Tanggung Jawab Orang Tua

d. Fungsi Pendidikan; yaitu keluarga sejak dahulu merupakan institusi pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadian anak e. Fungsi Rekreasi; yaitu keluarga merupakan tempat rekreasi bagi anggotanya untuk memperoleh ketenangan dan kegembiraan f. Fungsi Keagamaan; yaitu keluarga merupakan pusat ibadah agama bagi para anggotanya, di samping peran yang dilakukan institusi agama g. Fungsi Perlindungan; yaitu keluarga berfungsi memelihara, merawat dan melindungi anak baik fisik maupun sosialnya. 24 Dengan adanya fungsi keluarga terhadap anak, akan memudahkan orang tua untuk membimbing anaknya dengan baik. Orang tua harus memiliki pengetahuan dan mengerti tatacara dalam membimbing anak agar tidak mengalami kesulitan, sehingga bimbingan yang dilakukan dapat berhasil. Bimbingan yang dapat diberikan orang tua bermacam-macam. Bimbingan tersebut dapat mempengaruhi anak untuk melaksanakan ajaran agama Islam. Sangat banyak ajaran agama Islam yang dapat diimplementasikan dalam bimbingan orang tua kepada anak, di antaranya adalah bimbingan ibadah, akhlak, kesehatan, pergaulan serta kepribadian sosial anak. Nilai ibadah yang didapat anak dari bimbingan yang diberikan orang tua akan menambah keyakinan terhadap ajaran agama. Semakin tinggi bimbingan yang didapat maka akan semakin tinggi intensitas ibadah yang dilakukan oleh anak. Begitu pula dengan bimbingan akhlak yang diberikan orang tua sangat penting dan berpengaruh pada anak. Kepribadian anak terbentuk melalui pengalaman dan nilai-nilai yang diserap dalam pertumbuhan kseharian, apabila nilai-nilai agama banyak masuk kedalam pembentukan kepribadian anak, maka tingkah laku anak tersebut akan terarah pada nilai-nilai agama.

B. Ibadah dan Pelaksanaannya 1.

Hakikat Ibadah 24 H. M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005cet. 1, h. 23. Sebelum penulis memaparkan hakikat ibadah, terlebih dahulu akan dipaparkan pengertian ibadah itu sendiri. Karena dengan mengetahui pengertian ibadah akan lebih mudah mengetahui hakikat dari ibadah. Ibadah secara bahasa merupakan kata masdar dari „abada yang berarti: memuja, menyembah, mengabdi, berkhidmat. Orang yang menyembah disebut „abid. Jadi ibadah berarti pemujaan, penyembahan, pengabdian, pengkhidmatan. 25 Menurut Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, ibadah secara bahasa berarti taat, tunduk, menurut, mengikuti, dan do’a. Ibadah dalam arti taat diungkapkan dalam Alqur’an, antara lain dalam QS Yasin 36: 60.                 “Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan, sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu ”. 26 Sedangkan pengertian ibadah menurut istilah akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli, diantaranya: 1. Menurut Slamet Abidin ibadah ialah penyembahan seorang hamba terhadap Tuhannya yang dilakukan dengan merendahkan diri serendah-rendahnya, dengan hati yang ikhlas menurut cara-cara yang ditentukan agama. 27 2. Menurut ulama tauhid mengatakan bahwa ibadah adalah meng-Esakan Allah swt, dengan sungguh-sungguh dan merendahkan diri serta merundukan jiwa setunduk-tunduknya kepada-Nya. 28 3. Menurut Syekh Muhmmad Abduh, ibadah adalah suatu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan di dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia tunduk rasa yang tidak diketahui sumbernya serta akibat adanya keyakinan di dalam dirinya bahwa dia yang kepadanya ia tunduk memiliki kekuasaan yang tidak dapat 25 H. M. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, Ciputat: PT. Mitra Cahaya Utama, 2008, h. 16. 26 Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami SelukBeluk Ibadah Dalam Islam, Jakarta: Prenada Media, 2003. Cet. 1, h. 137-138. 27 Slamet Abidin, FiqihIbadah Untuk IAIN, STAIN, dan PTAIS, Bandung: Pustaka Setia, 1998, h. 11. 28 Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibada....h. 137. ia jangkau arti dan hakekatnya, maksimal yang ia ketahui bahwa Dia berada di luar jangkauannya. Muhammad Syah, 1992:171. 29 Berdasarkan paparan pengertian ibadah di atas, dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah pemujaan, penyembahan serta ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya yang dilakukan sesuai dengan perintah Tuhannya dengan ikhlas dan merendahkan diri serendah-rendahnya. Dalam kaitan dengan maksud dan tujuan pensyariatannya, ulama fiqih membagi ibadah kepada tiga macam, yaitu: 1. Ibadah Mahdah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah swt semata-mata, yakni hubungan vertikal. Ibadah ini hanya sebatas pada ibadah-ibadah khusus. Ciri- ciri ibadah mahdah adalah semua ketentuan dan aturan pelaksanaannya telah ditetapkan secara rinci melalui penjelasan-penjelasan AlQur ’an hadits. Ibadah mahdah dilakukan semata- mata bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. 2. Ibadah ghair mahdah ialah ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut hubungan dengan Allah swt, tetapi juga berkaitan dengan sesama makhluk habl min Allah wa habl mi an-nas, disamping hubungan vertikal juga ada hubungan horizontal. Hubungan sesama makhluk ini tidak hanya terbatas pada hubungan antar manusia, tetapi juga hubungan manusia dengan lingkungannya, seperti ayat yang artinya : dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya…Q.S. 7 :56 3. Ibadah zi al-wajhain adalah ibadah yang memiliki dua sifat sekaligus, yaitu mahdah dan ghair mahdah. Maksudnya adalah sebagian dari maksud dan tujuan pensyariatannya dapat diketahui dan sebagian lainnya tidak dapat diketahui, seperti nikah dan idah. 30 Menurut Ahmad Thib Raya , secara garis besar ibadah dibagi menjadi dua macam: 1. Ibadah Khassah khusus atau ibadah mahdah ibadah yang ketentuannya pasti, yakni ibadah yang ketentuan dan pelaksanaannya telah ditetapkan 29 HM Abduh Al Manar dan H. M. Saefuddaulah, Ibadah dan Syari’ah, Jakarta: PT Pamator, 1999, cet. 1, h. 81. 30 Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta : Ichtiar Baru van Hoeve, 1999, cet. III, h. 593-594.