Latar belakang penelitian PENELITIAN SENDIRI

BAB III PENELITIAN SENDIRI

3.1 Latar belakang penelitian

Adiponectin, yang dikenal sebagai komplemen adiposit yang berhubungan dengan protein dari 30 kDa ACRP 30, adipoQ, adipose yang memiliki banyak gene transcript 1 apM1 dan protein yang berikatan dengan gelatin dari 28 kDa GBP28, adalah suatu adiposit yang spesifik, protein yang dikeluarkan yang berperan dalam homeostasis glukosa dan lemak. Adiponectin telah diketahui berhubungan dengan obesitas dan penyakit jantung koroner. Efek anti inflammasi adiponectin telah terbukti mempunyai efek positif pada metabolisme dalam pencegahan aterogenesis. 29,49 Obesitas berhubungan dengan abnormalitas metabolik yang dapat meningkatkan resiko dari Diabetes Mellitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Jaringan adipose telah diketahui selain berfungsi untuk penyimpanan dan mobilisasi lemak, juga didapat bahwa jaringan adipose banyak memiliki molekul aktif. Adiponectin telah diketahui berkurang pada subjek dengan obesitas. 43,44 Selain dari itu kadar adiponectin juga diketahui menurun pada resistensi insulin dan dislipidemia. Beberapa studi yang telah dilakukan pada hewan dan manusia mendapatkan bahwa adiponectin dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mempunyai efek anti inflamasi dan anti atherogenic dan dapat memperbaiki profil lemak. 7,45 Shahrul Rahman : Perbandingan Kadar Adiponectin Pada Penderita Sindroma Metabolik Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Pellme dkk mendapatkan kadar adiponectin secara bermakna berkurang pada subjek yang non obese tapi memiliki resistensi insulin dengan kecendrungan yang tinggi untuk DM tipe 2. Juga ditemui hubungan antara adiponectin, proinsulin, HDL kolesterol dan beberapa segi dari sindroma resistensi insulin. 46 Engeli S dkk mendapatkan hubungan antara penurunan kadar adiponectin plasma dan peningkatan dari level-level hs-CRP r = -0.32, p 0.05 dan IL-6 plasma r = -0.51, p 0.001. hs-CRP adalah petanda awal dari kerusakan vaskular dan merupakan prediktif yang kuat untuk menunjukkan kejadian kardiovaskular pada masa mendatang. 7 Matsuzawa Y dkk mengemukakan bahwa adiponectin mempunyai peran yang penting dalam pencegahan sindroma metabolik. Hipoadiponectinemia yang bersamaan dengan peningkatan dari TNF- α atau PAI-1 mengakibatkan akumulasi dari visceral obesitas dan merupakan dasar utama dari perubahan vaskular seperti pada kelainan metabolik, termasuk resistensi insulin, yang merupakan karakteristik dari sindroma metabolik. 8 Ada beberapa studi yang telah dilakukan untuk menilai kadar adiponectin pada penderita sindroma metabolik. Pada studi yang dilakukan oleh Esposito dkk pada tahun 2006 didapati penurunan kadar adiponectin pada penderita dengan sindroma metabolik dibandingkan dengan yang tidak menderita sindroma metabolik 5.3 vs 8.7, p 0.01. Hal yang sama juga didapat oleh Langenberg dkk 8.15 vs 12.57, p 0.0001 dan Koh dkk 3.21 vs 3.54, p 0.05. 9-11 Shahrul Rahman : Perbandingan Kadar Adiponectin Pada Penderita Sindroma Metabolik Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Pada studi yang dilakukan oleh Daimon dkk pada tahun 2003 didapati penurunan kadar adiponectin pada penderita diabetes dibandingkan dengan yang tidak menderita diabetes 8.01 ± 2.55 vs 9.06 ± 2.41, p 0.001 . Hal yang sama juga didapat oleh Nakashima dkk 9.47 ± 0.48 vs 11.69 ± 0.25, p 0.001 dan Hotta dkk 6.6 ± 0.4 vs 7.9 ± 0.5, p 0.001. 12-14 Berdasarkan uraian diatas sampai saat ini sepanjang pengetahuan penulis, penelitian tentang kadar adiponectin pada penderita SM dan DM tipe 2 baru belum pernah diteliti. Oleh karenanya penulis berminat meneliti tentang kadar adiponectin pada penderita SM dan DM tipe 2 baru.

3.2 Perumusan masalah