- Gambaran dari sindroma metabolik dapat dijumpai untuk lebih dari
10 tahun sebelum terdeteksinya kelainan glikemik. Menurut
National Cholesterol Education Program Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults
Treatment Panel III NCEP ATP III tahun 2001, sindroma metabolik
adalah sekelompok kelainan metabolik baik lipid maupun non-lipid yang merupakan faktor resiko penyakit jantung koroner, yang terdiri atas
obesitas sentral, dislipidemia aterogenik kadar trigliserida meningkat dan kadar kolesterol
high-density lipoprotein HDL rendah, hipertensi, dan
glukosa plasma puasa yang abnormal.
16
2.1.2 Kriteria
Beberapa grup, seperti World Health Organization
WHO dan NCEP ATP III, mempublikasikan defenisi klinis dari sindroma metabolik
yang diharapkan dapat digunakan dalam menegakkan diagnosa terhadap pasien. Hal ini diikuti dengan pembuatan kode diagnostik
International Classification of Diseases
277.7 untuk sindroma metabolik.
3
Pada tahun 1999, WHO mempublikasikan kriteria dari sindroma metabolik. Kriteria WHO ini merekomendasikan penanganan yang lebih
dini dari sindroma ini untuk pencegahan efek kardiovaskuler yang merugikan. Perhatian diletakkan pada deteksi dari resistensi insulin, yang
membutuhkan baik pengukuran langsung maupun tidak langsung dari sensitivitas insulin untuk diagnosis.
17
Kriteria diagnostik untuk sindroma metabolik berdasarkan WHO : dijumpainya resistensi insulin DM tipe 2, glukosa puasa terganggu,
Shahrul Rahman : Perbandingan Kadar Adiponectin Pada Penderita Sindroma Metabolik Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008
toleransi glukosa terganggu, hiperinsulinemik ditambah 2 dari berikut : hipertensi TD
≥ 14090 mmHg, trigliserida ≥ 150 mgdl atau kolesterol HDL 35 mgdl pada pria atau 39 mgdl pada wanita, BMI 30 kgm
2
dan atau rasio pinggang – pinggul 0.9 inci pada pria atau 0.85 inci pada wanita, mikroalbuminuria.
17
NCEP ATP III mengemukakan kriteria sindroma metabolik pada tahun 2001, yang kemudian direvisi pada tahun 2005. Sekurang-
kurangnya 3 dari 5 faktor resiko kardiovaskuler yang telah diketahui harus dijumpai untuk menegakkan diagnosa. Penekanan pada kriteria ini
diberikan terhadap obesitas abdominal yang diukur dengan menggunakan lingkar pinggang.
18,19
Kriteria diagnostik untuk sindroma metabolik berdasarkan NCEP ATP III : Sekurang-kurangnya dijumpai 3 dari 5 kriteria yaitu : lingkar
pinggang pria ≥ 102 cm ≥ 40 inci atau wanita ≥ 88 cm ≥ 35 inci,
trigliserida ≥ 150 mgdl, kolesterol HDL pria 40 mgdl atau wanita 50
mgdl, hipertensi tekanan darah ≥ 13085 mmHg atau mendapat
pengobatan anti hipertensi, kadar gula darah puasa ≥ 100 mgdl.
19
Pada tahun 2003, American Academy of Clinical Endocrinologists
AACE memberikan kriteria untuk sindroma resistensi insulin. AACE memilih istilah ini untuk memfokuskan kembali diskusi terhadap
patogenesis yang mendasari resistensi insulin dan hiperinsulinemia.
20
Kriteria diagnostik untuk sindroma metabolik berdasarkan AACE : kadar gula darah 2 jam pasca pembebanan 140 mgdl, kadar gula darah
puasa 110-126 mgdl, BMI ≥ 25 kgm
2
, trigliserida ≥ 150 mgdl, kolesterol
Shahrul Rahman : Perbandingan Kadar Adiponectin Pada Penderita Sindroma Metabolik Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008
HDL pria 40 mgdl atau wanita 50 mgdl, hipertensi tekanan darah ≥
13085 mmHg. Faktor-faktor lain yang berhubungan : riwayat keluarga DM tipe 2, hipertensi atau penyakit kardiovaskuler, PCOS, kebiasaan
hidup yang tidak sehat, grup-grup etnik beresiko tinggi, NAFLD, acanthosis nigricans.
20
Kemudian, kriteria dari International Diabetes Federation IDF 2005 mensyaratkan : adanya obesitas sentral, pada laki-laki bila lingkaran
perutnya 90 cm dan pada wanita 80 cm ditambah 2 dari :
21
a. Trigliserid ≥ 150 mgdl 1.7 mmoll atau mendapat obat untuk
kelainan lipid. b. HDL untuk laki-laki 40 mgdl 1.03 mmoll dan untuk wanita 50
mgdl 1.29 mmoll atau mendapat pengobatan untuk kelainan lipid c. TD
≥ 13085 mmHg atau mendapat pengobatan antihipertensi d. KGD puasa
≥ 100 mgdl 5.6 mmoll atau sebelumnya telah didiagnosa menderita diabetes
2.1.3 Prevalensi