Tujuan dan Manfaat Penelitian

3. Menurut Thamrin Nasution orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut ibu bapak. 10 4. Menurut Kartini Kartono orang tua ialah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan, siap sedia untuk memikiul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. 11 Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk bertanggung jawab dalam keluarga atau rumah tangga dan menerima tugas untuk mendidik. Dalam kehidupan sehari-hari disebut ayah dan ibu. Dalam keluarga berlangsung pendidikan yang bersifat informal, orang tualah yang bertugas sebagai pendidik. Tidak hanya terbatas pada materi, melainkan tanggung jawab dalam perkembangan pisik, moral dan spiritual juga menjadi tugas orang tua kepada anak. Berdasarkan keterangan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa upaya orang tua merupakan usaha, atau cara orang tua untuk merealisasikan apa yang diinginkan. Dalam hal ini tentunya berkaitan dengan usaha atau cara yang dilakukan orang tua dalam membimbing anak untuk menjalankan apa yang diperintahkan terutama dalam hal ibadah.

2. Tugas dan Kewajiban Orang Tua

Orang tua merupakan pendidik pertama dan sangat berpengaruh pada proses perkembangan anak. Kepribadian orang tua, sikap, dan cara hidupnya merupakan unsur-unsur pendidikan yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. 12 Orang tua yang menyadari bahwa anak adalah titipan Allah swt yang harus dijaga dengan baik, maka akan menjalankan kewajibannya dengan sepenuh hati. Maka hampir dapat dipastikan jika orang tua tidak memiliki kesadaran yang tinggi akan beribadah, anak-anaknya pun sangat sulit jika diperintahkan beribadah. Hal ini sesuai dengan pepatah yang 10 Thamrin Nasution dan Nurhalijah, Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, 1986, h. 56 11 Kartini Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak, Jakarta: PT Rajawali Press, h. 37. 12 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, cet. 15, h. 56. menyatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa teladan dari orang tua sangatlah penting terhadap perkembangan anak dalam beribadah. Setiap muslim berkewajiban mendidik anak-anak dengan pendidikan yang baik dan benar, sehingga mereka tumbuh dewasa menjadi anak-anak yang saleh. 13 Allah swt memberikan amanat tersebut kepada orang tua. Sebab anak bukanlah milik orang tua seutuhnya, melainkan titipan yang harus dijaga dengan baik agar suatu saat yang memilikinya mengambil kembali. Sudah tentu tidak ringan memikul tanggung jawab ini, dibutuhkan ilmu untuk menjalankannya. Dengan demikian wajib hukumnya bagi orang tua untuk menjalankan amanat tersebut. Sebagaimana firman Allah swt:             “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul Muhammad dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Q.S. Al-Anfaal 8 : 27. Berdasarkan firman Allah swt jelaslah bahwa pendidikan anak menjadi tugas dan kewajiban orang tua yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Karena jika tidak, amat besar tanggung jawabnya kepada Sang Maha Pemilik segala yang ada di alam raya ini. Ada beberapa kewajiban yang harus dilakukan orang tua setelah mempunyai anak, yaitu: 1. Bersyukur kepada Allah karena telah diberi anugerah dan amanah berupa anak. 2. Beraqiqah, yakni menyembelih dua ekor kambing apabila anak laki-laki, dan satu ekor kambing apabila anaknya perempuan. 3. Memberi nama yang baik dan mulia. 4. Menyusuinya selama dua tahun 5. Mengkhitannya sebelum baligh. 6. Mendidiknya dengan baik dan benar. 13 M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000, Cet. 1, h. 15-16. 7. Menikahkan ketika sudah cukup umur atau sudah ada jodohnya. 14 Anak merupakan anugerah dan amanat dari Allah yang harus disyukuri. Luqmanul Hakim merupakan contoh orang tua yang perlu diteladani dalam mendidik anak dan keluarga. Ia mengingatkan anak dan keluarga untuk selalu bersyukur, sehingga namanya diabadikan Alla h dalam Alqur’an. Selain mengajarkan kepada anak untuk bersyukur, orang tua juga berkewajiban mengaqiqahkan anaknya seperti yang telah disebutkan di atas. Kewajiban orang tua untuk mengaqiqahkan anaknya sesuai hadis berikut: ْتّق شئاع ْ ع : اشب ي اّلْا ع ْيتاشب ماغلْا ع ّع ْ ا مّس ْيّع ها ىّص ها لْ س ا ما Berkata Aisyah, “Telah menyuruh Rasulullah saw, kepada kita supaya menyembelih aqiqah untuk laki-laki dua ekor kambing, dan untuk perempua n seekor kambing”. HR. Ibnu Majah 15 Kemudian Rasulullah saw juga bersabda: ى سي عباسلا مْ ي ْع حبْ ي تقيقعب تْ م ماّغْلا مّس ْيّع ّلا ىّص ّلا ل س لاق لاق س ْ ع سْأ ّّْحي D ari Sumarah berkata, Rosulullah saw bersabda: “Anak yang baru lahir menjadi titipan sampai disembelihkan baginya aqiqah pada hari ketujuh dari kelahirannya, dan pada hari itu juga hendaklah dan diberi nama dicukur rambutnya” HR Tirmidzi. 16 Menurut Mahjuddin, kewajiban orang tua terhadap anak diantaranya: a. Menyediakan kebutuhan sehari-hari anaknya. b. Selalu menjaga anaknya dari bahaya, termasuk memelihara kesehatannya. c. Mendidik anaknya berbuat baik, termasuk menanamkan akhlak baik baginya. d. Menjaga pergaulan anaknya agar tidak terpengaruh oleh lingkungan sosial yang tidak menguntungkan. 17 Kewajiban bagi orang tua untuk mendidik anaknya tidak hanya pada pendidikan yang bersifat umum melainkan juga pendidikan yang bersifat khusus pada keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar kelak anak memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 14 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005, cet. 1, h. 75 15 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Juz IX, No. 3154, h. 333. 16 Imam Turmudzi, Sunan At-Turmuzi, Juz V, No. 1442, h. 490. 17 Mahjuddin, Membina Akhlak Anak, Surabaya: Al-Ikhlas, 1995, h. 63