Promosi Kesehatan Pengetahuan TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Promosi Kesehatan

Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti: Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE Komunikasi, Informasi, dan Edukasi. Promosi kesehatan dapat diartikan sebagai upaya menyebarluaskan, mengenalkan atau menjual pesan-pesan kesehatan sehingga masyarakat menerima atau membeli pesan-pesan kesehatan tersebut dan akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat Notoatmodjo, 2005. Menurut Green cit, Notoatmodjo, 2005 menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu: 1. Faktor predisposisi predisposing factors, yang meliputi pengetahuan dan sikap dari seseorang. 2. Faktor pemungkin enabling factors, yang meliputi sarana, prasarana, dan fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku. 3. Faktor penguat reinforcing factors merupakan faktor penguat bagi seseorang untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-undang, peraturan- peraturan, surat keputusan. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008

2.6. Penyuluhan

Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat Notoatmidjo, 2005. Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat Herawani, 2001.

2.6.1. Metode Penyuluhan

Menurut Mardikanto 1993, bahwa penyuluhan pada dasarnya merupakan proses komunikasi dan proses perubahan perilaku melalui pendidikan. Bertolak dari pemahaman tentang pengertian seperti hal di atas maka pemilihan metode penyuluhan dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan- pendekatan seperti berikut:

2.6.1.1. Metode Penyuluhan dan Proses Komunikasi

Untuk memilih metode yang efektif dalam berkomunikasi dan penyuluhan, dapat didasarkan pada tiga cara pendekatan, yaitu: 1. Metode penyuluhan menurut media yang digunakan di mana dapat dibedakan atas: Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008 a. Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung melalui percakapan, tatap muka maupun tidak langsung lewat radio, telefon. b. Media cetak, baik berupa gambar, tulisan, foto, selebaran, poster, dan lain- lain, yang dibagikan atau dipasang pada tempat-tempat strategis seperti di jalan dan pasar. c. Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukan film, dan lain-lain. 2. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya, di mana dibedakan atas 2 dua macam, yaitu: a. Komunikasi langsung baik melalui percakapan tatap muka atau telefon yang mana komuniasi dapat secara langsung dalam waktu relatif singkat. b. Komunikasi tidak langsung seperti lewat surat, perantaraan orang lain, di mana komunikasi tidak dapat dalam waktu singkat. 3. Metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya, di mana dibedakan dalam 3 tiga hal, yaitu: a. Pendekatan perorangan di mana penyuluh berkomunikasi secara orang perorang, seperti melalui kunjungan rumah ataupun kunjungan di tempat kegiatan sasaran. b. Pendekatan kelompok, dalam hal ini penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008 c. Pendekatan massal jika penyuluh berkomunikasi secara tidak langsung atau langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya, seperti penyuluhan lewat televisi. 2.6.1.2.Metode Penyuluhan dalam Pendidikan Non Formal Yang merupakan ciri utama dalam metode ini adalah penyuluhan dapat dilakukan kapan saja, di mana saja dan program penyuluhan sesuai dengan kebutuhan sasarannya. 2.6.1.3.Metode Penyuluhan dalam Pendidikan Orang Dewasa Pemilihan metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa ini harus selalu mempertimbangkan: a. Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatanpekerjaan pokoknya. b. Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin. c. Lebih banyak menggunakan alat peraga. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah bahwa program penyuluhan harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi. Menurut Notoatmidjo 2005, faktor metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Ada beberapa metode yang dikemukakan antara lain: 1. Metode penyuluhan perorangan, termasuk di dalamnya bimbingan dan penyuluhan, serta wawancara interview. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008 2. Metode penyuluhan kelompok, dalam metode ini harus diingat besarnya kelompok dan tingkat pendidikan sasaran. Metode ini mencakup: a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini adalah ceramah dan seminar. b. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok kecil adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju snow balling, permainan simulasi, memainkan peran, dan lain-lain. 3. Metode penyuluhan massa. Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh dari metode ini adalah seperti ceramah umum public speaking, pidato-pidato melalui media elektronik, tulisan-tulisan dimajalah atau koran serta Bill Board.

2.6.2 Alat Bantu Penyuluhan

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan penyuluh dalam penyampaian informasi. Alat bantu ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertianpengetahuan yang diperoleh. Elgar Dale cit, Notoatmidjo, 2005, membagi alat peraga tersebut atas sebelas macam dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tesebut dalam Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008 sebuah kerucut. Secara berurut dari intensitas yang paling kecil sampai yang paling besar alat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kata-kata; 2. Tulisan; 3. Rekaman, radio; 4 Film; 5 Televisi; 6. Pameran; 7. Fieldtrip; 8. Demonstrasi; 9. Sandiwara; 10. Benda Tiruan; 11. Benda Asli. Alat bantu akan sangat membantu di dalam melakukan penyuluhan agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan tepat. Ada beberapa macam alat bantu antara lain: a. Alat bantu lihat, misalnya slide, film, gambar, dan lain-lain. b. Alat bantu dengar, misalnya radio, piring hitam, dan lain-lain. c. Alat bantu lihat-dengar misalnya, televisi, video cassette. Menurut pembuatan dan penggunaannya alat bantu ini dapat dikelompokkan menjadi: a. Alat bantu yang rumit complicated seperti film, film strip, slide yang memerlukan alat untuk mengoperasikannya. b. Alat bantu yang sederhana seperti leaflet, buku bergambar, benda-benda yang nyata, poster, spanduk, flanel graph, dan sebagainya

2.6.3. Media Penyuluhan

Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008 pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan Notoatmidjo, 2005. Berdasarkan penggolongannya media penyuluhan ini dapat ditinjau dari berbagai pihak, seperti: 1. Menurut bentuk umum penggunaannya Penggolongan media penyuluhan berdasarkan penggunaannya, dapat dibedakan menjadi: a. Bahan bacaan: modul, buku rujukanbacaan, folder, leaflet, majalah, dan lain sebagainya. b. Bahan peragaan: poster tungal, poster seri. 2. Menurut cara produksi Berdasarkan cara produksi, media penyuluhan dapat dikelompokkan menjadi beberapa, yaitu: a. Media cetak Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media ini adalah: poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker dan pamflet. Ada beberapa kelebihan media cetak ini antara lain: tahan lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Tetapi media ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara, dan mudah terlipat. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008 b. Media elektronika Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam madia ini adalah: televisi, radio, film, video film, CD dan VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini juga memiliki kelebihan antara lain: lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan diulang-ulang, serta jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah: biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu keterampilan untuk mengoperasikannya. c. Media luar ruang Media ini menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupun elektronik, misalnya: papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini antara lain: biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu keterampilan untuk mengoperasikannya. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008

2.7. Pengetahuan

Dalam pemahaman umum pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan isinya termasuk manusia dan kehidupannya Keraf, 2001. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Manusia memiliki rasa ingin tahu, lalu ia mencari, hasilnya ia tahu sesuatu. Sesuatu itulah yang dinamakan pengetahuan Tafsir, 2004. Notoatmidjo 2005 , berpendapat bahwa pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek. Pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas dan tingkat yang berbeda-beda, yang secara garis besar dapat dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu: 1. Tahu know Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami comprehension Pada tingkatan ini orang sudah paham dan dapat menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar juga. 3. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008 4. Analisis analysis Pada tingkatan ini sudah ada kemampuan untuk menjabarkan materi yang telah dipelajari dalam komponen-komponen yang berkaitan satu sama lain. 5. Sintesis synthesis Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada dengan cara meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek, di mana penilaian berdasarkan pada kriteria yang dibuat sendiri atau pada kriteria yang sudah ada. Menurut Piter Senge cit. Soejito 2001, proses pembelajaran terjadi bila ada pertukaran pengetahuan sharing knowlage dalam mengembangkan kemampuan untuk bertindak. Belajar adalah proses seumur hidup yang tidak terbatas pada pendidikan formal saja. Ada dua jenis proses belajar yaitu, 1 secara generatif generatif learning ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan bersifat kreatif; 2 cara adaptif adaptive learning untuk bereaksi dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan, dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu Keraf, 2001. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah PSN-DBD Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008

2.8. Sikap

Dokumen yang terkait

Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Medan Tembung

18 122 186

Pengaruh Keberadaan Jentik, Pengetahuan dan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar Tahun 2014

6 111 146

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

Petunjuk teknis pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengeu (PSN DBD) oleh juru pemantau jentik - [ BUKU ]

0 5 76

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERSEPSI DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN DBD) DI KOTA KEDIRI

0 11 146

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN DBD) DI RW I KELURAHAN MEDONO KECAMATAN PEKALONGAN BARAT KOTA PEKALONGAN.

1 1 3

Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) Di RW I, Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.

0 0 109

ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DALAM UPAYA PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

0 0 21

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN JENTIK AEDES AEGYPTI

0 0 5

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN DBD)

0 0 10