Kesimpulan KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

88 penelitian ini yakni, tuturan langsung literal, tuturan tidak langsung literal, tuturan langsung tidak literal. 2 terdapat enam fungsi tuturan direktif, namun terdapat lima fungsi tuturan yang muncul dalam penelitian ini yakni, fungsi meminta, fungsi untuk bertanya, fungsi memerintah, fungsi melarang, dan fungsi menasihati. Hasil penelitian tentang tuturan direktif ini dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Jerman di sekolah. Pembelajaran tentang tuturan direktif, diharapkan mampu menambah pengetahuan peserta didik tentang bagaimana memahami dan menyampaikan suatu tuturan direktif sesuai dengan bentuk, makna dan konteksnya. Pembelajaran tentang tuturan direktif dapat membantu peserta didik dalam keterampilan berbicara dan menulis. Misalnya ketika guru menjelaskan tentang fungsi tuturan direktif untuk meminta, maka dapat dipadukan dengan beberapa contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti pada contoh kalimat Könnten Sie mir das wiederholen? Atau kalimat Wiederholen Sie bitte. Kedua kalimat tersebut merupakan kalimat yang berfungsi untuk meminta tetapi dengan menggunakan modus kalimat yang berbeda. Kalimat pertama menggunakan modus Konjunktiv II dan kalimat kedua bermodus Imperativ. Penerapan pembelajaran tuturan direktif di sekolah dapat dilaksanakan dengan tahap-tahap berikut. 1 pengajar memperkenalkan dan menjelaskan bentuk dan fungsi tuturan direktif kepada peserta didik. Terdapat empat bentuk tuturan direktif yakni tuturan langsung literal, tuturan tidak langsung literal, tuturan langsung tidak literal dan tuturan tidak langsung tidak literal. Terdapat eman fungsi tuturan direktif yaitu fungsi permintaan atau permohonan, fungsi 89 untuk bertanya, untuk memerintah, untuk melarang, untuk memberi izin atau mengizinkan dan fungsi untuk menasihati. 2 pengajar memberikan penjelasan dengan memberikan beberapa contoh bentuk dan fungsi tuturan direktif yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan memperhatikan konteks atau situasi tuturan.

C. Saran

1. Bagi mahasiswa, khususnya pembelajar bahasa Jerman agar lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu pragmatik, terutama kajian tentang tuturan direktif dalam karya sastra seperti drama, novel dan lain sebagainya. Selain itu dapat digunakan dalam komunikasi sehari-hari sehingga mampu menangkap dan memahami suatu pesan atau tuturan dengan mudah sesuai dengan konteks atau situasinya. 2. Bagi calon peneliti lain, agar lebih mendalami dan menyempurnakan penelitian tentang tuturan direktif agar memperoleh banyak pengetahuan tentang tuturan direktif. Penelitian tuturan direktif dalam drama ini juga diharapkan memberikan motivasi bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian tentang tuturan direktif secara lebih luas dan mendalam sehingga memberikan dampak yang baik bagi pembelajaran linguistik mahasiswa pendidikan bahasa Jerman.