berkaitan dengan kepentingan untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota”. Usaha koperasi terutama diarahkan pada
bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraanya. Pengelolaan
usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif dan efisien dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan
pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota dengan tetap mempertimbangkan
untuk memperoleh sisa hasil usaha yang wajar UU No.25 Tahun
1992. Efektivitas menyangkut kebenaran dalam melakukan suatu proses. Hal yang penting adalah keberhasilan organisasi dari tinjauan
efektivitas organisasi harus dilihat dari segi produktivitas, moral dan kepuasan anggota Ginting, 2007: 23.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keberhasilan koperasi merupakan ketercapaian koperasi dalam melaksanakan
kegiatan berbisnis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat pada umumnya.
b. Indikator Keberhasilan Koperasi
Menurut Ester 2011: 32 mengenai keberhasilan koperasi adalah sebagai berikut:
“Keberhasilan yang dicapai koperasi tidak semata-mata diukur dengan tingkat efisiensi koperasi sebagai perusahaan ataupun
keuntungan yang didapat, melainkan diukur dengan seberapa efisien koperasi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan
anggota dan masyarakat, serta dapat menimbukan dampak yang baik untuk lingkungan. Adapun syarat-syarat agar
koperasi dapat mencapai keberhasilan, yaitu: a berusaha dengan efisien dan produktif, b efisien dan efektif bagi para
anggota, c memberikan saldo bagi setiap anggota dalam jangka panjang, d menghindari terjadi situasi, dimana
kemanfaatan dari usaha bersama merupakan barang milik umum”.
Pendapat lainnya dikemukakan oleh Hanson dalam Sri Widodo, 2008: 7 mengenai indikator dari keberhasilan usaha antara
lain: 1 Tingkat manfaat pelayanan yang diberikan koperasi
2 Tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan koperasi 3 Tingkat pengambilan keputusan
4 Tingkat inovasi 5 Tingkat penerimaan masyarakat
Sementara menurut Hanel dalam Yuliani, 2007: 17, bahwa
untuk mengukur koperasi ada tiga jenis efisiensi yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan,yaitu sebagai berikut:
1 Efisiensi pengelolaan usaha adalah sejauh mana koperasi dikelola secara efisien dalam rangka mencapai tujuan
sebagai suatu badan mandiri. 2 Efisiensi pembangunan adalah penilaian atas dampak-
dampak secara langsung atau tidak langsung yang timbul oleh koperasi sebagai kontribusi koperasi terhadap
pencapaian tujuan pembangunan.
3 Efisiensi yang berorientasi pada kepentingan para anggota adalah suatu tingkat dimana melalui berbagai kegiatan
pelayanan yang bersifat menunjang kegiatan usaha koperasi, kepentingan anggota dan tujuan bersama para
anggotanya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan koperasi diukur berdasarkan tingkat efisiensi baik dalam
pengelolaan usaha, pembangunan dan berorientasi pada kepentingan anggotanya.