Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Pendidikan Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Jabatan

73 Pertanahan Kota Binjai yang harus menyelesaikannya permasalahan tanah atau tugas mereka masing-masing dengan segera dan keinginan dari peneliti dan tim pelaksana program LARASITA untuk mengikutsertakan peneliti dalam pelaksanaan program ini. Kedua peneliti melakukan pengumpulan data sekunder berupa gambaran umum Kantor Pertanahan Kota Binjai, daftar pegawai, tugas pokok kantor pertanahan kota binjai, yang didapatkan diawal wawancara berlangsung dan kelengkapan data pendukung terlaksananya program larasita diakhir penelitian berlangsung. Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan tipe wawancara berstruktur. Dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun disesuaikan dengan variabel implementasi program larasita yang digunakan dalam penelitian ini. Namun dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

IV.2 Karakteristik Informan

Karakteristik informan dalam penelitian tentang implementasi program LARASITA pada Kantor Pertanahan Kota Binjai, sebagai berikut :

IV.2.1 Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Pengklasifikasian informan berdasarkan jenis kelamin bukan merupakan kesengajaan peneliti. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan program LARASITA tidak membedakan antara perempuan dengan laki-laki. Hanya saja di Universitas Sumatera Utara 74 Kantor Pertanahan kota Binjai didominasi oleh pegawai berjenis kelamin perempuan. Tabel 4.1 Pengklasifikasian infroman berdasarkan jenis kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase 1. Laki-laki 2 33,3 2. Perempuan 4 66,7 Total 6 100 Sumber : Penelitian, 2014 Dari pengklasifikasian informan di Kota Binjai berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat bahwa presentase informan yang berjenis kelamin perempuan memiliki presentase yang tinggi yaitu 66,7 dan presentase informan yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 33,3. Pengklasifikasian jenis kelamin dalam penelitian ini tidak mempengaruhi informasi yang diberikan informan. Peneliti menyajikan dan menganalisis informasi sesuai dengan kenyataan dan jawaban informan penelitian pada saat wawancara. Dalam proses penelitian, peneliti juga memberi pertanyaan yang sama pada setiap informan baik laki-laki maupun perempuan sesuai fokus penelitian.

IV.2.2 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Pendidikan

Pada penelitian ini, peneliti juga mengklasifikasikan informan berdasarkan pendidikan. Universitas Sumatera Utara 75 Tabel 4.2 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Jumlah Persentase 1. SMA 2 33,3 2. D3 1 16.7 3. D1 1 16,7 4. Pasca SarjanaS2 2 33,3 Jumlah 6 100 Sumber : Penelitian,2014 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa informan baik informan kunci maupun informan utama dalam penelitian ini tingkat pendidikan yang tinggi yakni Pasca SarjanaS2 dan SMA dengan presentase sebanyak 33,3 dan untuk D1 dan D3 sebanyak 16,7 .

IV.2.3 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Jabatan

Selain mengklasifikasikan informan berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan, peneliti juga mengklasifikasikan informan berdasarkan jabatannya. Tabel 4.3 Pengklasifikasi Informan Berdasarkan Jabatan No. Jabatan Jumlah Persentase 1. Kepala Kantor 1 16,7 2. Kepala bagian Kasi 1 16,7 3. Kepala Sub Bagian Kasubsi 2 33,2 Universitas Sumatera Utara 76 4. Staf Pengukuran 1 16,7 5. Tenaga honorer 1 16,7 Jumlah 6 100 Sumber : Penelitian, 2014 IV.3 Deskripsi Hasil Wawancara tentang Implementasi Program Layanan Rakyat Untuk Sertifikasi Tanah LARASITA Pada Kantor Pertanahan Kota Binjai Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan variabel dari model teori implementasi George Edward III dalam menyusun pertanyaan yang diajukan. Adapun variabel-variabel implementasi menurut George Edward III adalah :

VI.3.1 Komunikasi