kotoran, kadar abu, nilai PRI dan nilai ASHT dari hasil produksi tersebut. Dengan demikian, untuk manghasilkan karet SIR 20 selain nilai ASHT ada hal lain yang perlu
diperhatikan yaitu jenis bahan baku, jumlah penggilingan dan teknik penggilingan dan bahan baku harus bersih dari bahan-bahan bukan karet.
1.2.2 Rumusan Masalah
Dari gambaran masalah di atas dikatakan bahwa penentuan tingkat mutu produksi pada proses pengolahan karet remah SIR 20, dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti kadar kotoran, kadar abu dan nilai ASHT. Karena keterbatasan waktu, maka penulis hanya mempermasalahkan nilai ASHT dari karet SIR 20, dimana untuk
mempertahankan agar nilai ASHT tidak lebih besar dari 5
≤ 5, maka diperlukan
perlakuan-perlakuan khusus terhadap jenis bahan baku olahan. Oleh karena itu, penulis mengambil rumusan masalah bagaimana nilai ASHT dari jenis bahan baku
olahan bila suhu 135°C dan waktu pengeringan selama 13 menit dipertahankan konstan terhadap parameter mutu karet SIR 20.
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui suhu dan waktu yang konstan pada pengeringan karet
remah guna mendapatkan mutu karet SIR 20. b.
Untuk mengetahui nilai Ph dan nilai ASHT pada SIR 20 sesuai dengan data percobaan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Kegunan dan Manfaat
1.4.1. Kegunaan a.
Untuk mengetahui hasil pengeringan terhadap parameter mutu karet remah
SIR 20, bila suhu yang digunakan 135°C dan waktu pengeringan selama 13
menit. b.
Untuk memberi dan mengembangkan wawasan teknologi bagi penulis 1.4.2. Manfaat
a. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan tempat penulis melakukan Praktek
Kerja Lapangan. b.
Sebagai bahan pengetahuan tambahan kepada para pembaca.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengeringan
Dalam industri kimia sering sekali bahan-bahan padat harus dipisahkan dari suspensi, misalnya secara mekanis dengan penjernihan atau filtrasi. Dalam hal ini
pemisahan yang sempurna sering kali tidak dapat diperoleh, artinya bahan padat selalu masih mengandung sedikit atau banyak cairan, yang acapkali hanya dapat dihilangkan
dengan pengeringan. Karena pertimbangan ekonomi penghematan energi, maka sebelum pengeringan dilakukan, sebaiknya sebanyak mungkin cairan sudah
dipisahkan seara mekanis. Bernasconi, G., 1995
2.1.1 Pengertian Pengeringan
Pengeringan merupakan cara untuk menghilangkan sebagian besar air dari suatu bahan dengan bantuan energi panas dari sumber alam sinar matahari atau
buatan alat pengering. Biasanya kandungan air tersebut dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi.
2.1.2 Tujuan Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sampai batas perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lama.
Universitas Sumatera Utara
Bahan pangan kering matahari dan kering buatan adalah lebih pekat dari pada setiap bahan pangan awetan yang lain, sehingga :
1. Biaya produksi lebih murah 2. Diperlukan tenaga yang lebih sedikit
3. Kebutuhan ruang penyimpanan dan pengangkutan bahan pangan kering minimal
4. Besarnya biaya distribusi berkurang
2.1.3 Keuntungan dan Kelemahan Teknik Pengeringan Keuntungan pengeringan :
- Bahan menjadi lebih tahan lama disimpan
- Volume bahan menjadi kecil
- Mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan
- Mempermudah transport
- Biaya produksi menjadi murah
Kerugian pengeringan -
Sifat asal bahan yang dikeringkan berubah bentuk dan penampakan fisik, penurunan mutu, dll
- Perlu pekerjaan tambahan untuk menghindari di atas
2.1.4 Metode Pengeringan 1. Penjemuran
Pengeringan dengan sinar matahari langsung sebagai energi panas. Kelemahan :
Universitas Sumatera Utara
- Tergantung cuaca
- Sukar dikontrol
- Memerlukan tempat penjemuran
- Mudah terkontaminasi
- Lama
Keuntungan -
Biaya murah -
2. Pengeringan buatan
Pengeringan dengan menggunakan alat pengering dimana suhu, kelembaban udara, kecepatan udara dan waktu dapat diatur dan diawasi.
Keuntungan : -
Tidak tergantung cuaca -
Kapasitas pengeringan dapat dipilih sesuai dengan yang diperlukan -
Tidak memerlukan tempat yang luas -
Kondisi pengeringan dapat dikontrol -
Panen dapat dilakukan lebih awal -
Masa simpan menjadi lama -
Pekerjaan menjadi lebih mudah -
Dapat meningkatkan nilai ekonomis bahan Selain itu, keuntungan pengeringan secara mekanis adalah :
1. Memungkinkan pengeringan dilakukan di sembarang waktu tanpa terikat musim tertentu, walaupun hari mendunghujan, pengeringan masih dapat dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
2. Luas areal yang dibutuhkan untuk pengeringan dapat dikurangi, misalnya dengan memperbanyak rak-rak pengering.
3. Pengaturan suhu dapat lebih mudah sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik bahan yang dikeringkan. Rohanah, A., 2006.
2.1.5 Kriteria Pemilihan Alat Pengering
Disamping berdasarkan pertimbangan – pertimbangan ekonomi, pemilihan alat pengering ditentukan oleh faktor – faktor berikut :
1. Kondisi bahan yang dikeringkan bahan padat, yang dapat mengalir, pasta, suspensi
2. Sifat – sifat bahan yang akan dikeringkan misalnya apakah menimbulkan bahaya kebakaran, kemungkinan terbakar, ketahanan panas, kepekaan terhadap pukulan,
bahya ledakan debu, sifat oksidasi. 3. Jenis cairan yang terkandung dalam bahan yang dikeringkan air, pelarut organik,
dapat terbakar, beracun 4. Kuantitas bahan yang dikeringkan
5. Operasi kontinu atau tidak kontinu. Bernasconi, G., 1995
2.1.6 Jenis-Jenis Pengeringan 1. pengeringan alamiah menggunakan panas matahari
Pengeringan hasil pertanian dengan menggunakan energi matahari biasanya dilakukan dengan menjemur bahan di atas alas jemuran atau lamporan, yaitu suatu
permukaan yang luasnya dapat dibuat dari berbagai bahan padat. Sesuai dengan sistem
Universitas Sumatera Utara
dan peralatannya serta pertimbangan faktor ekonomis, alat jemur dapat dibuat dari anyaman tikar, anyaman bambu, lembaran seng, lantai batu bata atau lantai semen.
Pengeringan ini adalah pengeringan paling sederhana dengan cara penjemuran. Penjemuran adalah usaha pembuangan atau penurunan kadar air suatu
bahan untuk memperoleh tingkat kadar air yang cukup aman disimpan, yaitu yang tingkat kadar airnya seimbang dengan lingkungan.
2. Pengeringan dengan menggunakan bahan bakar
Bahan bakar sebagai sumber panas bahan bakar cair, padat, listrik misalnya : BBM, batubara, dan lain-lain. Pengeringan ini disebut juga dengan pengeringan
mekanis. Jenis-jenis pengeringan mekanis adalah tray dryer, rotary dryer, spray dryer, freeze dryer
a. Tray dryer alat pengeringan berbentuk rak - Bentuknya persegi dan didalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai
tempat bahan yang akan dikeringkan - Cocok untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran
- Sering digunakan untuk produk yang jumlahnya tidak terlalu besar - Bisa digunakan dalam keadaan vakum
- Waktu pengeringan umumnya lama 10-60 jam b. Rotary dryer pengeringan berputar
- Pengeringan kontak langsung yang beroperasi secara kontinyu, terdiri atas cangkang silinder yang berputar perlahan, biasanya dimiringkan beberapa
Universitas Sumatera Utara
derajat dari bidang horizontal untuk membantu perpindahan umpan basah yang dimasukkan pada atas ujung drum
- Bahan kering dikeluarkan pada ujung bawah - Waktu pengeringan cepat 10-60 menit
- Cocok untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran c. Freeze dryer pengeringan beku
- Cocok untuk padatan yang sangat sensitif panas bahan bioteknologis tertentu, bahan farmasi,dan bahan pangan
- Pengeringan terjadi di bawah titik triple cairan dengan menyublin air beku menjadi uap, yang kemudian dikeluarkan dari ruang pengering dengan pompa
vakum mekanis - Menghsilkan produk bermutu tinggi dibandingkan dengan teknik dehidrasi lain.
d. Spray dryer Pengering semprot - Cocok untuk bahan yang berbentuk larutan yang sangat kental serta berbentuk
pasta susu, zat pewarna, dan bahan farmasi - Kapasitas beberapa kgjam hingga 50 ton per jam penguapan 20000 pengering
semprot - Umpan yang diatomisasi dalam bentuk percikan disentuhkan dengan udara
panas yang dirancang dengan baik.
3. Pengeringan Gabungan
Pengeringan gabungan adalah pengeringan dengan menggunakan energi sinar matahari dan bahan bakar minyak yang menggunakan konveksi paksa udara panas
dikumpulkan dalam kolektor kemudian dihembus ke komoditi. Latar belakang karena
Universitas Sumatera Utara
suhu lingkungan hanya sekitar 33
o
C, sedangkan suhu pengeringan untuk komoditi pertanian kebanyakan berkisar 60 – 70
o
C. Oleh karena itu perlu ditingkatkan suhu lingkungan dengan cara mengumpulkan udara dalam satu kolektor surya dan
menghembuskannya ke komoditi digunakan kipas angin. 4. Jenis Pengeringan Berdasarkan Media Pemanas
Pengeringan buatanmekanis terdiri atas dua jenis berdasarkan media pemanas : 1. Pengeringan Adiabatik
Pengeringan dimana panas dibawa ke alat pengering oleh udara panas, fungsi udara memberi panas dan membawa uap air.
2. Pengeringan Isothermik Bahan pangan berhubungan langsung dengan lembaranplat logam yang panas
2.1.7 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan Pada proses pengeringan selalu diinginkan kecepatan pengeringan yang
maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha–usaha untuk mempercepat pindah panas dan pindah massa pindah massa dalam hal ini perpindahan air keluar dari
bahan yang dikeringkan dalam proses pengeringan tersebut. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh keepatan pengeringan maksimum, yaitu :
1. Luas permukaan Semakin luas permukaan bahan yang dikeringkan, maka akan semakin cepat
bahan menjadi kering. Biasanya bahan yang akan dikeringkan dipotong– potong untuk mempercepat pengeringan.
Universitas Sumatera Utara
2. Suhu Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan yang
dikeringkan, maka akan semakin cepat proses pindah panas berlangsung sehingga mengakibatkan proses penguapan semakin cepat pula. Atau semakin tinggi suhu udara
pengering, maka akan semakin besar energi panas yang dibawa ke udara yang akan menyebabkan proses pindah panas semakin cepat sehingga pindah massa akan
berlangsung juga dengan cepat. 3. Kecepatan udara
Umumnya udara yang bergerak akan lebih banyak mengambil uap air dari permukaan bahan yang akan dikeringkan. Udara yang bergerak adalah udara yang
mempunyai kecepatan gerak yang tinggi yang berguna untuk mengambil uap air dan menghilangkan uap air dari permukaan bahan yang dikeringkan.
4. Kelembaban udara Semakin lembab udara di dalam ruang pengering dan sekitarnya, maka akan
semakin lama proses pengeringan berlangsung kering, begitu juga sebaliknya. Karena udara kering dapat mengabsorpsi dan menahan uap air. Setiap bahan khususnya bahan
pangan mempunyai keseimbangan kelembaban udara masing–masing, yaitu kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air pindah ke
atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir.
Universitas Sumatera Utara
5. Tekanan atm dan vakum Pada tekanan udara atmosfir 760 Hg =1 atm, air akan mendidih pada suhu
100
o
C. Pada tekanan udara lebih rendah dari 1 atmosfir air akan mendidih pada suhu lebih rendah dari 100
o
C. P 760 Hg = 1 atrm air mendidih 100
o
C P udara 1 atm air mendidih 100
o
C Tekanan P rendah dan suhu T rendah cocok untuk bahan yang sensitif terhadap
panas , contohnya : pengeringan beku freeze drying 6. Waktu
Semakin lama waktu batas tertentu pengeringan, maka semakin cepat proses pengeringan selesai. Dalam pengeringan diterapkan konsep HTST High Temperature
Short Time, Short time dapat menekan biaya pengeringan. Rohanah, A.,2006.
2.2 Pengertin Karet
Karet merupakan suatu polimer isoprena dan juga merupakan hidrokarbon dengan rumus monomer C
5
H
8
n. Zat ini umumnya berasal dari getah berbagai tumbuh-tumbuhan di daerah panas, terutama dari pohon karet. Getah ini diperoleh
setelah dilakukan pengerjaan pada pohon karet yaitu, pohon karet yang telah cukup umur dideres batangnya, sehingga getahnya keluar, getah yang keluar inilah sering
disebut dengan lateks karet alam. Kemudia diolah menjadi berbagai macam produk karet.
Universitas Sumatera Utara
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, karet alam sudah dapat disintesis, akan tetapi kegunaan dari karet alam ini tidak dapat
digantikan oleh karet sintesis, ini disebabkan karena nilai PRI dari karet alam lebih baik dari karet buatan sintesis.
2.3. Sifat Karet
Semua jenis karet adalah polimer tinggi dan mempunyai susunan kimia yang berbeda dan memungkinkan untuk diubah menjadi bahan-bahan yang bersifat elastis
rubberiness. Namun, bahan-bahan itu berbeda sifat bahan dasarnya misalnya, kekuatan tensil, daya ulur maksimum, daya lentur resilience dan terutama pada
proses pengolahannya serta prestasinya sebagai barang jadi.
Karet alam adalah suatu komoditi homogen yang cukup baik. Kualitas dan hasil produksi karet alam sangat terkenal dan merupakan dasar perbandingan yang
baik untuk barang-barang karet buatan manusia. Karet alam mempunyai daya lentur yang tinggi, kekuatan tensil dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah. Daya
tahan karet terhadap benturan, gesekan dan koyakan sangat baik. Namun, karet alam tidak begitu tahan terhadap faktor-faktor lingkungan, seperti oksidasi dan ozon. Karet
alam juga mempunyai daya tahan yang rendah terhadap bahan-bahan kimia seperti bensin, minyak tanah, pelarut lemak degreaser, pelumas sintetis, dan cairan hidrolik.
Karena sifat fisik dan daya tahannya, karet alam dipakai untuk produksi-produksi pabrik yang membutuhkan kekuatan yang tinggi dan panas yang rendah misalnya ban
Universitas Sumatera Utara
pesawat terbang, ban truk raksasa dan ban-ban kendaraan dan produksi-produksi teknik lain yang memerlukan daya tahan sangat tinggi. Spillane. J. J., 1989
2.4. Komposisi Karet Alam