12 2. Pengaruh kepercayaan diri terhadap keterbukaan santri pondok pesantren
modern Islam Assalaam Solo. 3. Pengaruh kepercayaan diri terhadap empati santri pondok pesantren modern
Islam Assalaam Solo. 4. Pengaruh kepercayaan diri terhadap dukungan santri pondok pesantren
modern Islam Assalaam Solo. 5. Pengaruh kepercayaan diri terhadap sikap positif santri pondok pesantren
modern Islam Assalaam Solo. 6. Pengaruh kepercayaan diri terhadap kesamaan santri pondok pesantren
modern Islam Assalaam Solo. 7. Pengaruh jenis kelamin diri terhadap keterbukaan santri pondok pesantren
modern Islam Assalaam Solo. 8. Pengaruh jenis kelamin terhadap empati santri pondok pesantren modern
Islam Assalaam Solo. 9. Pengaruh jenis kelamin terhadap dukungan santri pondok pesantren modern
Islam Assalaam Solo. 10. Pengaruh jenis kelamin terhadap sikap positif santri pondok pesantren
modern Islam Assalaam Solo. 11. Pengaruh jenis kelamin terhadap kesamaan santri pondok pesantren modern
Islam Assalaam Solo.
1.4 Manfaat penelitian
13 Manfaat penelitian ini yaitu;
· Secara teoritis: penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori-teori psikologi. Terutama yang berkaitan dengan
psikologi sosial dan psikologi perkembangan tentang hubungan keperayaan diri dengan komunikasi interpersonal pada remaja.
· Secara praktis: penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kepercayaan diri santri-santri agar dapat melakukan komunikasi
interpersonal yang lebih baik lagi, khususnya bagi santri-santri PPMI Assalaam.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari proposal seminar skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Dalam bab ini mengemukakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II KAJIAN TEORI
Dalam Bab ini berisi tentang teori kepercayaan diri, komunikasi interpersonal, remaja dan kerangka berpikir.
14 Bab III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang pendekatan dan metode penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, variabel penelitian, subjek penelitian
yang terdiri dari populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data yang terdiri dari metode dan instrument penelitian,
teknik analisis data yang terdiri dari reliabilitas dan validitas alat ukur.
Bab IV HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian. Bab V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan, diskusi, dan saran. DAFTAR PUSTAKA
15
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi komunikasi
Salah satu cara terbaik untuk memahami komunikasi adalah dengan menerangkan arti komunikasi berdasarkan etimologi kata komunikasi. Kata
komunikasi communication berasal dari bahasa latin “communication” yang
terbentuk dari dua akar kata: ” com”
bahasa latin “cum” , berarti “dengan”
atau “bersama dengan”
. Jadi komunikasi dapat diartikan “union with” bersatu dengan
atau “union together with” bersama dengan. Ungkapan ini lazim disebut dalam satu
kata saja, yakni “communion” , yang berarti “saya”
tidak sekedar “bersama-sama dengan”
orang lain bersama dalam satu kesatuan—bersatu dalam kesamaan. Istilah komunikasi atau bahasa inggris communication berasal dari kata latin
communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Onong effendy,2006
Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika
seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lainkepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka itu bersifat
16 komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung.
Dengan lain perkataan, hubungan antara orang-orang itu tidak komunikatif. Onong effendy,2006
Beberapa definisi dari Komunikasi juga dapat diartikan sebagai berikut: 1. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa
dengan cara apa kepada siapa dengan efek apa. 2. Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu
orang kepada orang lain dengan maksud tertentu. 3. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Onong
effendy,2006. 4. Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan
tanda-tanda alamiah atau universal berupa simbol-simbol berdasarkan perjanjian manusia verbal atau non-verbal yang disadari atau tidak disadari
yang bertujuan untuk memengaruhi sikap orang lain. 5. Komunikas merupakan proses pengalihan suatu maksud dari satu sumber
kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut.
17 6. Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan
perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dengan kata-kata, atau yang didsampaikan dengan bahasa
tubuh, gaya maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu disekeliling kita sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya Hybels dan weafer II 1992,
Alo Liliweri, 2003 7. Komunikas merupakan proses pengalihan suatu maksud dari satu sumber
kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut.
Secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Komunikasi
mencakup pengertian yang lebih luas dari sekedar wawancara. Setiap bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, sehingga juga merupakan
sebentuk komunikasi Johnson 1981 dalam supratiknya 1995:30.
Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi
tingkah laku si penerima. supratiknya 1995:30.
18 Dari beberapa definisi di atas, kita dapat mengatakan bahwa komunikasi
sebagai suatu aktivitas manusia selalu melibatkan: 1. Sumber komunikasi
2. Pesan komunikasi yang berbentuk verbal dan non verbal 3. Media atau saluran sebagai sarana atau tempat pesan serta rangkaian pesan
dialihkan. 4. Cara, alat, atau metode untuk memindahkan pesan.
5. Penerima atau sasaran yang menerima komunikasi. 6. Tujuan dan maksud komunikasi.
7. Rangkaian kegiatan antara sumber atau pengirim dengan sasaran atau penerima.
8. Situasi komunikasi. 9. Proses komunikasi, yakni proses satu arah, interaksi dan proses transaksi.
10. Pemberian makna bersama atas pesan dari sumber dan penerima yang terlibat dalam komunikasi.
11. Pembagian pengalaman atas pesan yang dipertukarkan dari sumber dan penerima yang terlibat dalam komunikasi.
19
2.1.1 Karakteristik Komunikasi
Setiap komunikasi manusia berawal dan berdasarkan komunikasi antar personal, dari komunikasi antar personal itulah kemudian berkembang
menjadi komunikasi kelompok, organisasi, public dan komunikasi massa. Secara umum komunikasi manusia mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Komunikasi merupakan proses simbolis 2. Komunikasi merupakan proses social isasi
3. Komunikasi merupakan proses satu arah atau dua arah 4. Komunikasi bersifat koorientasi
5. Komunikasi bersifat purposif dan persuasive 6. Komunikasi mendorong interpretasi individu
7. Komunikasi merupakan aktivitas pertukaran makna 8. Komunikasi terjadi dalam konteks
2.1.2 Fungsi komunikasi
Secara umum ada lima kategori fungsi tujuan utama komunikasi, yakni.
20 1. Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui
penerima. 2. Sumber meyebarluaskan informasi dalam rangka mrndidik penerima.
3. Sumber memberikaninstruksi agar dilaksanakan penerima. 4. Sumber memengaruhi konsumen dengan informasi yang persuasive untuk
mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima. 5. Sumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sambimemengaruhi
penerima.
2.1.3 Konteks komunikasi
Beberapa konteks komunikasi adalah: 1. Komunikasi interpersonal
2. Komunikasi kelompok 3. Komunikasi orgaisasi
4. Komunikasi public 5. Komunikasi massa.
21 Dalam hal ini sesuai dengan permasalahan yang sesuai dengan tema yang
akan banyak dibahas adalah komunikasi interpersonal, atau pembahasan akan lebih difokuskan kepada komunikasi interpersonal.
2.2 Definisi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal menurut Devito 1995, adalah suatu proses pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang
dengan efek umpan balik langsung. Sedangkan Carell mengatakan komunikasi interpersonal adalah komunikasi
antar individu untuk bertukar informasi dan pengertian, komunikasi interpersonal adalah suatu seni praktis dan efektivitas seseorang sebagai seorang teman, pasangan,
teman kerja, dan lain-lain. Dan interaksi dalam situasi interpersonal mengkuti norama sosial dan budaya masyarakat
Senada dengan itu, menurut Deddy 2004 komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.
Berdasarkan pengertian komunikasi intepersonal diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi intrpersonal adalah pengiriman pesan dari komunikator kepada
22 komunikan dengan efek dan umpan balik langsung untuk mengetahui apakah pesan
yang dikirimkan itu berdampak positif atau negatif baik secara verbal maupun non verbal.
Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita
dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling
lengkap dan paling sempurna, komunikasi interpersonal berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi
tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat
teknologi tercanggihpun.
2.2.1 Tujuan Komunikasi Intersonal
Menurut Davito 1995, tujuan komunikasi interpersonal diantaranya : 1. Mempelajari; untuk mendapatkan pengetahuan diri dan orang lain serta untuk
memperoleh keahlian, 2. Berhubungan; untuk membina dan memelihara hubungan dengan orang lain.
23 3. Mempengaruhi;
untuk mengendalikan
dan mengarahkan.
Dalam berkomunikasi kita berusaha untuk mengubah sikap dan prilaku orang lain
serta berusaha mengajak orang lain melakukan sesuatu. 4. Memainkan; untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan hati. Kita
menggunakan banyak perilaku komunikasi untuk bermain dan menghibur diri. 5. Membantu; untuk menolong, melayani kebutuhan orang lain dan untuk
menghibur diri sendiri dan orang lain.
2.2.2 Aspek-aspek komunikasi interpersonal
De vito 1997 menjelaskan lima aspek yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, yaitu:
1. Keterbukaan Kualitas keterbukaan dari komunikasi interpersonal mempunyai tiga aspek
yaitu: keinginan untuk terbuka dan berinteraksi dengan orang lain, keinginan untuk berintteraksi secara jujur terhadap stimulus yang dating dan mengakui
bahwa perasaan dan pikiran yang akan dilontarkan individu adalah miliknya dan tanggung jawabnya.
2. Empati Menurut Pearson1983 empati adalah kemampuan mempersepsikan dunia
dari sudut pandang orang lain. Keuntungan yang didapat dari empati yaitu,
24 pemahaman yang lebih besar kepada orang lain, pemahaman yang lebih besar
terhadap diri sendiri dan hubungan interpersonal yang semakin dalam. Sedang Freud mengartikan empati sebagai memahami orang lain yang tidak
mempunyai arti emosional bagi si pendengar Jalaludin Rakhmat, 1998 Dengan demikian, empati merupakan usaha si pendengar dalam memahami
yang dirasakan orang lain dengan mencoba membayangkan dirinya pada kejadian yang menimpa orang tersebut, namun tidak berarti ikut terlibat secara
emosional atau larut dalam perasaan orang itu sehingga tidak lagi mampu memberikan penilaian yang objektif. Empati tampil apabila ada hubungan
akrab dan saling percaya antara orang-orang yang terlibat dalam suatu komunikasi.
3. Dukungan Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan yang mana terdapat
sikap saling mendukung dan terdapat tiga hal yang menunjang sikap saling mendukung. Yang pertama adalah deskriptif, dimana suasana
bersifatdeskriptif dan bukannya evaluative akan menciptakan adanya sikap mendukung. Kedua adalah spontanitas, dimana gaya yang spontan dan
terbuka dalam mengutarakan pendapat dan pikiran biasanya akan bereaksi secara timbale balik pula. Ketiga adalah profesionalisme, dimana berpikiran
25 terbuka serta bersedia mendengar pandangan yang berlawan dan bersedia
untuk berubah posisi jika keadaan mengharuskan. Dukungan ada kalanya terungkap secara verbal maupun non verbal. Dukungan non verbal tidaklah
mempunyai nilai negative melainkan dapat menambah makna dari komunikasi interpersonal tersebut.
4. Sikap positif Kualitas kepositifan dalam komunikasi interpersonal mempunyai tiga spek,
yaitu: a. Komunikasi interpersonal akan berhasil apabila terdapat sikap yang
positif terhadap diri sendiri b. Komunikasi interpersonal akan terpelihara dengan baik apabila suatu
perasaan positif terhadap orang lain itu dikomunikasikan sehingga membuat orang lain merasa lebih baik dan mempunyai keberanian
untuk melakukan hal yang sama dan dan lebih berpartisipasi pada setiap kesempatan
c. Suatu perasaan positif dalam komunikasi interpersonal sangat bermanfaat untuk mengefektifkan kerja sama
5. Kesamaan
26 Komunikasi interpersonal akan lebih berhasil apabila orang-orang yang turut
mengambil bagia dalam komunikasi tersebut dalam suasana kesamaan dan didukung sikap yang sama, artinya ada pengakuan bahwa kedua belah pihak
sama-sama bernilai dan berharga sehingga individu dapat menerima dan menghargai lawan bicaranya.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal merupakan suatu proses pertukaran informasi yang
berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka melalui saluran- saluran yang memungkinkan dapat memberikan isi pesan dan hubungan pesan
serta terdapat umpan balik secara langsung yang meliputi keterbukaan, empati, dukungan kepositifan dan kesamaan.
2.2.3 Hambatan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal yang berjalan dengan lancar tentu saja diharapkan oleh para perilaku komunikasi, namun pada kenyataannya ada hambatan-hambatan
dalam komunikasi. Menurut Hafied 2003, mengatakan bahwa rintangan komunikasi adalah
adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima.
27 Adapun hambatan komunikasi tersebut diantaranya:
1. Hambatan teknis, terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomuniksi mengalami gangguan, sehingga informasi yang diberikan
melalui saluran mengalami kerusakan. 2. Hambatan tematik, adalah gangguan komunikasi yang disebabkan kesalahan
pada bahasa yang digunakan. 3. Hambatan psikologis, terjadi karena adanya gangguan komunikasi yang
disebabkan persoalan-persoalan dalan diri individu, misalnya rasa curiga penerima kepada sumber.
4. Hambatan fisik, adalah rintangan yang disebabkan kondisi biografis, misalnya tidak adanya sarana komunikasi seperti telepon, pos, dan lain-lain.
5. Hambatan status, adalah rintangan yang disebabkan jarak social diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara atasan dengan bawahan.
6. Hambatan kerangka berpikir, adalah rintangan yang disebabkan perbedaan persepsi antara komunikator dan halayak terhadap pesan yang digunakan
dalam komunikasi, misalnya latar belakang pendidikan. 7. Hambatan budaya, ialah rintangan yang disebabkan adanya perbedaan norma,
kebiasaan, nilai yang di anut oleh pihak yang terlibat dalam komunikasi.
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif
28 Pearson 1983 mengemukakan tiga faktor komunikasi efektif, yaitu membuka
diri, asertif, mendengar aktif dan empati. Kedua factor pertama menunjukkan kepercayaan diri, sedangkan kedua factor berikutnya menunjukkan perhatian dalam
komunikasi. 1. Membuka diri
Menjalin hubungan akrab dengan orang lain diperlukan kesediaan untuk membuka diri, dalam arti bersedia menjelaskan atau memberikan informasi
kepada orang lain mengenai dirinya agar lebih mudah mengenalnya. Menurut pearson 1983 ada tiga unsure dalam mengemukakan diri sendiri kepada
orang lain, yaitu bersedia membuka diri dengan sengaja dan member informasi yang tepat mengenai dirinya. Informasi bisa berupa hobi, tujuan
hidup dan cita-cita Ada tiga keuntungan dalam membuka diri, yaitu: 10 dapat membangun
pemahaman dan penerimaan diri yang lebih besar,2 dapat membangun pemahaman dan penerimaan yang lebih besar terhadap orang lain, 3 dapat
membangun hubungan yang lebih dalam dan penuh artidengan orang lain pearson, 1983.
2. Asertif Perilaku asertif dalam komunikasi mencakup kemampuan mengemukakan
perasaan, pikiran, keyakinan pribadi secara jujur dan langsung tanpa
29 menimbulkan dampak merugikan atau meremehkan hak orang lain. Menurut
Pearson 1983 dengan berperilaku asertif seseorang dapat mengemukakan dirinya, mempertahankan pendapatnya dan mengekspresikan perasaannya
tanpa rasa takut melanggar hak orang lain. Perilaku asertif mempunyai hubungan positif dengan konsep diri yang positif,
kecakapan komunikasi dan hubungan interpersonal yang memuaskan. Perilaku asertif juga mempunyai hubungan negative dengan amarah dan
kecemasan Pearson, 1983
3. Mendengar aktif Mendengar aktif merupakan mendengar dengan segenap indera yang dimiliki,
baik dengan verbal maupun non verbal. Mendengar aktif bukan Cuma mendengar ucapan seseorang tetapi juga mencoba mengetahui pesan yang
tersirat sehinggadapat menggali informasi yang lebih dalam apabila ada hal yang tidak jelas. Menurut Pearson 1983 mendengar aktif adalah mendengar
dengan tujuan untuk memperoleh informasi, petunjuk, data, memahami orang lain, menyelesaikan masalah danmenunjukkan dukungan bagi orang lain.
Seorang pendengar aktif mampu mendengar informasi dengan baik, berusaha memahami dan memberikan umpan balik yang tepat.
30
2.2.5 Karakteristik keterampilan komunikasi interpersonal.
Berdasarkan pendekatan pragmatis Devito, 1994 karakteristik keterampilan komunikasi interpersonal adalah:
1. Kepercayaan diri confidence. Komunikator yang efektif memiliki kepercayaan diiri sosial, selalu nyaman
bersama orang lain dan situasi komunikasi pada umumnya. Komunikator yang secara sosial memiliki kepercayaan diri, bersikap santai, tidak gugup, tidak
kaku, fleksibel dan terkendali. 2. Kebersatuan immediacy
Komunikator yang memperlihatkan kebersatuan mengisyaratkan minat dan perhatian. Kebersatuan menyatukan pembicara dan pendengar. Secara non
verbal individu mengkomunikasikan kebersatuan dengan memelihara kontak mata yang patut, kedekatan fisik yang menunjukkan kedekatan psikologis,
serta sosok tubuh yang terbuka. 3. Manajemen interaksi interaction management
Dalam manajemen interaksi yang efektif, tidak seorang pun merasa diabaikan atau merasa menjadi tokoh penting. Masing-masing pihak berkontribusi dalam
keseluruhan komunikasi. Manajemen interaksi ditunjukkan melalui gerakan mata, ekspresi vocal, serta gerakan tubuh dan wajah yang sesuai. Dalam
31 manajemen interaksi juga perlu diperhatikan dalam penyampaian pesan verbal
dan non verbal yang saling bersesuaian dan saling memperkuat. 4. Daya pengungkapan expressiveness
Daya ekspresi mengacu pada keterampilan mengkomunikasikan keterlibatan tulus dalam interaksi antar pribadi. Daya ekspresi sama dengan keterbukaan
dalam hal keterlibatan dan ini mencakup misalnya ekspresi tanggung jawab atas pikiran dan perasaan, mendorong daya ekspresi orang lain dan
memberikan umpan balik yang relevan dan patut. 5. Orientasi kepada orang lain other orientation
Orientasi mencakup kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lawan bicara selama percakapan. Komunikator yang berorientasi kepada
lawan bicara melihat situasi dan interaksi dari sudut lawan bicara dan mengahrgai perbedaan pandangan dari lawan bicara. Orientasi kepada lawan
bicara dapat berupa menghargai perbedaan pandangan lawan bicara, empati, serta memberikan umpan balik yang cepat dan pantas.
2.3.Percaya diri
Kepercayaan diri sering disebut-sebut debagai kunci utama penentu keberhasilan seseorang. Orang yang memiliki kepercayaan diri yang baik akan mudah
32 menyesuaikan diri dalam lingkungan manapun. Orang yang pandai secara intelegensi
belum tentu memiliki rasa percaya diri yang baik, terkadang kepandaiannya belum tentu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Terkadang kita bisa
melihat orang yang penuh percaya diri dari pembawaan dirinya, langkahnya pasti, berjalan tegap, tidak mudah canggung, mudah bergaul dengan siapa pun bahkan
dengan lingkungan baru sekalipun, sebaliknya orang yang tidak percaya diri akan menutup diri dan menarik diri dari lingkungan dan kelompok sosialnya.
2.3.1. Definisi Percaya Diri
Definisi menurut kamus psikologi istilah kepercayaan diri adalah percaya akan kemampuan diri sendiri, menyadari kemampuan yang dimiliki, serta
memanfaatkannya secara tepat Hasan dkk, 1990. Hal tersebut di atas senada dengan pendapat Angelis 1997, yang menyatakan
bahwa kepercayaan diri berarti yakin terhadap kemampuan diri sendiri yang berawal dari tekad pada diri sendiri untuk melakukan segala hal yang diinginkan dan
dibuthkan dalam hidup ini. Sedangkan Maslow menjelaskan kepercayaan diri adalah merupakan modal
dasar untuk pengembangan dalam aktualisasi diri Eksplorasi segala kemampuan dalam diri, dengan percaya diri seseorang akan mampu mengenal dan memahami
diri sendiri Sari, 2006
33 Rogers menambahkan bahwa kepercayaan diri adalah kemampuan untuk
membuat keputusan dan penilaian-penilaian tanpa harus bergantung pada orang lain. Kepercayaan diri juga merupakan keyakinan individu untuk melakuakan
tindakan yang dianggap benar Koswara, 1998. Jacinta F. Rini 2003, berpandanganbahwa kepercayaan diri adalah sikap
positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri terhadap lingkungan atau situasi yang
dihadapi. Maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah penilaian seseorang
akan kesanggupan dan keterampilan yang dimilikinya yang menimbulkan ketegasan atau keyakinan untuk bertindak dalam area fungsi yang lebih luas.
2.3.2 Teori Kepercayaan Diri
Teori kepercayaan diri menurut Lidenfield 1997 kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan akan kemapuan dan kepuasan diri baik lahir maupun
batin. Kepercayaan diri batin adalah kepercayaan diri yang memberi kepada kita perasaan dan anggapan bahwa kita dalam keadaan baik, sedangkan kepercayaan diri
lahir memungkinkan kita untuk tampil dan berperilaku dengan cara yang menunjukkan kepada dunia luar bahwa kita mampu akan diri kita.
34
Jenis kepercayaan diri
Lindenfield alih bahasa Ediati Kamil, 1997 : 4 menyatakan ada dua jenis kepercayaan diri yaitu :
1. Kepecayaan diri batin adalah kepercayaan diri yang memberikan kepada individu perasaan dan anggapan bahwa individu dalam keadaan baik.
2. Jenis percaya diri lahir memungkinkan individu untuk tampil dan berperilaku dengan cara menunjukkan kepada dunia luar bahwa individu yakin akan
dirinya.
Percaya Diri Batin
Lindenfield alih bahasa Ediati Kamil, 1997 : 47 menjelaskan ada empat ciri utama yang khas pada orang yang mempunyai kepercayaan diri batin yang sehat.
Keempat ciri itu adalah : a. Mencintai diri sendiri
Orang yang percaya diri mencintai diri mereka, dan cinta diri ini bukan merupakan sesuatu yang dirahasiakan. Orang yang percaya diri peduli akan dirinya
karena perilaku dan gaya hidupnya adalah untuk memelihara diri. Dengan unsur percaya diri batin individu akan :
· Menghargai kebutuhan jasmani dan rohani serta menempatkan diri sejajar dengan kebutuhan orang lain.
35 · Mempunyai alasan yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya, dan tidak akan
menyiksa diri mereka sendiri dengan rasa bersalah setiap kali meminta atau memperoleh sesuatu yang mereka butuhkan.
· Secara terbuka menunjukkan keinginan untuk dipuji, ditentramkan dan mendapat hadiah secara wajar, dan tidak akan mencoba memanfaatkan orang
lain untuk memenuhi permintaan itu secara langsung. · Merasa senang bila diperhatikan orang lain dan mampu untuk
mendapatkannya. · Bangga akan sifat-sifat yang baik dan memusatkan diri untuk memafaatkan
sebaik mungkin, mereka tidak mau membuang-buang waktu, tenaga atau uang untuk memikirkan kekurangan-kekurangan mereka sendiri.
· Tidak secara sengaja melakukan hal-hal yang akan merusak kemungkinan untuk memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan, atau yang memperpendek
hidupnya. b. Memahami diri
Orang yang percaya diri batin juga sadar diri. Mereka tidak terus menerus merenungi diri sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan perasaan, pikiran dan
perilaku mereka, dan mereka selalu ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang diri mereka. Individu yang memiliki pemahaman diri yang baik, mereka akan :
36 · Menyadari kekuatan mereka sehingga akan mampu mengembangkan
kemampuannya secara penuh. · Mengenal kelemahan dan keterbatasan mereka sehingga kecil kemungkinan
mereka membiarkan diri mengalami kegagalan berulang kali. · Tumbuh dengan kesadaran yang mantap tentang identitas diri sendiri,
merekapun jauh lebih mampu dan puas menjadi seorang “pribadi” dan tidak
begitu saja mengikuti “khalayak ramai” .
· Mempunyai pengertian yang sehat mengenai nilai-nilai yang mereka anut, sehingga tidak akan terus menerus resah memikirkan apakah yang mereka
lakukan atau yang tidak dilakukan secara moral dapat dibenarkan. · Cenderung mempunyai teman-teman yang tepat karena mereka tahu apa yang
mereka butukan dari persahabatan itu. · Terbuka untuk menerima umpan balik dari orang lain atau tidak selalu
melonjak untuk membela diri, bila dikritik orang lain. · Mau dan sedia mendapat bantuan dan pelajaran karena mereka bukan orang
yang serba tahu.
37 c. Memiliki tujuan yang jelas
Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya, karena mereka mempunyai pikiran yang jelas mengapa mereka melakukan tindakan tertentu dan
mereka tahu hasil apa yang bisa diharapkan. Dengan unsur ini yang memperkuat rasa kepercayaan diri, individu akan :
· Terbiasa menentukan sendiri tujuan yang bisa dicapai, mereka tidak selalu harus bergantung pada orang lain untuk melakukan kegiatannya.
· Mempunyai lebih banyak energi dan semangat karena mereka bermotivasi tinggi.
· Lebih tekun karena menyadari bahwa langkah-langkah yang kecil dan kadang-kadang membosankan sekalipun mempunyai tujuan.
· Belajar menilai diri sendiri karena mereka bisa memantau kemajuannya dilihat dari tujuan yang mereka tentukan sendiri.
· Mudah membuat keputusan karena mereka tahu betul apa yang mereka inginkan.
d. Mampu berfikir positif Orang yang mempunyai kepercayaan diri biasanya hidupnya menyenangkan.
Salah satunya ialah karena mereka biasa melihat kehidupannya dari sisi positif dan
38 mereka mengharap serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus. Dengan kekuatan
batin yang penting ini, individu akan : · Tumbuh dengan harapan bahwa hidup ini membahagiakan.
· Memandang orang lain dari satu sisi positifnya, kecuali kalau ada alasan khusus untuk berhati-hati.
· Percaya bahwa setiap masalah dapat diselesaikan. · Tidak menyia-nyiakan tenaga untuk mengkhawatirkan kemungkinan hasil
yang negatif. · Percaya bahwa masa depan akan sebaik atau mungkin lebih baik masa lalu.
· Mau bekerja meskipun ada perubahan yang membuat fustasi karena mereka suka pada pertumbuhan dan perkembangan.
· Bersedia menghabiskan waktu dan energi untuk belajar dan melakukan tugasnya, karena mereka percaya bahwa pada akhirnya tujuan mereka akan
tercapai.
Percaya diri lahir
Menurut Lindenfield alih bahasa Ediati Kamil, 1997 : 7-11 menjelaskan bahwa untuk memberi kesan percaya diri pada dunia luar, individu perlu
mengembangkan ketrampilan empat bidang yaitu :
39 a. Mampu beromunikasi dengan baik
Dengan memiliki dasar yang baik di bidang ketrampilan berkomunikasi, individu akan dapat :
· Mendengarkan orang lain dengan tepat, tenang dan penuh perhatian. · Dapat berkomunikasi dengan orang dari segala usia dan segala jenis latar
belakang. · Tahu kapan dan bagaimana berganti pokok pembicaraan dari percakapan
biasa ke yang lebih mendalam. · Berbicara secara fasih dan menggunakan nalar.
· Berbicara di depan umum tanpa rasa takut. · membaca dan memanfaatkan bahasa tubuh orang lain.
b. Memiliki ketegasan Sikap tegas akan menambah rasa percaya diri karena individu akan dapat :
· Menyatakan kebutuhan mereka secara langsung dan terus terang. · Membela hak mereka dan hak orang lain.
· Tahu bagaimana melakukan kompromi yang dapat diterima dengan baik.
40 · Memberi dan menerima pujian secara bebas dan penuh kepekaan.
· Memberi dan menerima kritik yang membangun.
c. Peduli pada penampilan diri Ketrampilan ini akan mengajarkan akan pentingnya “tampil”
sebagai orang yang percaya diri. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk :
· Memilih gaya pakaian dan warna yang paling cocok kepribadian dan kondisi fisik.
· memilih pakaian yang cocok untuk berbagai peran peristiwa, dengan tetap mempertahankan gaya pribadinya.
· Mampu menciptakan penampilan pertama yang menarik. · Menyadari dampak gaya hidupnya terhadap pendapat orang lain mengenai diri
mereka, tidak terbatas pada keinginan untuk selalu ingin menyenangkan orang lain.
d. Mampu mengendalikan perasaannya Dalam hidup sehari-hari orang perlu mengendalikan perasaan. Individu perlu
mengendalikan diri, mereka akan dapat :
41 · Lebih percaya diri karena tidak khawatir akan lepas kendali.
· Berani menghadapi tantangan dan resiko karena mereka bisa mengatasi rasa takut, khawatir dan frustasi.
· Menghadapi kesedihan dengan wajar karena mereka tidak takut kalau-kalau kesedihan itu akan membebani dan menekan mereka selamanya.
· Mengatasi konfrontasi secara efektif dan membela diri terhadap pelecehan, karena mereka bisa menyalurkan energi kemarahan mereka dengan cara yang
kontruktif. · Membiarkan dirinya bertindak spontan dan lepas kalau ingin santai, karena
mereka tidak khawatir akan lepas kendali. · Cara meningkatkan atau mengambangkan kepercayaan diri
2.3.3 Ciri-ciri Percaya Diri
Menurut Guilford ciri-ciri orang percaya diri dapat dinilai melaui 3 aspek, yaitu: 1. Individu merasa adekuat yakin terhadap apa yang dilakukan
2. Individu merasa diterima oleh kelompok 3. Memiliki ketenangan sikap
42 Lautser memaparkan beberapa ciri yang memiliki kepercayaan diri, yaitu sebagai
berikut: a. Tidak mementingkan diri sendiri
b. Cukup toleran c. Tidak membutuhkan dukungan dari orang lain secara berlebihan
d. Bersikap optimis dan gembira. Sedangkan Maslow menyebutkan ciri-ciri orang yang memiliki kepercayaan
diri adalah orang yang memiliki kemerdekaan psikologis, yaitu: a. Kebebasan mengarahkan pilihan dan mencurahkan tenaga
b. Berdasarkan keyakinan pada dirinya untuk melakukan hal-hal yang produktif Oleh karena itu biasanya orang yang percaya diri menyukai pengalaman baru,
suka menghadapi tantangan, pekerja yang efektif, dan bertanggung jawab sehingga tugas yang dibebankan selesai dengan tuntas Isdhamajaya dan Agung, 2004
Dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang percaya diri adalah orang yang yakin akan seluruh kemampuan yang tersimpan dalam dirinya, memiliki keberanian
untuk mengembangkan dan mengeluarkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya serta tidak pernah merasa takut gagal.
43 Sedangkan orang-orang yang tidak percaya diri memiliki cirri-ciri seperti
yang diungkapkan oleh Amitya Kumara 1998, yaitu: a. Malu menerima pujian
b. Takut mencintai dan dicintai c. Takut kritikan
d. Menutup diri e. Tidak peka terhadap lingkungan
f. Mudah menyalahkan diri sendiri Iswidhamanjaya dan Agung 2004, juga menambhkan ciri-ciri orang yang
tidak percaya diri adalah: a. Tidak bisa menunjukkan kemampuan diri
b. Kurang berprestasi dalam belajar c. Merasa canggung
d. Tidak berani mengungkapkan ide-ide e. Cenderung hanya melihat dan menunggu kesempatan
f. Membuan-buang waktu dalam membuat keputusan
44 g. Rendah diri bahkan takut dan merasa tidak aman
h. Apabila gagal cenderung menyalahkan orang lain i. Suka mencari pengakuan dari orang lain
2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepoercayaan diri seseorang adalah sebagai berikut:
a. Penampilan Fisik Penampilan fisik menjadi salah satu faktor utama yang menunjang
keberhasilan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Tak bisa dipungkiri banyak orang yang tidak berhasil melakukan interaksi social dengan baik hanya
karena ia merasa tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya. Menurut Buss, pembentukan kepercayaan diri seseorang diawali dengan pengenalan diri secara fisik,
bagaimana seseorang menerima atau menolak gambaran dirinya yang selanjutnya dapat menimbulkan rasa puas atau sebaliknya Amitya Kumara, 1998.
Paul J. Centi 1993 menyatakan bahwa penempilan fisik membawa pengaruh fisik pada umumnya, mempunyai kepercayaan diri yang lebih tinggi dari
pada yang tidak. Orang yang berpenampilan menarik cenderung menghargai lebih tinggi daripada orang yang berpenampilan membosankan. Fisik merupakan bagian
45 yang paling atmpak dari kepribadian manusia dan menciptakan kesan awal bagi orang
lain.
b. Status Sosial Ekonomi Status social ekonomi juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang.
Oaring yang memiliki status social ekonomi yang baik akan lebih mudah mendapatkan berbagai fasilitas yang ada dalam masyarakat, serta mudah
mendapatkan penghargaan dari masyarakat, hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang dengan status social ekonomi yang baik. Sebaliknya,
orang dengan status social ekonomi yang kurang akan sulit mendapatkan berbagai fasilitas yang ada didalam masyarakat, hal ini membuatnya merasa rendah diri
daripada orang-orang yang memiliki status sisoal ekonomi yang baik dan hal ini dapat menurunkan kepercayaan diri seseorang.
c. Jenis Kelamin Major dan Gender dalam skripsi Muna Eka Sari, 2006, menyatakan bahwa
tingkat kepercayaan diri wanita lebih rendah dibandingkan pria, hal ini disebabkan karena wanita mempunyai sumber-sumber kekuasaan yang lebih kecil dibandingkan
pria.
46 d. Tingkat Pendidikan
Menurut Jersild 2002 ada hal penting dalam pendidikan pada remaja yaitu membantu remaja untuk memahami dirinya sendiri. Adanya pemahaman terhadap
diri sendiri akan membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Keberhasilan dalam penyesuaian diri dilingkungan akan menambah kepercayaan diri
individu, sebab individu tersebut tau bagaimana harus bersikap dan bertingkah laku yang baik untuk dapat diterima lingkungannya.
e. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang
kepercayaan diri seseorang. Orang yang telah memiliki prestasi yang tinggi ataupun orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki kepercayaan diri
yang tinggi karena yakin akan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
2.4. Remaja 2.4.1. Definisi dan ciri-ciri umum masa remaja
Di negara-negara Barat, istilah remaja dikenal dengan “adolescence” yang berasal dari kata dalam bahasa latin “adolescere”
kata bendannya adolescentia = Remaja, yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa
Hurlock,1980,h:206. Namun dewasa ini istilah “adolesen,” atau remaja telah
digunakan secara luas untuk menunjukan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum
47 serta perkembangan kognitif dan sosial. Remaja awal hingga remaja akhir inilah yang
disebut masa adolesen. Istilah Adolesence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial,
dan fisik Hurlock,1980,h:206.
WHO sebagai organisasi kesehatan sedunia memberikan definisi tentang remaja. Terdapat tiga kriteria yang harus terdapat dalam diri seseorang remaja yaitu
kriteria biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Untuk lebih lengkapnya definisi remaja menurut WHO dikutip oleh Sarlito, 2005,h:9 adalah:
· Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
· Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak- kanak menjadi dewasa.
· Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
Namun Sarlito Wirawan 2005,h:14-15 dalam buku psikologi remaja memberikan pedoman untuk menentukan batasan usia yaitu 11-24 tahun dan belum
menikah. Dengan pertimbangan sebagai berikut: · Usia 11 tahun pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder telah nampak
Kriteria fisik.
48 · Usia 11 tahun pada umumnya anak telah mulai baligh, baik menurut adat
maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak kriteria sosial.
· Usia 11 tahun telah mulai adanya penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri ego Identitiy tercapainya fase genital dari
perkembangan psikoseksual, tercapainya puncak perkembangan kognitif, maupun tercapainya nilai-nilai moral kriteria psikologis.
· Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu bagi mereka yang masih menggantungkan hidupnya pada orangtua karena harus bersekolah lebih
tinggi. Terutama pada masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas. · Status perkawinan juga sangat menentukan. Seorang yang sudah menikah
dalam usia berapapun diperlakukan sebagai orang dewasa sepenuhnya, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga. Oleh
karena itu, definisi remaja disini dibatasi khusus untuk yang belum menikah.
Berdasarkan pengertian dan pendapat para ahli maka penulis menyimpulkan bahwa remaja adalah masa usia antara 11-24 tahun, di mana perkembangan seksual
primer dan sekundernya telah nampak dan secara sosial, psikologis, kognitif telah mencapai kematangan serta belum menikah.
49 Dalam Desmita 2005,h:190 dikatakan, batasan usia remaja yang umum
digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga yaitu:
· - 12-15 tahun = Masa remaja awal · - 15-18 tahun = Masa remaja pertengahan
· - 18-21 tahun = Masa remaja akhir Petro Blos 1962, dalam Sarlito,2005,h:24-25 mengungkapkan dalam proses
penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu: · Remaja awal
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan- perubahan yang tejadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang
menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.
Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali
terhadap “ego” . Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit mengerti dan
dimengerti orang dewasa. · Remaja Madya
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukai. Ada kecendrungan “Narcistic”,yaitu mencintai
diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang
50 sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena
ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, optimis dan pesimis dan sebagainya.
· Remaja Akhir. Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal di bawah ini: 1. Minat makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek
2. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
3. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. 4. Egosentrisme terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dan orang lain. 5. Tumbuh “dinding”
yang memisahkan diri pribadinya Private self dan masyarakat umum The public.
Carballo 1978 dalam Sarlito,2005,h: 15 mengungkapkan ada enam penyesuaian diri yang harus dilakukan remaja, diantaranya yaitu:
1. Menerima dan
mengintegrasikan pertumbuhan
badannya dalam
kepribadiannya. 2. Menentukan peran dan fungsi seksualnya yang adekuat dalam kebudayaan
tempatnya berada.
51 3. Mencapai kedewasaan dengan kemandirian, kepercayaan diri, dan
kemampuan untuk menghadapi kehidupan. 4. Mencapai posisi yang diterima oleh masyarakat.
5. Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas dan nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan.
6. Memecahkan problem-problem nyata dalam pengalaman sendiri dalam kaitanya dengan lingkungan.
2.5 Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam