3.6 Alat
a. Kandang pemeliharaan mencit berupa kandang plastik dengan penutup berupa
kawat b.
Spektrofotometer Microlab-300 produksi Merck yang telah diprogram. c.
Alat sentrifugasi d.
Perangkat pembuatan sediaan histopatologi e.
Mikroskop cahaya f.
Kamera Foto g.
Timbangan hewan h.
Timbangan analitis i.
Spuit 1 cc dan 10 cc merk Terumo j.
Peralatan bedah hewan k.
Vial l.
Objek dan cover glass m.
Waterbath
3.7 Pelaksanaan Penelitan 3.7.1 Pemeliharaan hewan coba
Hewan dipelihara dalam kandang plastik bertutup, dialas dengan sekam dan masing-masing kandang ditempatkan 5 ekor mencit jantan. Makanan berupa pellet
dan minuman berupa air aquadest diberikan secara ad libitum. Kandang ditempatkan dalam ruangan yang memiliki ventilasi dan masuk cahaya secara tidak langsung.
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
Kandang, tempat makan dan minum dibersihkan dan alas sekam diganti sedikitnya dua kali dalam seminggu. Smith, 1988
3.7.2 Perlakuan hewan coba
a. Sampel dibagi menjadi lima kelompok masing-masing kelompok terdiri dari
lima ekor mencit b.
Kelompok 1 atau kelompok kontrol negatif dilakukan pemberian aquadest c.
Kelompok 2 adalah kelompok kontrol positif diberikan perlakuan dengan Pb asetat 20 mgkgBB secara intraperitoneal Gajawat, 20006
d. Kelompok 3 adalah kelompok yang diberi perlakuan vitamin C 200
mgkgBBhari selama 7 hari. Satu jam setelah pemberian vitamin C pada hari ketujuh dilanjutkan dengan pemberian Pb asetat 20 mgkgBB secara
intraperitoneal. e.
Kelompok 4 adalah kelompok yang diberi perlakuan vitamin C 500 mgkgBBhari selama 7 hari. Satu jam setelah pemberian vitamin C pada hari
ketujuh dilanjutkan dengan pemberian Pb asetat 20 mgkgBB secara intraperitoneal.
f. Kelompok 5 adalah kelompok yang diberi perlakuan vitamin C 1000
mgkgBBhari selama 7 hari. Satu jam setelah pemberian vitamin C pada hari ketujuh dilanjutkan dengan pemberian Pb asetat 20 mgkgBB secara
intraperitoneal.
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
g. Dilakukan pengambilan darah secara intrakardial dari tiap kelompok penelitian
setelah 48 jam pemberian Pb asetat, dan hari kedua percobaan untuk kelompok kontrol negatif. Darah ditambahi antikoagulan heparin
h. Setelah itu mencit dikorbankan dengan cara dislokasi leher. Kemudian
dilakukan laparatomi untuk mengambil hati. i.
Darah heparin dibiarkan tiga puluh menit kemudian disentrifus dengan kecepatan 3000 round per minuate rpm selama 10 menit kemudian diambil
plasmanya. j.
Pemeriksaan histopatologis organ hati dilakukan untuk melihat adanya tanda- tanda degenerasi dan nekrosis dengan menggunakan metode Parafin dan
menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin HE. Jaringan hati diambil, kemudian segera difiksasi dalam larutan Buffer Neutral Formalin BNF.
Dibuat sediaan dengan metode parafin, lalu jaringan dipotong dengan mikrotom setebal 3 sampai 5 mikron, kemudian dilakukan pengecatan dengan
hematoksilin eosin yang akan menyebabkan inti berwarna kebiruan dan sitoplasma berwarna merah. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan histopatologis
dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali pada 10 lapangan pandang untuk setiap sediaan.Junita, 2005. Kemudian dinilai skala
degenerasi dan nekrosis yang terdapat pada sediaan tersebut . Skala degenerasi dan nekrosis yaitu: 0 = tidak ada, 1 = 1 - 25, 2 = 26-50, 3 = 51-75,
4 = 76-100. Jawi,2006
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.7.3 Prosedur pemeriksaan AST
Metode : Kinetic
Prinsip : 2- oxoglutarate + l-aspartate
l-glutamate + oxaloasetat Oxaloasetat + NADH + H
+
l-malate + NAD
+
Bahan : Plasma heparin
Reagensia : Larutan reagen AST produksi Dialab
Alat : Spektrofotometer Microlab-300, mikropipet, tabung reaksi,
dan rak tabung Teknis :
Sebelumnya dilakukan proses quality control dengan menggunakan larutan Diacon N. Spekrofotometer baru dapat digunakan apabila hasil untuk AST berada
pada interval 25,3 - 40,5 Ul. Setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaan AST. Larutan reagen sebanyak 1000 µl ditambah dengan plasma heparin sebanyak 100 µl.
Dilakukan inkubasi pada suhu 37 C selama satu menit. Setelah itu campuran plasma
dan reagen dimasukkan pada alat penghisap di spektrofotometer yang sebelumnya telah diprogram untuk pemeriksaan AST. Dibaca hasil yang tertera pada layar Ul.
Dialab, 2006
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.7.4 Prosedur pemeriksaan ALT
Metode : Kinetic
Prinsip : 2-oxoglutarate + L-alanin
Pyruvat + L-Glutamat Pyruvat + NADH + H
+
L-Lactate + NAD
+
Bahan : Plasma heparin
Reagensia : Reagen ALT produksi Dialab
Alat : Spektrofotometer mikrolab 300, mikropipet, tabung reaksi, dan
rak tabung Teknis :
Sebelumnya dilakukan proses quality control dengan menggunakan larutan Diacon N. Spekrofotometer baru dapat digunakan apabila hasil untuk AST berada
pada interval 17,6-28,2 Ul. Setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaan AST. Larutan reagen sebanyak 1000 µl ditambah dengan plasma heparin sebanyak 100 µl.
Dilakukan inkubasi pada suhu 37 C selama satu menit. Setelah itu campuran plasma
dan reagen dimasukkan pada alat penghisap di spektrofotometer yang sebelumnya telah diprogram untuk pemeriksaan AST. Dibaca hasil yang tertera pada layar Ul.
Dialab, 2006
3.8 Analisa Data
Seluruh data dianalisa dengan menggunakan SPSS 12. Setelah dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji dari Kolmogorov-Smirnov dan Shapivo-wilk..
Data aktivitas enzim ALT diolah dengan menggunakan uji anova satu arah yang
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
dilanjutkan dengan uji Bonferoni untuk menentukan batas kemaknaan dengan nilai p 0,05 karena data untuk kelompok ALT berdistribusi normal. Sedangkan untuk
membandingkan kadar enzim AST yang tidak berdistribusi normal dan derajat degenerasi serta nekrosis dari jaringan hati dipakai uji statistik non parametrik yaitu
uji Mann Whitney.
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Proses Penelitian
Pemeliharaan mencit dimulai pada tanggal 25 Mei 2008 di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner BPPV Medan. Selama pemeliharaan, berat badan dan
aktivitas fisik setiap mencit terus diperhatikan. Berat badan mencit rata-rata meningkat tiap hari kecuali pada hari ke dua dan ke empat, ada beberapa ekor mencit
yang mengalami penurunan berat badan dibandingkan hari sebelumnya. Untuk kelompok yang hanya diberi aquadest kontrol negatif dan Pb kontrol
positif dilakukan pengambilan darah dan organ hati setelah lebih kurang 48 jam pemberian Pb. Pengambilan darah dan organ hati dilakukan sekitar pukul 15.00-18.00
WIB. Pengambilan darah dilakukan secara bertahap mulai dari memotong ekor hingga pengambilan darah secara intrakardial. Seluruh darah yang diambil pada hari
itu ternyata mengalami hemolisa yang ditandai dengan plasma yang berwarna merah. Hemolisa darah diperkirakan karena teknik pengambilan darah yang salah seperti
dilakukan penekanan ekor mencit yang berulang-ulang agar darah dapat terperas dari ekor dan penyemprotan darah ke dalam wadah melalui jarum suntikan. Setelah
berkonsultasi dengan pembimbing dinyatakan bahwa sampel darah tidak layak untuk diukur dan percobaan untuk dua kelompok tersebut harus diulang. Belajar dari
kesalahan tersebut diputuskan untuk mengambil darah langsung secara intrakardial tanpa didahului pengambilan darah dengan memotong ekor mencit. Selain itu juga
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008