Berdasarkan SKB 4 Menteri tersebut di atas, dibentuklah Tim Pembina UKS baik di tingkat pusat maupun daerah, yang akan melaksanakan pembinaan dan
pengembangan UKS di seluruh Indonesia. Tujuan umum program UKS
adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didiksiswa serta menciptakan lingkungan yang sehat,
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan khusus
program UKS adalah memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang di dalamnya mencakup memiliki pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan sekolah agama, di rumah
tangga maupun di lingkungan masyarakat Depkes, 1986.
2.4. Dokter kecil
Salah satu strategi operasional UKS adalah mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan serta aktif dalam pelayanan kesehatan, melalui kegiatan
pelatihan kader kesehatan sekolah yang disebut dengan dokter kecil. Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah dilatih untuk ikut melaksanakan
sebahagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa
dapat berpartisipasi dalam program UKS, dapat menjadi penggerak hidup sehat
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
di sekolah, di rumah dan lingkungannya, serta dapat menolong dirinya sendiri, antar siswa dan orang lain untuk hidup sehat Depkes RI, 1995.
Pelatihan dokter kecil merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan berdasarkan pendekatan dari anak untuk anak pendekatan sebaya atau peer group
approach. Pendekatan ini memanfaatkan norma-norma dan tekanan dalam kelompok group pressure serta kesetiakawanan antar kelompok untuk membentuk perilaku
hidup sehat. Dokter kecil yang sudah terlatih merupakan potensi untuk menjadi penggerak hidup sehat bagi kelompoknya secara khusus dan semua anak sekolah
tersebut pada umumnya Depkes RI, 1991. Beberapa kriteria untuk dapat dilatih menjadi Dokter Kecil Depkes, 1995
seperti: 1.
Telah menduduki kelas 4 Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah. 2.
Siswa kelas 5 dan 6 yang belum pernah mendapat pelatihan Dokter Kecil. 3.
Berprestasi di sekolah. 4.
Berbadan sehat. 5.
Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab. 6.
Berpenampilan bersih dan berperilaku sehat. 7.
Berbudi pekerti baik dan suka menolong. 8.
Diizinkan orang tua. Pelatihan
sebenarnya dapat dilaksanakan untuk anak dari setiap kelas dengan
catatan memperhatikan kondisi atau tingkat kemampuan anak sesuai tahapan proses
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
tumbuh kembang. Dalam perkembangan jiwani anak, pengamatan menduduki tempat yang sangat penting Depkes RI, 1995.
Menurut Meumann cit, Kartono, 2007 pada pengamatan perkembangan anak menerangkan bahwa anak usia 8-12 tahun mulai memahami benda-benda dan
peristiwa serta tumbuh wawasan akal budinya atau insight. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Kroh cit, Kartono, 1996 bahwa anak usia 10 sampai 12 tahun
bersifat realisme dan kritis. Anak sudah bisa mengadakan sintesa logis, karena munculnya pengertian, wawasan insight dan akal yang sudah mencapai taraf
kematangan. Anak sekolah dasar mulai memandang semua peristiwa dengan obyektif.
Semua kejadian ingin diselidiki dengan tekun dan penuh minat. Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah dasar berkembang secara berangsur-angsur dan
secara tenang serta pengetahuannya bertambah secara pesat. Anak pada usia ini sangat aktif dinamis. Banyak ketrampilan mulai dikuasai, dan kebiasaan-kebiasaan
tertentu mulai dikembangkannya. Di samping keluarga, sekolah memberikan pengaruh yang sistematis terhadap pembentukan akal budi anak. Ingatan anak pada
usia 8-12 tahun ini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat, anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak Kartono, 2007.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
2.5. Promosi Kesehatan