Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
5 sedangkan pendapat kepala sekolah sangat tinggi 3,8, tinggi 35,4 dan
kurang tinggi 60,8”. Hasil penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa memang kualifikasi
akademik guru juga mempengaruhi kinerja guru. Sebab guru yang memiliki kualifikasi akademik S1 memang kinerjanya lebih baik daripada guru yang
memiliki kualifikasi akademik D III. Padahal yang terjadi di lapangan ternyata masih ada guru yang memiliki kualifikasi D III.
Berdasarkan hasil pra observasi, ditemukan beberapa permasalahan yaitu dari segi kedisiplinan masih ada guru yang masuk kelas agak terlambat meskipun
jumlahnya hanya sedikit. Sedangkan melihat dari segi kualifikasi serta tugas mengajar ternyata masih ada guru yang kualifikasinya di bawah S1, selain itu
guru juga mengalami kendala ketika kualifikasi akademiknya berbeda dengan tugas mengajar yang diberikan. Misalnya saja guru lulusan S1 Sosiologi, tetapi
harus mengajar mata pelajaran IPS secara terpadu. Di samping memiliki tugas utama yaitu mengajar, guru juga diberikan tugas tambahan sehingga tugas
utamanya menjadi sedikit teranggu. Melihat dari segi kemampuan guru dalam penguasaan IT ternyata masih ada bebrapa guru yang boleh dikatakan kurang
mampu mengoperasikan komputer. Guru tersebut bukan tidak mampu, tetapi guru tersebut hanya mampu mengoperasikan komputer pada tingkat dasar.
Pendidikan sebagai gejala manusiawi dapat di analisis dan proses atau situasi pendidikan. Proses atau situasi pendidikan tersebut ditandai dengan adanya
komponen pendidikan yang secara terpadu saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dalam mencapai tujuan. Dwi Siswoyo,
dkk., 2008: 33 menyebutkan bahwa komponen-komponen pendidikan itu
6 meliputi: tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, isi pendidikan, metode
pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Namun, komponen yang paling utama yaitu tujuan pendidikan, peserta didik, dan pendidik. Untuk itulah
sebagai salah satu komponen yang paling utama dalam sebuah pendidikan kinerja seorang guru atau pendidik harus diperhatikan.
Kinerja guru yang sudah bagus perlu ditingkatkan atau minimal dipertahankan, namun untuk guru yang kinerjanya kurang bagus perlu diberi
bimbingan dan motivasi agar lebih baik. Hal itulah yang memunculkan akan arti pentingnya kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus mampu
membimbing, memotivasi dan mengarahkan guru agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru dengan baik. Kepala sekolah harus mampu
menggerakan guru dengan baik tetapi bukan memaksa. Dalam menberikan bimbingan, motivasi serta arahan kepada guru tentunya diperlukan pendekatan –
pendekatan yang sesuai dengan guru secara personal, sebab masing – masing guru memiliki karakter yang berbeda – beda.
Kepala sekolah harus memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi agar mampu menggerakan guru demi pencapaian tujuan sekolah sesuai yang telah
direncanakan sebelumnya. Namun tidak hanya itu saja, kepala sekolah juga harus membimbing, memotivasi dan mengarahkan dalam proses pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab seorang guru. Kepala sekolah harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi guru. Sehingga guru akan mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik demi pencapaian tujuan serta peningkatan
7 mutu sekolah. Dari kepemimpinan kepala sekolah itulah akan menimbulkan
dampak pada lingkungan serta suasana kerja di sekolah. Mengingat akan sangat pentingnya peran seorang guru dalam proses
pembelajaran di kelas, maka akan sangat dibutuhkan kinerja guru yang baik agar mampu menyukseskan pembelajaran. Dengan susksesnya pembelajaran di kelas,
maka tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai. Sehingga, dengan melihat permasalahan tersebut di atas akan sangat mempengaruhi prestasi peserta didik
dan tujuan pendidikan di sekolah. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai salah satunya
yaitu pimpinan organinsasi. Di dalam organisasi di sekolah, seorang kepala sekolah menjadi pimpinan langsung dari guru memiliki wewenang menganalisis
penyebab guru memiliki kinerja yang kurang baik. Di sinilah kepala sekolah memiliki peran dan tugas untuk meningkatkan kinerja guru. Dengan mengetahui
penyebab tersebut maka kepala sekolah sebagai pimpinan akan di tuntut untuk mengupayakan peningkatan kinerja guru agar lebih baik. Sehingga, dengan
kemampuan yang dimiliki guru tersebut akan dapat dioptimalkan untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah yang telah direncanakan.
Wahjosumidjo 2002:90 menyatakan bahwa peranan kepala sekolah sebagai pemimpin adalah bertanggung jawab untuk menggerakkan seluruh sumber daya
sekolah, mengontrol segala aktifitas guru dan staf, meneliti persoalan-persoalan yang ada di lingkungan sekolah sehingga melahirkan etos kerja dan pada akhirnya
meningkatkan kinerja para guru dan staf. Seorang kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk menggerakkan seluruh sumber daya sekolah termasuk guru.
8 Dari sinilah dapat dilihat kepala sekolah memiliki wewenang untuk dapat
memberdayakan sumber daya termasuk guru agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik yang sesuai dan sesuai dengan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Kepala sekolah juga harus melakukan penilaian terhadap kinerja masing- masing guru baik secara individu maupun secara keseluruhan agar mampu
mengukur seberapa baikkah guru tersebut dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dari penilaian tersebut dapat dianalis penyebab apabila
kinerja guru kurang baik. Sehingga, kepala sekolah dapat mengambil tindakan dengan berbagai upaya agar kinerja guru menjadi lebih baik.
Melihat dari masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SMP
Negeri di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta SMP N 1 Yogyakarta, SMP N 5 Yogyakarta dan SMP N 8 Yogyakarta.