Manfaat Beribadah dalam Islam Pembiasaan Ibadah pada Anak

3. Berbeda dengan ibadah lainnya, ibadah shalat diwajibkan lima kali sehari semalam. 45 b Puasa menurut pengertian bahasa adalah menahan diri, meninggalkan, menutup diri dari segala sesuatu, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, dari makanan atau minuman. Menurut istilah, puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa pada waktu tertentu dimulai dari terbit matahari sampai terbenam matahari dengan syarat-syarat tertentu. 46 Orang tua harus membiasakan anak untuk belajar berpuasa, kelak ketika anak dewasa mereka tidak lagi merasa kesulitan untuk melaksanakannya. Upaya orang tua untuk membiasakan anak berpuasa dapat dilaksanakan dengan melibatkan anak pada sunah-sunah puasa seperti makan sahur, dengan demikian anak akan lebih bersemangat menjalaninya. Puasa seorang anak tidak dilaksanakan langsung dengan waktu yang penuh, tetapi pada awal-awal puasanya, orang tua memberikan dispensasi waktu dengan cara membolehkan anak berbuka puasa setengah hari. Cara lain ialah orang tua memberikan hadiah kepada anak yang melaksanakan puasa, sehingga anak akan termotivasi untuk menjalankan ibadah puasa. c Alqur’an merupakan pedoman pokok umat Islam, maka setiap muslim wajib mempelajarinya untuk dijadikan pedoman hidup. Oleh karena itu membaca Alqur’an adalah kuncinya. Setiap orang dapat dikatakan benar dalam menjalankan kewajiban agama Islam jika ia dapat membaca dan memahami Alqur’an dalam bahasa aslinya. Hal ini telah disebutkan dalam Hadits sebagai beikut: افع ْب ا ْثع ْ ع ْح لا دْع يبأ ْ ع مّعت ْ م ْمك ْيخ لاق مّس ْيّع ّلا ىّص ّلا ل س أ ّع آْ قْلا 45 H. Mohammad Daud Ali, Pndidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998, h. 255. 46 Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami SelukBeluk Ibadah Dalam Islam, ...h. 211. “Dari Abi Abdirahman dari Utsman bin „Affan Rasulullah saw bersabda: Sebaik-baik di antara kalian adalah yang mempelajari Al- Qur‟an dan mengaj arkannya” HR. Imam At-Turmudzi 47 Cara orang tua untuk mengajarkan Alqur’an kepada anaknya dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut: 1. Mengajarkannya sendiri dan ini cara yang terbaik, karena orang tua sekaligus dapat lebih akrab dengan anak-anaknya dan mengetahui sendiri tingkat kemampuan anak-anaknya. Ini berarti orang tualah yang wajib terlebih dahulu dapat membaca Alqur’an dan memahami ayat-ayat yang dibacanya. 2. Menyerahkannya kepada guru mengaji Alqur’an atau memasukkan anak- anak di sekolah-sekolah yang mengajarkan baca tulis Alquran. 3. Dengan alat yang lebih canggih, dapat mengajarkan Alqur’an lewat video casette jika orang tua mampu menyediakan peralatan semacam ini. Tetapi cara pertamalah yang lebih baik. 48 d Orang tua berkewajiban mendidik anak berakhlak baik, ada beberapa cara mendidik anak untuk berakhlak baik sesuai syari’at Islam, diantaranya: 1. Orang tua harus senantiasa tanggap terhadap perilaku anaknya yang tidak sesuai dengan Islam. Jadi, oang tualah yang harus istiqamah menjaga akhlak supaya anak-anaknya dapat mencontoh dan melakukan akhlak yang baik. Jangan berharap anak akan mengikuti perintah jika orang tuanya saja malas untuk melaksanakan ibadah seperti shalat, puasa, membaca Al- Qur’an, dan tidak mencontohkan bertutur kata yang baik dan sopan. Sebab anak merupakan peniru yang sangat peka terhadap apa yang ditangkap di sekitarnya. 47 Imam Turmudzi, Sunan At-Turmuzi, Juz X, Bairut: Daarul Fikri, 1994, h. 149. 48 Muhammad Thalib, 40 Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap....h.104 2. Dalam mendidik akhlak anak, orang tua tidak perlu menyediakan waktu khusus, tetapi setiap saat orang tua harus menyampaikannya kepada anak-anaknya. Dalam hal ini bukanlah kuantitas pertemuan yang diharapkan, melainkan kualitas dari pertemuannya itu sendiri. Sebab tidak menjadi jaminan orang tua yang sering bertemu dengan anaknya tanpa diimbangi dengan kualitas dalam berhadapan dengan anak, khususnya dalam membimbingny dalam beribadah. Sebagai contoh, ketika anak salah sopan santun dalam makan, orang tua harus segera membetulkannya. 3. Membiasakan anak-anak makan bersama keluarga agar mereka tahu akhlak dan sopan santun menghargai orang lain. 49

C. Kerangka Berpikir

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan diri anak, orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan pendidikan bagi anak, karena menurut agama Islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci fitrah sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama anak didik.Orang tua juga berkewajiban untuk membimbing anak agar anak berkepribadian baik atau berakhlaqul karimah. Anak adalah hasil hubungan antara suami dengan istri, oleh karena itu suami dan istri tersebutlah yang berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Karena seorang anak sangat memerlukan bimbingan untuk bekal hidupnya dimasa depan, terlebih lagi bagi anak usia sekolah dasar yang sangat peka dan cepat menangkap pelajaran yang diberikan. Jika salah membimbing maka akan berakibat buruk. Ibadah kepada Allah swt merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat Islam. Manusia yang balig harus menjalankannya dan jika tidak akan menjadi tanggungan sendiri. Orang tua berkewajiban memberikan teladan. 49 Muhammad Thalib, 40 Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap....h.80 Agar anak dapat melaksanakan ibadah dengan baik, orang tua memberikan contoh dan membiasakan anak untuk melaksanakan ibadah. Jika semua orang tua mengetahui tugas dan kewajibannya serta melaksanakan tugas dan kewajibannya tersebut maka kelak semua anak akan dapat melaksanakan ibadah dalam kehidupannya dan akan terbiasa untuk terus beribadah kepada Allah dengan menjalankan syariat agama Islam. Akan tetapi jika orang tua melalaikan tugas dan kewajibannya dengan tidak memberikan bimbingan dan tidak berupaya agar anak beribadah maka akan sangat berdampak negatif, dampak buruk tersebut bukan hanya berakibat pada diri anak khususnya tapi juga berakibat buruk pada masyarakat, bangsa serta agama, karena anak merupakan generasi penerus.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu memaparkan secara mendalam secara obyektif sesuai dengan data yang digunakan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rw 08 Desa Sasakpanjang Kecamatan Tajurhalang – Bogor Jawa Barat 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember 2010 sampai Februari 2011.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel teerikat atau independent X dan variabel bebas atau dependent Y. Adapun variabel terikat X adalah upaya orang tua alam membimbing anak. Sedangkan variabel bebas Y adalah pelaksanaan ibadah anak.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang beragama Islam warga Rw 08 Desa Sasakpanjang Kecamatan Tajurhalang – Bogor. Sebanyak 252 orang tua. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini hanya orang tua yang beragama Islam dan memiliki anak usia 6 sampai 12 tahun sebanyak 144 orang. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel secara acak random sampling yakni 15 dari populasi terjangkau yaitu sebanyak 22 orang. Tabel. 1 Populasi dan Sampel No Wilayah Jumlah Kepala Keluarga Populasi Target Populasi Terjangkau Sampel 1 RT 01 102 100 34 5 2 RT 02 98 97 41 6 3 RT 03 98 96 46 7 4 RT 04 57 55 23 4 Jumlah 355 348 144 22

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut: 1. Observasi atau pengamatan. Observasi atau pengamatan digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan dan aktifitas keagamaan orang tua serta anak di lingkungan Rw 08 Desa Sasakpanjang Kecamatan Tajurhalang – Bogor. 2. Wawancara