Bentuk Tuturan Deskripsi Teoretik 1. Pragmatik

19 Tuturan 4 adalah tuturan tidak langsung literal. Setting tuturan ini terjadi di sebuah kedai atau warung kopi. Penutur yakni pembeli meminta pemilik warung untuk membawakan gula pasir kepadanya. Tuturan ini menggunakan kalimat tanya untuk menyampaikan tuturan permintaan. Modus kalimat tidak sesuai dengan maksud pengutarannya tetapi makna kata yang menyusunnya sesuai dengan apa yang menjadi maksud penutur. c. Tuturan Langsung Tidak Literal direkte nichtwörtliche Strategie Tuturan langsung tidak literal adalah tuturan yang disampaikan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan, tetapi kata-kata yang menyusunya tidak memiliki makna yang sama dengan maksud penuturnya. Maksud memerintah diungkapkan dengan kalimat perintah, dan maksud menginformasikan dengan kalimat berita. Perhatikan contoh berikut. 5 Hab doch Geduld PONSJoachim, 2011: 99. Sabarlah kamu Apabila tuturan ini diucapkan oleh seorang anak yang telah lama menunggu temannya bermain atau berdandan maka dapat dikatakan tuturan ini merupakan tuturan langsung tidak literal. Sebenarnya penutur sudah tidak sabar menunggu. Dalam tuturan ini modus kalimat sesuai dengan maksud tuturan tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan penuturnya. 20 d. Tuturan Tidak Langsung Tidak Literal indirekte nichtwörtliche Strategie Tuturan tidak langsung tidak literal merupakan tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan. Berikut contohnya: 6 Läuft doch schneller PONSJoachim, 2011: 98. Kalian lebih cepat lagi larinya Konteks tuturan 6 yaitu kejadian pada sore hari ketika penutur bersama mitra tutur atau teman-temannya sedang lari sore bersama. Maksud dari tuturan di atas yakni agar teman-temanya dapat berlari lebih pelan lagi karena mungkin penutur merasa tidak dapat menyesuaikan tempo larinya dengan teman-temannya. Tuturan ini merupakan tuturan tidak langsung tidak literal karena modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak disampaikan.

5. Tuturan Direktif

Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang disampaikan penutur dengan maksud mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan maksud dari tuturan tersebut. Hal ini sepadan dengan pendapat Rustono 1999: 27 yang mengatakan bahwa tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang dimaksudkan agar mitra tutur melakukan tindakan yang disampaikan dari tuturan tersebut. Searle via Meibauer, 2007: 238 mengatakan mit einem Direktiv versucht der Sprecher, den Adressaten dazu zu bekommen, etwas zu tun, yang berarti dengan tuturan direktif, penutur berusaha mendorong mitra tutur untuk melakukan sesuatu. 21 Tindak tutur direktif bermaksud untuk menghasilkan suatu daya pengaruh berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur atau mitra tutur. Tindakan tersebut seperti memesan, memerintah, menasihati, melarang dan sebagainya. Secara umum tuturan direktif dapat diklasifikasikan menjadi tuturan direktif melarang dan tuturan direktif memerintah. Ibrahim 1993: 27 menjelaskan bahwa tuturan direktif mengekspresikan sikap penutur pada tindakan yang akan dilakukan mitra tutur sehingga tuturan dapat berbentuk konstantif dan juga tuturan direktif dapat mengekspresikan tujuan penutur keinginan, harapan sehingga tuturan tersebut dijadikan alasan untuk bertindak oleh mitra tutur. Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tuturan direktif merupakan tuturan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur untuk mempengaruhi mitra tutur melakukan apa yang menjadi maksud penutur. Tindak tutur ini mempunyai daya pengaruh yang besar kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan terhadap tuturan yang disampaikan. Tindakan tersebut antara lain memesan, memerintah, meminta dan sebagainya.

6. Fungsi Tuturan Direktif

Tuturan direktif merupakan tuturan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan apa yang dimaksud dalam tuturan tersebut. Dengan demikian tuturan direktif juga mempunyai beberapa fungsi tuturan. Searle via Hindenlang, 2010: 44 dan Meibauer, 2008: 95 menyebutkan fungsi tuturan direktif seperti memohon atau meminta bitten, memerintahkan 22 befehlen, menasihati Ratschlag geben, melarang verbieten, bertanya fragen, mengizinkanpemberian ijin erlauben. a. Fungsi Tuturan meminta Fungsi tuturan meminta bitten menunjukan permintaan atau permohonan penutur kepada mitra tutur agar mitra tutur melakukan suatu perbuatan. Tindak ini secara tidak langsung mengharapkan mitra tutur melakukan apa yang menjadi keinginan penutur. Fungsi tuturan meminta dapat meliputi meminta, mengemis, menekan, mengundang, mendoa, mengajak, mendorong. Perhatikan contoh berikut. 7 Du kannst bitte das Fenster schlieβen Pelz, 2002: 250. Kamu dapat menutup jendela itu. Tuturan 7 merupakan tuturan direktif yang berfungsi meminta atau mengajak. Apabila tuturan ini terjadi di dalam ruang kelas maka pertuturan yang terjadi adalah antara guru dan siswa yang ada di dalam kelas. Guru meminta siswanya untuk menutup jendela karena mungkin angin yang terlalu kencang atau sedang hujan. b. Fungsi Tuturan untuk memerintah Fungsi tuturan memerintah befehlen mengandung pengertian bahwa dalam mengucapkan tuturan penutur menghendaki mitra tutur untuk melakukan suatu perbuatan. Dalam mengucapkan tuturan, penutur merasa memiliki suatu alasan yang kuat dalam tuturannya sehingga mitra tutur terpengaruh untuk melakukannya. Fungsi tuturan ini antara lain memerintah, menghendaki,