Kandang, tempat makan dan minum dibersihkan dan alas sekam diganti sedikitnya dua kali dalam seminggu. Smith, 1988
3.7.2 Perlakuan hewan coba
a. Sampel dibagi menjadi lima kelompok masing-masing kelompok terdiri dari
lima ekor mencit b.
Kelompok 1 atau kelompok kontrol negatif dilakukan pemberian aquadest c.
Kelompok 2 adalah kelompok kontrol positif diberikan perlakuan dengan Pb asetat 20 mgkgBB secara intraperitoneal Gajawat, 20006
d. Kelompok 3 adalah kelompok yang diberi perlakuan vitamin C 200
mgkgBBhari selama 7 hari. Satu jam setelah pemberian vitamin C pada hari ketujuh dilanjutkan dengan pemberian Pb asetat 20 mgkgBB secara
intraperitoneal. e.
Kelompok 4 adalah kelompok yang diberi perlakuan vitamin C 500 mgkgBBhari selama 7 hari. Satu jam setelah pemberian vitamin C pada hari
ketujuh dilanjutkan dengan pemberian Pb asetat 20 mgkgBB secara intraperitoneal.
f. Kelompok 5 adalah kelompok yang diberi perlakuan vitamin C 1000
mgkgBBhari selama 7 hari. Satu jam setelah pemberian vitamin C pada hari ketujuh dilanjutkan dengan pemberian Pb asetat 20 mgkgBB secara
intraperitoneal.
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
g. Dilakukan pengambilan darah secara intrakardial dari tiap kelompok penelitian
setelah 48 jam pemberian Pb asetat, dan hari kedua percobaan untuk kelompok kontrol negatif. Darah ditambahi antikoagulan heparin
h. Setelah itu mencit dikorbankan dengan cara dislokasi leher. Kemudian
dilakukan laparatomi untuk mengambil hati. i.
Darah heparin dibiarkan tiga puluh menit kemudian disentrifus dengan kecepatan 3000 round per minuate rpm selama 10 menit kemudian diambil
plasmanya. j.
Pemeriksaan histopatologis organ hati dilakukan untuk melihat adanya tanda- tanda degenerasi dan nekrosis dengan menggunakan metode Parafin dan
menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin HE. Jaringan hati diambil, kemudian segera difiksasi dalam larutan Buffer Neutral Formalin BNF.
Dibuat sediaan dengan metode parafin, lalu jaringan dipotong dengan mikrotom setebal 3 sampai 5 mikron, kemudian dilakukan pengecatan dengan
hematoksilin eosin yang akan menyebabkan inti berwarna kebiruan dan sitoplasma berwarna merah. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan histopatologis
dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali pada 10 lapangan pandang untuk setiap sediaan.Junita, 2005. Kemudian dinilai skala
degenerasi dan nekrosis yang terdapat pada sediaan tersebut . Skala degenerasi dan nekrosis yaitu: 0 = tidak ada, 1 = 1 - 25, 2 = 26-50, 3 = 51-75,
4 = 76-100. Jawi,2006
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.7.3 Prosedur pemeriksaan AST