiap hari kemudian dikategorikan menjadi: - Baik, jika mengkonsumsi makanan yang terdiri dari: makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah setiap hari 2 - Tidak baik, jika tidak mengkonsumsi makanan yang terdiri dari: makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah setiap hari 1 3. Menggunakan garam beryodium didasarkan pada skala nominal dari satu pertanyaan yang diajuakan, dengan alternatif jawaban “ Ya ” dan “ Tidak” masing-masing alternatif jawaban diberi bobot nilai, jika responden menjawab “Ya” diberi nilai 2 dan jika responden menjawab “ Tidak” diberi nilai 1 dan untuk observasi dilakukan dengan mentest garam yang digunakan responden dan melihat tempat penyimpanannya, kemudian dikategorikan menjadi: Universitas Sumatera Utara - Baik, Jika ditest dengan yodina berwarna ungu digunakan setelah masakan matang, dan disimpan pada wadah yang kering tertutup ditempatkan ditempat yang sejuk 2 - Tidak baik, Jika ditest dengan yodina warna tidak berubah dan disimpan pada wadah yang terbuka dan ditempatkan didekat kompor 1 4. Memberikan ASI eksklusif didasarkan pada skala nominal dari satu pertanyaan yang diajuakan dengan alternatif jawaban “ Ya ” dan “ Tidak” masing-masing alternatif jawaban diberi bobot nilai, jika responden menjawab “Ya” diberi nilai 2 dan jika responden menjawab “ Tidak” diberi nilai 1, dan dikategorikan menjadi: - Baik, jika hanya diberikan ASI saja ASI eksklusif sesaat setelah bayi lahir sampai berumur 6 bulan tanpa cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim 2 - Tidak Baik, jika memberikan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim selain ASI sebelum umur 6 bulan 1 5. Memberikan vitamin A pada balita didasarkan pada skala ukur nominal dari satu pertanyaan yang diajukan, dengan alternatif jawaban “ Ya ” dan “ Tidak” masing- masing alternatif jawaban diberi bobot nilai, jika responden menjawab “Ya” diberi nilai 2 dan jika responden menjawab “ Tidak” diberi nilai 1 dan untuk observasi dilihat pada catatan KMS kemudian dikategorikan menjadi: - Baik jika, - Balita umur 6-11 bulan mendapatkan kapsul vitamin A berwarna biru pada bulan Februari atau Agustus Universitas Sumatera Utara - Balita umur 12- 59 bulan mendapatkan kapsul vitamin A berwarna merah setiap bulan Februari dan Agustus 2 - Tidak baik, - Balita umur 6-11 bulan tidak mendapatkan kapsul vitamin A berwarna biru pada bulan Februari atau Agustus - Balita umur 12- 59 bulan tidak mendapatakan kapsul vit A berwarna merah setiap bulan Februari dan Agustus 1 6. Tingkat Keluarga Sadar Gizi diukur dengan mentotalkan skor kelima indikator Kadarzi yaitu; memantau berat badan balita, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, memberikan ASI eksklusif, memberikan kapsul vitamin A pada balita. - Kadarzi dikatakan baik jika responden mendapat skor 10 - Tidak baik jika responden mendapat skor 10 3.7. Metode Analisis Data

1. Analisis Univariat yaitu analisa dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang

masing-masing variabel independen dan dependen dalam bentuk distribusi frekwensi. 2. Analisis Bivariat yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan menggunakan derajat kepercayaan 95 p0,05 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Yang Ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014.

4 64 96

Hubungan Tingkat Keaktifan ke Posyandu Dengan Status Gizi Batita di Posyandu Gelatik Kelurahan Tegal Rejo Kecamatan Medan Perjuangan Kotamadya Medan Tahun 2000

2 38 85

Ketahanan Pangan Keluarga Dan Status Gizi Anak Balita Di Kelurahan Sei Putih Timur Ii Kecamatan Medan Petisah Tahun 2004

0 26 88

Pengetahuan keluarga tentang gizi dan status gizi BALITA di Kelurahan Lingkungan II Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 25 100

Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009

0 57 105

Hubungan perilaku keluarga sadar gizi (KADARZI) dengan status gizi balita di Kota Jambi

1 7 124

HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KECAMATAN Hubungan Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten.

0 2 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG KELUARGA MANDIRI SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN PERILAKU SADAR GIZI Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi) Dengan Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Balita Usia 6-59 Bulan

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI BALITA DI DESA REPAKING KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI

0 0 8

HUBUNGAN PELAKSANAAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN STATUS GIZI ANAK 1-4 TAHUN

0 0 11