Tinjauan terhadap Karakateristik Siswa Sekolah Menengah Pertama

41 Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan uraian di atas bahwa karakteristik mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial pokok bahasan penyimpangan sosial merupakan bagian dari pendidikan dalam mengajarkan siswa khususnya siswa SMP sehingga menjadi generasi muda yang cerdas dan berprestasi. Kesiapan siswa ketika dewasa mereka akan terjun di masyarakat sebagai anggota masyarakat tentu perlu disiapkan. Materi penyimpangan sosial membahas tentang berbagai kejadian di masyarakat yang dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk mewujudkan generasi muda yang baik dan bermoral tinggi.

E. Tinjauan terhadap Karakateristik Siswa Sekolah Menengah Pertama

Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan golongan anak yang mulai memasuki pubertas dan memiliki nalar yang berkembang ke arah dewasa. Sebagaimana menurut teori belajar yang dikemukan oleh Piaget bahwa anak dalam usia sebelas tahun saat pubertas dan terus berlanjut sampai dewasa bahwa karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Tahapan ini seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya, menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai 42 seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit. Tahapan-tahapan di atas memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur. 2. Universal tidak terkait budaya. 3. Bisa digeneralisasi yakni representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan. 4. Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis. 5. Urutan tahapan bersifat hirarkis setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi. 6. Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif. Maka dapat disimpulkan bahwa secara normal karakteristik siswa SMPMTS sudah mulai mempunyai kemampuan berpikir yang logis dan mampu menarik kesimpulan dari informasi yang diterimanya. Dalam hal ini hubungannya dalam pembuatan multimedia pembelajaran interaktif agar sesuai dengan karakteristik siswa tentunya peneliti juga mempertimbangkan berbagai hal termasuk bagaimana hasil observasi. Dalam teori yang dikemukan oleh Piaget bahwa “beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap 43 menggunakan penalaran dari tahap operasional konk rit”. Permasalahan belajar pada tiap siswa tentunya berbeda tentang bagaimana karakteristiknya. Peneliti mengacu pada teori di atas sehingga dengan mengetahui karakteristik sebagaimana yang telah diungkapkan dan dari hasil observasi ke MTSN Sumbergiri Ponjong Gunungkidul ini tentunya peneliti berusaha mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif yang menarik dan layak untuk kegiatan belajar siswa.

F. Multimedia Pembelajaran Interaktif dalam Pembelajaran IPS