61
2.6 Keterkitan antara Kepercayaan Diri dengan Komunikasi Interpersonal
Umunya semua manusia mempunyai keinginan untuk senantiasa terlihat aktif dengan lingkungan sosialnya. Keterlibatan secara aktif membuat keberadaan seorang
individu merasa dihargai dan hasilnya akan memberikan efek positif bagi aktualitas manusia tersebut. Namun tidak mudah untuk terlihat secara aktif di dalam interaksi
atau proses social di lingkungan social. Dalam proses social akan melibatkan banyak komunikasi, yang paling banyak digunakan dalam proses social adalah komunikasi
interpersonal, yaitu komunikasi yang berlangsung secara tatap muka dengan jumlah peserta dua orang atau lebih. Dalam membina suatu komunikasi interpersonal
dibutuhkan kepercayaan diri. Komunikasi interpersonal dapat dikatakan berhasil apabila penerima pesan
berespon atau memberikan tanggapan sesuai dengan apa yang diharapkan dari pemberi pesan. Komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh kepercayaan diri Joseph
Devito,1997:266. Jika kepercayaan diri seseorang saat mengadakan komunikasi interpersonal tinggi maka interaksi social akan bertambah atau meningkat
dikarenakan pada saat tersebut individu mengalami keberhasilan dan kesuksesan dalam berkomunikasi atau memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik tetapi
sebaliknya jika kepercayaan diri seseorang saat mengadakan komunikasi interpersonal rendah maka interaksi social akan berkurang dikarenakan pada saat
tersebut individu mengalami kegagalan berkomunikasi atau kehilangan kemampuan berkomunikasinya.
62 Menurut Lauster dan Rakhmat dalam Tina Afiatin dan Sri Mulyani
Martatinah 1997:68-69 individu yang kurang percaya diri cenderung menghindari situasi komunikasi karena merasa takut disalahkan atau direndahkan, merasa malu
jika tampil dihadapan orang banyak, mudah gugup, cemas dalam mengemukakan gagasannya dan selalu membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain.
Kepercayaan diri umumnya akan berpengaruh banyak pada saat remaja dan awal masa dewasa. Pada saat itu seorang individu mulai memasuki interaksi social
yang lebih luas dan nyata. Pengaruh-pengaruh aktivitas berkelompok ada pada masa ini. Keinginan untuk terlihat menonjol dan menarik, popular pada masa ini sangat
jelas. Lebih lagi ketika seorang individu mulai memasuki jenjang SMA, lingkungan sekolah menuntut individu untuk lebih dapat mandiri, memperluas ilmu yang didapat,
mengembangkan interaksi social, mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja. Untuk mendapat hal tersebut maka interaksi social
harus lebih diperluas. Dalam mengadakan komunikasi interpersonal harus lebih nyata dan aktif. Remaja harus dapat mengemukakan gagasan, ide, pikiran, sikap yang
dimilikinya terhadap orang lain agar dirinya tetap eksis dan diterima dalam lingkungan sosialnya.
Dengan kepercayaan diri inilah individu yakin akan kemampuan dirinya sendiri untuk melakukan segala sesuatu terhadap lingkungan sosialnya hingga
mencapai tujuan yang diinginkan Barbara de Angelis, 1997:42.
63 Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa remaja memiliki kebutuhan social
dasar yang diantaranya adalah komunikasi interpersonal teman sebaya dan dukungan dalam membina rasa kepercayaan dirinya. Dengan demikian, maka dapat dilihat
bahwa komunikasi interpersonal mempunyai keterkaitan yang sangat besar terhadap kepercayaan diri individu dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
2.7 Hipotesis