HDL pria 40 mgdl atau wanita 50 mgdl, hipertensi tekanan darah ≥
13085 mmHg. Faktor-faktor lain yang berhubungan : riwayat keluarga DM tipe 2, hipertensi atau penyakit kardiovaskuler, PCOS, kebiasaan
hidup yang tidak sehat, grup-grup etnik beresiko tinggi, NAFLD, acanthosis nigricans.
20
Kemudian, kriteria dari International Diabetes Federation IDF 2005 mensyaratkan : adanya obesitas sentral, pada laki-laki bila lingkaran
perutnya 90 cm dan pada wanita 80 cm ditambah 2 dari :
21
a. Trigliserid ≥ 150 mgdl 1.7 mmoll atau mendapat obat untuk
kelainan lipid. b. HDL untuk laki-laki 40 mgdl 1.03 mmoll dan untuk wanita 50
mgdl 1.29 mmoll atau mendapat pengobatan untuk kelainan lipid c. TD
≥ 13085 mmHg atau mendapat pengobatan antihipertensi d. KGD puasa
≥ 100 mgdl 5.6 mmoll atau sebelumnya telah didiagnosa menderita diabetes
2.1.3 Prevalensi
Prevalensi sindroma metabolik di Amerika 23,7. Prevalensi pada pria 24 dan pada wanita 23,4. Prevalensi meningkat dari 6,7 pada
kelompok usia 20-29 tahun menjadi 43,5 pada kelompok usia 60-69 tahun dan 42 pada usia lebih dari 70 tahun. Menurut catatan dari
Adult Treatment Panel III
ATP III pada pria dan wanita Arab Amerika pada usia 20-49 tahun berturut-turut adalah 17 dan 15, dan pada usia 50-75
tahun 37 dan 61. Prevalensi sindroma metabolik juga meningkat dengan cepat sesuai dengan peningkatan
BMI sampai dengan 35 kgm
2
.
Shahrul Rahman : Perbandingan Kadar Adiponectin Pada Penderita Sindroma Metabolik Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pada penelitian Framingham hanya 3 sukarelawan dengan BMI
25 kgm
2
yang memiliki kadar adiponectin rendah dibandingkan dengan 32 dari sukarelawan dengan
BMI 25 kgm
2
.
22,23
Prevalensi sindroma metabolik pada kelompok masyarakat golongan sosial ekonomi menengah keatas yang diwakili oleh para staf karyawan
menengah keatas PTP IV Pabatu Sumatera Utara, didapat sebesar 36.8 38.12 pria dan 16.67 wanita dengan prevalensi tertinggi terdapat
pada grup dengan usia 51-60 tahun. Sindroma metabolik lebih sering dijumpai pada penderita DM dibandingkan dengan yang non DM 82.9
vs 31.9.
24
2.1.4 Patofisiologi
Patofisiologi dari sindroma metabolik masih merupakan perdebatan. Studi-studi sebelumnya mendapatkan bahwa resistensi insulin mempunyai
peran yang sangat penting. Tetapi, penelitian yang baru mendapatkan bahwa adiposit visceral merupakan prediktor yang bermakna dari
sensitivitas insulin, toleransi glukosa terganggu, peningkatan tekanan darah dan dislipidemia yang terdapat pada sindroma metabolik.
Prevalensi yang tinggi dari sindroma metabolik mempunyai implikasi yang bermakna dari kesehatan masyarakat oleh karena peningkatan dari resiko
penyakit jantung koroner sampai dua kali, peningkatan resiko kematian oleh karena penyakit jantung koroner sampai 3-4 kali dan resiko
perkembangan DM tipe 2 menjadi 6 kali.
25
Resistensi insulin telah diketahui akan membuat berbagai perubahan–perubahan patologi, seperti aterogenik dislipidemia,
Shahrul Rahman : Perbandingan Kadar Adiponectin Pada Penderita Sindroma Metabolik Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008
hipertensi, gangguan glikemia, dan lain-lain sehingga akan menghasilkan peningkatan resiko untuk kumpulan kondisi-kondisi klinis seperti DM tipe
2, penyakit kardiovaskuler, hipertensi esensial, polycystic ovarian
syndrome PCOS,
non alcoholic fatty liver disease NAFLD, penyakit
batu empedu , kanker seperti kanker payudara, dan sleep apnea
.
3
Istilah “Sindroma X” yang dahulu digunakan lebih difokuskan terhadap penyakit kardiovaskuler, tetapi saat ini telah diketahui bahwa
resistensi insulin berimplikasi terhadap perkembangan PCOS, NAFLD, kanker payuudara dan kondisi-kondisi lain. Secara singkat, dapat
diterangkan mengapa seorang individu yang gemuk dan resisten insulin lebih sering untuk dijumpainya peningkatan enzim transaminase hati
NAFLD, siklus menstruasi yang tidak reguler PCOS, keadaan pro inflamasi yang diketahui dengan peningkatan kadar C-reactive protein dan
mempunyai resiko untuk berkembangnya beberapa jenis kanker.
3
2.1.5 Penatalaksanaan