bahwa vitamin C 500 mg merupakan dosis optimal sebagai dosis preventif terhadap terjadinya paparan Pb apabila ditinjau dari kadar enzim transaminase.
Terdapat suatu fenomena menarik yaitu pemberian vitamin C dosis 1000 mgkgBBhari ternyata menyebabkan penurunan kadar enzim yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan dua dosis vitamin C lainnya, bahkan untuk kelompok pemeriksaan enzim ALT, meskipun vitamin C 1000 mgkgBBhari dapat menurunkan
kadar enzim ALT, namun bila dibandingkan dengan kelompok yang hanya diberikan Pb, maka secara statistik tidak dijumpai perbedaan yang bermakna diantara keduanya
p = 1,000. Hal ini menunjukkan bahwa tidak diperlukan pemberian vitamin C dosis tinggi sebagai langkah preventif untuk melindungi hati terhadap paparan Pb bila
hanya ditinjau dari kadar enzim AST dan ALT .
4.3 Pemeriksaan Jaringan Hati
Pada saat dilakukan laparatomi untuk mendapatkan jaringan hati, dijumpai bahwa jaringan hati pada kelompok mencit yang hanya diberi Pb mengalami
perubahan yang cukup nyata bila dibandingkan dengan hati mencit kelompok yang lain. Jaringan hati pada kelompok mencit yang hanya diberi Pb membesar beberapa
kali lipat dibandingkan kelompok yang lain. Selain itu pada seluruh jaringan hati dari kelompok yang hanya terpapar Pb, permukaan dan pinggiranya terlihat tidak rata
serta disertai dengan adanya bintik-bintik putih yang menyebar pada permukaan hati. Adanya pembesaran dari jaringan hati pada kelompok yang hanya terpapar Pb
menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel. Dari beberapa penelitian diketahui
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
bahwa Pb dapat menyebabkan proliferasi sel hati yang menginduksi terjadinya hiperplasia sel hati. Suatu penelitian terbaru menunjukkan bahwa mekanisme
molekular yang terlibat dalam terjadinya hiperplasia sel hati adalah dengan adanya peningkatan sintesis DNA yang diakibatkan oleh peningkatan aktivitas dan ekspresi
DNA polymerase- . Selain itu adanya peningkatan ekspresi TNF- α yang terjadi pada
tikus yang diberikan Pb diperkirakan merupakan salah satu faktor untuk terjadinya hiperplasia pada sel hati. Mudipalli, 2007.
Pada pemeriksan histopatologi dijumpai adanya sel-sel hati yang mengalami kerusakan dengan tingkat persentase yang berbeda dari tiap kelompok percobaan.
Adapun persentase kerusakan dari tiap kelompok percobaan adalah sebagai berikut: Tabel 2. Persentase Kerusakan Sel Hati
No Kelompok Perlakuan
Persentase Tingkat Kerusakan 1
Kontrol Negatif 3,8
2 Kontrol Positif
57,5 3
Vitamin C 200 mg 48
4 Vitamin C 500 mg
33 5
Vitamin C 1000 mg 13
Keterangan: Kontrol Negatif
:Kelompok yang hanya diberi aquadest Kontrol Positif
:Kelompok yang diberikan Pb asetat dosis tunggal 20 mgkgBB secara intraperitoneal
Vitamin C 200mg :Kelompok yang diberikan preventif vitamin C 200 mgkgBBhari selama
tujuh hari sebelum diberikan Pb asetat dosis tunggal 20 mgkgBB secara intraperitoneal
Vitamin C 500mg :Kelompok yang diberikan preventif vitamin C 500 mgkgBBhari selama
tujuh hari sebelum diberikan Pb asetat dosis tunggal 20 mgkgBB secara intraperitoneal
Vitamin C 100mg :Kelompok yang diberikan preventif vitamin C 1000 mgkgBBhari selama
tujuh hari sebelum diberikan Pb asetat dosis tunggal 20 mgkgBB secara intraperitoneal
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
3,8 57,5
48 33
13
-10 10
20 30
40 50
60 70
80
KN KP
C200 C500
C1000
Perlakuan T
in gk
at K
er u
sa k
an S
el H
a ti
Gambar 4. Persentase Tingkat Kerusakan Sel Hati Nekrosis
Keterangan: KN
: Kelompok yang hanya diberi aquadest KP
: Kelompok yang diberikan Pb asetat dosis tunggal 20 mgkgBB secara intraperitoneal
C200 : Kelompok yang diberikan preventif vitamin C 200 mgkgBBhari selama
tujuh hari sebelum diberikan Pb asetat dosis tunggal 20 mgkgBB secara intraperitoneal
C500 : Kelompok yang diberikan preventif vitamin C 500 mgkgBBhari selama
tujuh hari sebelum diberikan Pb asetat dosis tunggal 20 mgkgBB secara intraperitoneal
C1000 : Kelompok yang diberikan preventif vitamin C 1000 mgkgBBhari selama
tujuh hari sebelum diberikan Pb asetat dosis tunggal 20 mgkgBB secara intraperitoneal
Dari hasil pengkatagorian tingkat kerusakan hati secara histopatologis tersebut, dapat diketahui bahwa jaringan hati dari seluruh kelompok percobaan mengalami
nekrosis. Diantara se-sel hati yang mengalami nekrosis, masih dijumpai sel yang masih mengalami degenerasi 5 - 22 . Dalam penelitian ini terjadi peningkatan
secara signifikan sel hati yang mengalami nekrosis pada kelompok percobaan yang hanya diberi Pb bila dibandingkan dengan kelompok yang lain p 0,05. Sel hati
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
pada kelompok mencit yang hanya diberi Pb mengalami nekrosis hingga mencapai katagori III dengan persentase sel yang mengalami nekrosis sebanyak 57,5. Efek
perbaikan dari proteksi vitamin C diperlihatkan dengan adanya penurunan katagori dan persentase sel yang mengalami nekrosis. Kelompok mencit yang diberi prevensi
vitamin C dengan dosis 200 mgkgBBhari dan 500mgkgBBhari menjadi katagori II dengan persentase masing-masing adalah 48 dan 33. Sedangkan untuk kelompok
mencit yang diberi prevensi vitamin C 1000 mgkgBBhari menunjukkann efek perbaikan yang lebih nyata bila dibandingkan dengan dua dosis vitamin C lainnya
yaitu menjadi katagori I dengan persentase sel hati yang mengalami nekrosis hanya 13.
Adanya kecenderungan Pb menyebabkan terjadinya tingkat nekrosis yang tinggi membuktikan bahwa Pb memiliki daya rusak yang sangat besar bagi sel hati.
Pemberian Pb dengan dosis tunggal 20 mgkgBB secara intraperitoneal terbukti dapat meyebabkan kerusakan sel hati yang irreversibel dalam waktu 48 jam.
Secara teoritis proses kerusakan sel hati dimulai dari proses degenerasi. Sel yang mengalami degenerasi akan mengalami pembengkakan. Hal ini dikarenakan Pb
menyebabkan masuknya cairan ekstrasel ke intrasel dalam jumlah yang banyak. Keadaan ini dapat terjadi apabila membran sel yang merupakan salah satu komponen
sel yang terpenting terganggu permeabilitasnya sehingga memudahkan masuknya molekul air dari ekstrasel ke intrasel secara berlebihan. Diduga bila terjadi akumulasi
air yang cukup banyak di dalam sel hati, maka sel akan membengkak. Damjanov, 2000; Devlin, 2002
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pada saat cairan ekstrasel masuk ke dalam sel, maka akan terbentuk vakuola- vakuola jernih, kecil dan banyak. Selanjutnya vakuola tersebut dapat bersatu dan
menghasilkan vakuola lebih besar yang menempati sitoplasma menggantikan inti sel. Perubahan ini biasanya diikuti dengan sel mengalami pembengkakan dan sitoplasma
tampak keruh. Kejadian ini sering disebut hydropic degeneration. Keadaan ini dapat berlanjut menjadi degenerasi lemak. Hal ini terjadi karena adanya akumulasi lemak
dalam sel hati, biasanya ditandai dengan adanya vakuola-vakuola kecil di dalam sitoplasma dan dapat membesar hingga mendesak inti ke tepi sel. Adanya degenerasi
dapat menyebabkan perubahan struktur jaringan yang lain, diantaranya keutuhan vena sentralis. Degenerasi lemak dapat terjadi secara reversibel, namun bila terjadi secara
terus menerus dapat mengakibatkan gangguan sampai berupa kematian sel yang disebut nekrosis.
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
A B
C D
E
Gambar 5.Gambaran Histopatologis Hati Mencit Dari Berbagai Kelompok Percobaan
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
Keterangan: A.
Kontrol negatif nampak sel hepatosit normal B.
Kontrol positif nampak degenerasi dan nekrosis yang banyak disertai kerusakan pada vena sentralis tanah panah
C. Kelompok vitamin C 200 mgkgBBhari tampak degenerasi dan nekrosis yang lebih jarang dari
kontrol Pb. Didapati juga kerusakan pada vena sentralis tanda panah D.
Kelompok vitamin C 500 mgkgBBhari tampak degenerasi dan nekrosis yang lebih jarang dari kelompok vitamin C 200mg dengan vena sentralis utuh
E. Kelompok vitamin C 1000 mgkgBBhari tampak degenerasi dan nekrosis dalam tingkat yang
paling sedikit dibandingkan dua dosis vitamin C lainnya dengan vena sentralis utuh
Dari hasi pemeriksaan histopatologis sel hati diketahui bahwa pemberian vitamin C 1000 mghari secara bermakna dapat melindungi hati dari kerusakan yang
diakibatkan oleh Pb p = 0.016. Bahkan dari analisa statistik, kelompok yang diberikan vitamin C 1000 mgkgBBhari tidak menunjukkan perbedaan yang
bermakna dengan kelompok kontrol negatif p = 0,690 Hal ini menjadi suatu fenomena tersendiri mengingat hasil pengukuran aktivitas enzim transaminase
dijumpai dosis vitamin C yang optimal dalam melindungi sel hati adalah 500 mgkgBBhari. Dari dua hasil yang berbeda tersebut, penentuan dosis optimal vitamin
C dalam melindungi sel hati adalah berdasarkan pemeriksaan histopatologis. Hal ini mengingat hasil pemeriksaan histopatologis merupakan standar pemeriksaan tertinggi
dalam menentukan ada tidaknya kerusakan sel. Meskipun dari hasi penelitian Podmore, et al 1998 menunjukkan bahwa dosis di atas 500 mg sehari dapat merusak
DNA sel. Hal ini disebabkan karena dehidroaskorbat yang terbentuk setelah vitamin C mengalami reaksi oksidasi akan bertindak sebagai prooksidan dan dapat
mencederai basa adenosin DNA. Namun banyak studi yang menyanggah hasil penelitian tersebut. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lutsenko, et
al 2002 yang menyatakan bahwa konsentrasi vitamin C yang tinggi di intraselular
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
justru dapat melindungi sel dari terjadinya mutasi yang diakibatkan oleh stres oksidatif. Dehidroaskorbat yang terbentuk akan segera berubah kembali menjadi
vitamin C dalam waktu yang sangat singkat sehingga tidak sempat mencederai DNA.
Dedy Syahrizal: Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN