b. Katalase dalam sitoplasma, dapat mengkatalisis H
2
O
2
menjadi H
2
O dan O
2
. Komponen katalase adalah Fe c. Bermacam-macam enzim peroksidase seperti glutation peroksidase yag
dapat meredam H
2
O
2
menjadi H
2
O melalui siklus glutathion redox d. Senyawa yang mengandung gugusan sulfihidril glutation, sistein,
captopril dapat mencegah timbunan radikal hidroksil dengan mengkatalisir menjadi H
2
O 2. Atioksidan pemecah rantai
Antioksida pemecah rantai dapat digolongkan menjadi antioksidan endogen dan antioksidan eksogen. Yang termasuk ke dalam antioksidan eksogen adalah
vitamin C dan E, serta beta karoten. Sedangkan golongan endogen adalah glutation dan sistein. Vitamin E dan beta karoten bersifat lipofilik sehingga dapat
berperan pada membran sel untuk mencegah peroksidasi lipid. Sebaliknya vitamin C, glutation dan sistein bersifat hidrofilik dan berperan dalam sitosol dan
cairan ekstrasel. Sudaryati,1999
2.4 Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat mula-mula dikenal sebagai asam heksuronat dengan rumus C
6
H
8
O
6
. Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau
tidak langsung memberikan elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi, dan bekerja sebagai kofaktor untuk hidroksilasi prolin dan lisin dalam
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
biosintesa kolagen. Zat ini berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan. Stabil pada keadaan kering. Dalam bentuk larutan di wadah terbuka zat ini cepat rusak.
Rosmiati, 1995 Absorpsi vitamin C dari usus berlangsung secara cepat dan sempurna 90,
tapi menurun pada dosis di atas 1 gram. Distribusinya ke seluruh jaringan baik. Persediaan tubuh untuk sebagian besar terdapat dalam cortex anak ginjal. Dalam
darah sangat mudah dioksidasi secara reversibel menjadi dehidroascorbat yang hampir sama aktifnya. Sebagian kecil dirombak menjadi asam oksalat dengan jalan
pemecahan ikatan antara C
2
dan C
3
. Ekskresi berlangsung terutama sebagai metabolit dehidronya dan sedikit sebagi asam folat Tjay, 2002
Ketika berfungsi sebagai donor ekuivalen pereduksi, vitamin C asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang juga bertindak sebagai sumber
vitamin. Asam askorbat merupakan agen pereduksi yang mampu mereduksi senyawa- senyawa seperti oksigen molekular, nitrat, dan sitokrom a dan c. Mekanisme kerja
berbagai aktivitas asam askorbat masih belum jelas. Dalam beberapa proses asam askorbat tidak berpartispasi secara langsung, tapi diperlukan untuk mempertahankan
agar kofaktor logam dapat berada dalam keadaan tereduksi. Salah satu fungsi dari asam askorbat adalah sebagai antioksidan umum yang larut dalam air, dan bekerja
pada sitosol dan cairan ekstraseluler. Murray et al, 2003 Vitamin C bersifat hidrofil dan melindungi membran sel dari luar, karena
terutama bekerja dalam cairan di luar sel. Pada tempat ini bisa terdapat radikal bebas yang lolos dari proses fagositosis oleh fagosit. Sel tangkis ini terutama aktif selama
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
aktivitas dari sistem pertahanan tubuh meningkat. Limfosit T juga membutuhkan banyak vitamin C agar dapat bekerja secara aktif. Disamping mengaktivasi fagosit
vitamin C juga menstimulasi produksi antiveron dengan daya antiviral. Oleh karena itu dalam keadaan stres kontinu dan pembebanan ketahanan berlebihan asupan
vitamin C dosis tinggi sangat berguna. Tjay,2002 Dari beberapa penelitian telah diketahui bahwa pemberian vitamin C dengan
dosis besar dapat menanggulangi beberapa proses penyakit. Beberapa infeksi virus dapat diatasi dengan pemberian vitamin C 500 mg bahkan 1000 mg. Sedangkan
vitamin C dengan dosis 200 mg sampai 500 mg telah terbukti dapat mengatasi kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh berbagai logan berat. Klenner, 1997
Penelitian yang dilakukan oleh Dawson, et al telah membuktikan bahwa vitamin C dengan dosis 1000 mg secara signifikan dapat menurunkan kadar Pb darah pada
perokok. Adapun dosis optimal vitamin C sebagai antioksidan sangat tergantung derajat paparan radikal bebas Sanjoto, 2001
Angka kecukupan gizi AKG vitamin C adalah 35 mg untuk bayi dan meningkat kira-kira sampai 60 mg pada dewasa. Kebutuhan vitamin C akan
meningkat 300-500 kali pada penyakit infeksi, tukak peptic, neoplasma dan keadaan- keadan yang dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Rosmiati, 1995
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.5 Hati