Permasalahan 1. Gambaran Masalah Pengaruh Pengeringan Bahan Baku Karet Remah Terhadap Nilai ASHT Sesuai Dengan Mutu Karet SIR 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber estate Dolok Merangir
UNTUK MENDAPATKAN NILAI ASHT SESUAI DENGAN MUTU KARET SIR 20 DI PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE - DOLOK
MERANGIR”
1.2. Permasalahan 1.2.1. Gambaran Masalah
Kondisi alat pengering di PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE-Dolok Merangir, pengeringan dilakukan dengan suhu 135°C dan dalam
waktu 13 menit. Proses pengolahan dilakukan mulai dari pencampuran bahan baku, pencucian, penggilingan, sampai masuk ke dalam alat pengering. Suhu dan waktu
pengeringan di unit pengeringan bertujuan untuk mempertahankan mutu produksi SIR 20 dengan standar baku mutu sebagai berikut :
a. Kadar Kotoran = 0, 20 b. Kadar Abu =1, 0
c. Nilai Po = 30
Jadi, dengan pengeringan pada suhu 135°C selama 13 menit diharapkan hasil yang diperoleh setelah pengeringan dalam karet SIR 20 sesuai dengan parameter
mutu. Dalam proses pengeringan inilah standar mutu SIR 20 yang perlu diperhatikan adalah nilai ASHT dari karet supaya jangan sampai lebih besar dari 5
≤ 5. Penentuan nilai ASHT, juga dipengaruhi oleh jenis bahan baku dan campuran bahan baku untuk
memperoleh hasil akhir produksi karet SIR 20 dengan nilai ASHT
≤ 5.
Untuk mengetahui hasil pengeringan karet SIR 20, maka perlu dilakukan analisa laboratorium dari hasil produksi, hal-hal yang dianalisa meliputi nilai kadar
Universitas Sumatera Utara
kotoran, kadar abu, nilai PRI dan nilai ASHT dari hasil produksi tersebut. Dengan demikian, untuk manghasilkan karet SIR 20 selain nilai ASHT ada hal lain yang perlu
diperhatikan yaitu jenis bahan baku, jumlah penggilingan dan teknik penggilingan dan bahan baku harus bersih dari bahan-bahan bukan karet.