volume air dalam tabung penampung dari alat penentuan kadar air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selanjutnya ke dalam labu dimasukkan 5 gram
bahan sampel yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluena mulai mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes
untuk tiap detik. Setelah sebagian besar air terdestilasi, kecepatan tetesan dipercepat menjadi 4 tetes untuk tiap detik dengan cara menaikkan suhu.
Setelah volume air tidak bertambah lagi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluena. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung
penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Volume air dibaca setelah air dan toluena memisah sempurna. Selisih kedua volume air yang dibaca
sesuai dengan kandungan air yang terdapat di dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen terhadap berat sampel yang telah dikeringkan.
3.6 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia dilakukan berdasarkan Depkes 1995 alkaloida, flavonoida, glikosida, glikosida antrakinon, saponin; Farnsworth 1966 tanin;
dan Harborne 1987 triterpenoidasteroida.
3.6.1 Pemeriksaan alkaloida
Sebanyak 0,5 gram serbuk simplisia ditimbang, kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan di atas penangas air
selama 2 menit, didinginkan dan disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan berikut :
− Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer
Universitas Sumatera Utara
− Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat − Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff
Alkaloida positif jika terjadi endapan atau kekeruhan paling sedikit dua dari tiga percobaan di atas.
3.6.2 Pemeriksaan flavonoida
Sebanyak 0,5 gram serbuk simplisia ditimbang, ditambahkan 10 ml metanol, kemudian direfluks selama 10 menit dan disaring panas-panas melalui
kertas saring, filtrat diencerkan dengan 10 ml air suling. Setelah dingin ditambahkan n-heksan, dikocok hati-hati lalu didiamkan sebentar. Lapisan
metanol diambil lalu diuapkan pada temperatur 40°C, sisanya dilarutkan dalam 5 ml etil asetat dan disaring. Filtrat digunakan untuk uji flavonoida dengan cara
sebagai berikut: − Filtrat sebanyak 1 ml diuapkan sampai kering, sisanya dilarutkan dalam 1
ml sampai 2 ml etanol 95 lalu ditambah 0,5 gram serbuk seng dan 2 ml asam klorida 2 N, didiamkan selama 1 menit. Kemudian ditambahkan 10
tetes asam klorida pekat, jika dalam waktu 2 sampai 5 menit terjadi warna merah intensif menunjukkan adanya flavonoida.
− Filtrat sebanyak 1 ml diuapkan sampai kering, sisanya dilarutkan dalam etanol 95 kemudian ditambahkan 0,1 gram serbuk magnesium dan 10
tetes asam klorida pekat. Jika terjadi warna merah jingga sampai merah ungu menunjukkan adanya flavonoida.
Universitas Sumatera Utara
3.6.3 Pemeriksaan glikosida
Sebanyak 3 gram serbuk simplisia ditimbang, disari dengan 30 ml campuran dari 7 bagian etanol 95 dan 3 bagian air suling, ditambahkan
dengan asam klorida 2 N hingga pH larutan 2, direfluks selama 10 menit, dinginkan dan disaring. Pada 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml air suling dan 25
ml timbal II asetat 0,4 M dikocok dan didiamkam selama 5 menit, lalu disaring. Filtrat diekstraksi dengan 20 ml campuran 3 bagian kloroform dan 2
bagian isopropanol, ini dilakukan sebanyak tiga kali. Kumpulan sari diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50°C. sisanya dilarutkan dalam 2 ml metanol.
Larutan ini digunakan untuk percobaan berikut: larutan sisa dimasukkan ke dalam tabung reaksi, diuapkan di atas penangas air, sisanya ditambahkan 2 ml
air dan 5 tetes pereaksi Molish kemudian ditambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Jika terbentuk cincin ungu pada batas
kedua cairan menunjukkan adanya gula.
3.6.4 Pemeriksaan glikosida antrakinon